Pasca Ledakan Roket, Putin: Tak Ada Risiko Peningkatan Radiasi
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, bahwa tidak ada risiko peningkatan tingkat radiasi setelah ledakan di sebuah situs militer di Rusia utara 8 Agustus lalu. Insiden itu sendiri menewaskan sedikitnya lima orang.
Berbicara bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron menjelang pembicaraan bilateral, Senin (19/8), Putin mengatakan bahwa semua yang terluka dan terbunuh dalam ledakan itu akan menerima penghargaan negara.
“Semua tindakan keamanan yang diperlukan telah diambil dan tidak ada risiko radiasi,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Badan nuklir negara Rusia sebelumnya mengatakan, lima stafnya tewas dan tiga lainnya cedera dalam ledakan yang melibatkan "sumber daya isotop" yang terjadi selama uji coba roket di platform laut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, ledakan itu terjadi di area jarak tembak militer di wilayah Arkhangelsk barat laut, yang menyebabkan kebakaran. Menurut kantor berita TASS yang mengutip juru bicara berwenang kota setempat, ada peningkatan radiasi di Severodvinsk setelah ledakan mesin roket tersebut.
Berbicara bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron menjelang pembicaraan bilateral, Senin (19/8), Putin mengatakan bahwa semua yang terluka dan terbunuh dalam ledakan itu akan menerima penghargaan negara.
“Semua tindakan keamanan yang diperlukan telah diambil dan tidak ada risiko radiasi,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Badan nuklir negara Rusia sebelumnya mengatakan, lima stafnya tewas dan tiga lainnya cedera dalam ledakan yang melibatkan "sumber daya isotop" yang terjadi selama uji coba roket di platform laut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, ledakan itu terjadi di area jarak tembak militer di wilayah Arkhangelsk barat laut, yang menyebabkan kebakaran. Menurut kantor berita TASS yang mengutip juru bicara berwenang kota setempat, ada peningkatan radiasi di Severodvinsk setelah ledakan mesin roket tersebut.
(esn)