Suriah: AS dan Turki Harus Angkat Kaki dari Negara Kami
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari meminta Amerika Serikat (AS) dan Turki untuk angkat kaki dari negaranya. Dia menegaskan, kedua negara itu harus mengakhiri apa yang dia sebut aktivitas militer ilegal di Suriah dan mengakhiri kejahatan terhadap warga sipil.
Berbicara di sesi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tentang perdamaian Timur Tengah dan tantangan keamanan di New York, Jaafari mendesak Washington dan Ankara untuk menghormati prinsip Piagam PBB tentang tidak campur tangan dalam urusan internal negara lain dan menahan diri dari menggunakan kekuatan melawan mereka.
"AS dan sekutunya, termasuk pasukan pendudukan Turki, harus berkewajiban untuk mengakhiri kehadiran militer ilegal mereka di wilayah Suriah dan untuk menghentikan praktik agresif mereka dalam mendukung terorisme dan kejahatan mereka terhadap Suriah, instalasi sipil dan infrastruktur," katanya, seperti dilansir PressTV pada Rabu (21/8).
Dia juga mengkritik Turki karena mengirim konvoi militer yang membawa amunisi ke Provinsi Idlib untuk mendukung gerilyawan yang bersembunyi di wilayah yang diperangi.
Jaafari lebih lanjut menyoroti perlunya badan dunia untuk tetap fokus pada akar penyebab sebenarnya dari konflik Timur Tengah, termasuk pendudukan, tindakan agresi dan intervensi destruktif dalam urusan dalam negeri negara, seperti yang bertujuan menggulingkan pemerintah dengan paksa, berinvestasi dalam terorisme dan mengarang krisis.
"Keberhasilan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan ini membutuhkan penegakan prinsip-prinsip hukum internasional dan ketentuan Piagam PBB dan menghentikan upaya untuk mengubah dan memanipulasi ketentuannya," ungkapnya.
Berbicara di sesi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tentang perdamaian Timur Tengah dan tantangan keamanan di New York, Jaafari mendesak Washington dan Ankara untuk menghormati prinsip Piagam PBB tentang tidak campur tangan dalam urusan internal negara lain dan menahan diri dari menggunakan kekuatan melawan mereka.
"AS dan sekutunya, termasuk pasukan pendudukan Turki, harus berkewajiban untuk mengakhiri kehadiran militer ilegal mereka di wilayah Suriah dan untuk menghentikan praktik agresif mereka dalam mendukung terorisme dan kejahatan mereka terhadap Suriah, instalasi sipil dan infrastruktur," katanya, seperti dilansir PressTV pada Rabu (21/8).
Dia juga mengkritik Turki karena mengirim konvoi militer yang membawa amunisi ke Provinsi Idlib untuk mendukung gerilyawan yang bersembunyi di wilayah yang diperangi.
Jaafari lebih lanjut menyoroti perlunya badan dunia untuk tetap fokus pada akar penyebab sebenarnya dari konflik Timur Tengah, termasuk pendudukan, tindakan agresi dan intervensi destruktif dalam urusan dalam negeri negara, seperti yang bertujuan menggulingkan pemerintah dengan paksa, berinvestasi dalam terorisme dan mengarang krisis.
"Keberhasilan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan ini membutuhkan penegakan prinsip-prinsip hukum internasional dan ketentuan Piagam PBB dan menghentikan upaya untuk mengubah dan memanipulasi ketentuannya," ungkapnya.
(esn)