Sri Lanka Akhiri Masa Keadaan Darurat

Jum'at, 23 Agustus 2019 - 18:23 WIB
Sri Lanka Akhiri Masa...
Sri Lanka Akhiri Masa Keadaan Darurat
A A A
KOLOMBO - Sri Lanka mengakhiri keadaan darurat selama empat bulan yang dinyatakan pasca serangan bom bunuh diri saat Paskah oleh para ekstrimis. Serangan tersebut menewaskan 285 orang

Presiden Maithripala Sirisena telah memperpanjang keadaan darurat pada tanggal 22 setiap bulannya sejak serangan 21 April lalu di tiga hotel dan tiga gereja. Namun, kantornya mengkonfirmasi bahwa Sirisena belum memperpanjangnya untuk bulan ini dan dengan demikian memungkinkan keadaan darurat berakhir pada hari Kamis.

"Presiden tidak mengeluarkan pengumunan baru yang memperpanjang keadaan darurat pada periode selanjutnya," kata sumber resmi seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (23/8/2019).

Media resmi pemerintah juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada pemberitahuan untuk memberlakukan kembali keadaan darurat, yang memberi kekuatan besar kepada polisi dan pasukan keamanan untuk menangkap serta menahan tersangka dalam waktu yang lama.

Pemerintah Sri Lanka menggunakan keadaan darurat untuk memperketat keamanan di seluruh negeri. Keadaan itu juga digunakan untuk memburu anggota kelompok ekstremis lokal yang bertanggung jawab atas serangan bom Paskah dan bersumpah setia kepada kelompok Negara Islam (ISIS).

Polisi Sri Lanka mengatakan bahwa semua pihak yang secara langsung bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri telah terbunuh atau ditangkap.

Minggu ini Menteri Pariwisata John Amaratunga mengatakan dia telah meminta presiden untuk melonggarkan hukum kejam guna memberi sinyal kepada para wisatawan asing bahwa situasi di negara itu kembali normal.

Parlemen Sri Lanka saat ini sedang menyelidiki penyimpangan keamanan yang menyebabkan serangan Paskah meskipun ada peringatan intelijen.

Sirisena sendiri dituduh gagal menindaklanjuti informasi intelijen India bahwa para ekstrimis akan menyerang gereja-gereja Kristen dan sasaran-sasaran lain di Sri Lanka.

Penyelidikan publik parlemen telah menyatakan Sirisena - yang juga Menteri Pertahanan serta Menteri Hukum dan Ketertiban - gagal untuk mengikuti protokol keamanan nasional yang tepat.

Negara berpenduduk mayoritas beragama Buddha yang berpenduduk 21 juta orang itu akan menandai satu dasawarsa sejak berakhirnya perang separatis Tamil yang berlangsung selama 37 tahun ketika para ekstrimis melakukan aksinya.
(ian)
Berita Terkait
Sri Lanka Mencekam,...
Sri Lanka Mencekam, Lautan Demonstran Serbu Kantor Perdana Menteri Sri Lanka
Ranil Wickremesinghe...
Ranil Wickremesinghe Duduki Kursi Presiden Sri Lanka yang Baru
Rumahnya Diserbu Ratusan...
Rumahnya Diserbu Ratusan Ribu Pendemo yang Marah, Presiden Sri Lanka Kabur
Pengunjuk Rasa Bobol...
Pengunjuk Rasa Bobol Istana Presiden dan PM Sri Lanka
Ranil Wickeremesinghe...
Ranil Wickeremesinghe Terpilih menjadi Presiden Sri Lanka
Delapan WNA Asal Sri...
Delapan WNA Asal Sri Lanka di Makassar Dipulangkan
Berita Terkini
BREAKING NEWS! Pakistan...
BREAKING NEWS! Pakistan Balas Serangan India, Luncurkan Operasi Bunyan Marsoos
6 menit yang lalu
Hamas Berharap Paus...
Hamas Berharap Paus Leo XIV Perkuat Dukungan pada Mereka yang Tertindas
31 menit yang lalu
Pagar Baru Israel Ubah...
Pagar Baru Israel Ubah Kota Palestina Jadi Penjara Terbuka
1 jam yang lalu
Turki Dukung Pakistan,...
Turki Dukung Pakistan, Israel Dukung India, Negara-negara Teluk Ingin Mediasi
2 jam yang lalu
Israel Jatuhkan 100.000...
Israel Jatuhkan 100.000 Ton Bom di Gaza, Hapus 2.200 Keluarga
8 jam yang lalu
Yordania Raup Untung...
Yordania Raup Untung hingga Rp6,6 Miliar Per Bantuan Udara untuk Gaza
11 jam yang lalu
Infografis
Akhiri Perang Ukraina,...
Akhiri Perang Ukraina, Trump Akan Akui Crimea Milik Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved