Tentara Lebanon Tembaki Pesawat Tanpa Awak Israel
A
A
A
BEIRUT - Sumber-sumber militer dan media pemerintah Libanon melaporkan tentara negara itu menembaki sebuah pesawat tanpa awak (drone) Israel di Libanon selatan pada Rabu waktu setempat. Ini adalah sebuah insiden langka di tengah meningkatnya ketegangan di antara dua negara bertetangga itu.
"Posisi tentara Libanon di distrik Al-Adeesa di Libanon selatan melihat sebuah pesawat tak berawak dan mereka menembakinya, dan (drone) itu kembali ke wilayah yang diduduki (Israel)," kata sumber militer kepada AFP, merujuk pada Israel, seperti dilansir dari France24, Kamis (29/8/2019).
"Tembakan datang dalam konteks instruksi sebelumnya bahwa setiap gerakan Israel di dalam wilayah Libanon harus segera ditembaki," kata sumber itu lagi.
Semetara Kantor Berita Nasional mengatakan tentara Libanon melepaskan tembakan ke pesawat tanpa awak setelah pelanggaran wilayah udara Libanon.
Libanon pada hari Selasa menekankan haknya untuk mempertahankan negara dengan cara apa pun setelah serangan pesawat tak berawak Israel menghantam benteng gerakan Hizbullah di Beirut.
Menurut Hizbullah, yang didukung Iran, serangan sebelum fajar pada hari Minggu di selatan Ibu Kota Lebanon itu melibatkan dua pesawat tak berawak. Salah satu drone itu meledak dan yang lainnya jatuh karena kegagalan teknis. (Baca juga: Hizbullah: Drone Israel Jatuh di Pinggiran Beirut, Drone Kedua Meledak )
Ledakan itu menyebabkan kerusakan pada pusat media yang dijalankan oleh gerakan Syiah tersebut, kata seorang juru bicara.
Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa memperingatkan Libanon, kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dan kepala pasukan elit Iran Quds untuk berhati-hati.
Netanyahu bahkan menyurut Nasrallah untuk "tenang" setelah pidato yang disiarkan televisi pada Minggu malam lalu memperingatkan aksi balasan atas insiden drone di Beirut. (Baca juga: Ini Respon Netanyahu Soal Ancaman Hizbullah )
Serangan yang dituduhkan terjadi pada Minggu lalu itu terjadi sehari setelah Israel melancarkan serangan di negara tetangga Suriah untuk mencegah apa yang dikatakannya sebagai serangan pesawat tak berawak Iran yang akan datang ke negara Yahudi itu. (Baca juga: Cegah Serangan Drone Pembunuh Iran, Israel Gempur Wilayah Suriah )
Nasrallah pada hari Minggu mengatakan dua pejuang Hizbullah termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu.
Israel dan Hizbullah telah berperang beberapa kali, yang terakhir pada tahun 2006.
Hizbullah, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat, adalah aktor politik utama di Lebanon dan pendukung utama pemerintah di Suriah yang dilanda perang.
"Posisi tentara Libanon di distrik Al-Adeesa di Libanon selatan melihat sebuah pesawat tak berawak dan mereka menembakinya, dan (drone) itu kembali ke wilayah yang diduduki (Israel)," kata sumber militer kepada AFP, merujuk pada Israel, seperti dilansir dari France24, Kamis (29/8/2019).
"Tembakan datang dalam konteks instruksi sebelumnya bahwa setiap gerakan Israel di dalam wilayah Libanon harus segera ditembaki," kata sumber itu lagi.
Semetara Kantor Berita Nasional mengatakan tentara Libanon melepaskan tembakan ke pesawat tanpa awak setelah pelanggaran wilayah udara Libanon.
Libanon pada hari Selasa menekankan haknya untuk mempertahankan negara dengan cara apa pun setelah serangan pesawat tak berawak Israel menghantam benteng gerakan Hizbullah di Beirut.
Menurut Hizbullah, yang didukung Iran, serangan sebelum fajar pada hari Minggu di selatan Ibu Kota Lebanon itu melibatkan dua pesawat tak berawak. Salah satu drone itu meledak dan yang lainnya jatuh karena kegagalan teknis. (Baca juga: Hizbullah: Drone Israel Jatuh di Pinggiran Beirut, Drone Kedua Meledak )
Ledakan itu menyebabkan kerusakan pada pusat media yang dijalankan oleh gerakan Syiah tersebut, kata seorang juru bicara.
Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa memperingatkan Libanon, kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dan kepala pasukan elit Iran Quds untuk berhati-hati.
Netanyahu bahkan menyurut Nasrallah untuk "tenang" setelah pidato yang disiarkan televisi pada Minggu malam lalu memperingatkan aksi balasan atas insiden drone di Beirut. (Baca juga: Ini Respon Netanyahu Soal Ancaman Hizbullah )
Serangan yang dituduhkan terjadi pada Minggu lalu itu terjadi sehari setelah Israel melancarkan serangan di negara tetangga Suriah untuk mencegah apa yang dikatakannya sebagai serangan pesawat tak berawak Iran yang akan datang ke negara Yahudi itu. (Baca juga: Cegah Serangan Drone Pembunuh Iran, Israel Gempur Wilayah Suriah )
Nasrallah pada hari Minggu mengatakan dua pejuang Hizbullah termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu.
Israel dan Hizbullah telah berperang beberapa kali, yang terakhir pada tahun 2006.
Hizbullah, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat, adalah aktor politik utama di Lebanon dan pendukung utama pemerintah di Suriah yang dilanda perang.
(ian)