Puluhan Ribu Demonstran Kuasai Jalanan, Hongkong Lumpuh

Selasa, 06 Agustus 2019 - 14:18 WIB
Puluhan Ribu Demonstran...
Puluhan Ribu Demonstran Kuasai Jalanan, Hongkong Lumpuh
A A A
HONG KONG - Polisi Hong Kong masih berjibaku menghadapi para demonstran damai yang menyebabkan pusat keuangan Asia itu lumpuh. Tembakan gas air mata dan penangkapan pun dilakukan aparat keamanan menyebabkan ketegangan dengan para demonstran semakin meninggi. Transportasi di Hong Kong pun lumpuh dan menyebabkan kota tersebut seperti kota yang menghadapi kerusuhan berskala besar. Hanya beberapa layanan kereta dan bus yang beroperasi kembali.

Puluhan ribu demonstran masih menguasai beberapa jalanan dan distrik di Hong Kong. Berbicara kepada media untuk pertama kalinya dalam dua pekan terakhir, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memperingatkan para demonstran bahwa aksi mereka hanya akan membuat kota mereka dalam ”situasi sangat berbahaya” dan merepresentasikan tantangan bagi kedaulatan China.

Selama ini Lam merupakan pemimpin pro-China yang ditolak sebagian besar para demonstran yang datang dari kaum muda. Lam sendiri tetap bersikukuh kalau dirinya tidak akan mengundurkan diri seperti tuntutan para demonstran. Dia menegaskan, pemerintah menyatakan siap menjaga keamanan dan menegakkan hukum.

Dia juga memperingatkan agar demonstran tidak menempatkan bekas koloni Inggris itu mengalami kehancuran ekonomi. ”Mereka (demonstran) mengklaim ingin melakukan revolusi dan merestorasi Hong Kong. Tindakan itu hanya terlalu jauh melebih tuntutan politik aslinya,” kata Lam didampingi para pejabat senior pemerintahannya dilansir Reuters .

”Tindakan ilegal itu mengancam kedaulatan negara kita dan merusakan 'satu negara dua sistem', akan menghancurkan stabilitas dan kesejahteraan Hong Kong,” tuturnya. Demonstrasi itu menjadi tantangan politik terbesar bagi pemerintahan Hong Kong sejak bekas jajahan Inggris itu dikembalikan ke China. Itu juga menjadi ancaman paling populer bagi pemerintahan China Xi Jingping sejak dia berkuasa pada 2012.

Beberapa demonstran menuding Lam berusaha memperkeruh krisis dengan mengabaikan sentimen publik. Para pengunjuk rasa juga berjanji akan melanjutkan gerakan mereka. ”Sungguh membuang waktu mendengarkan pidatonya (Lam),” kata Jay Leung, 20, seorang mahasiswa.

”Saya tidak berpikir pemerintah akan melakukan upaya menyembuhkan masyarakat. Mereka tidak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan politik yang disebabkan mereka sendiri,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Russell, 38, warga Hong Kong yang bekerja di sektor industri. ”Tidak ada hal positif dika takan Lam,” katanya.

Dia mengungkapkan apa yang diucapkan Lam justru memperburuk keadaan. Sementara itu, para demonstran juga mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari aparat kepolisian seperti serangan merica bubur di distrik Wong Tai Sin. Polisi juga menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa di distrik Tin Shui Wai dan menyebabkan ketegangan memanas.

Hong Kong diguncang demonstrasi selama beberapa bulan terakhir setelah adanya perlawanan terhadap rencana undang-undang ekstradisi yang mengizinkan tersangka dikirim ke China untuk diadili. Sejak mendapatkan perlawanan luas, Pemerintah Hong Kong membatalkan hal tersebut. Melansir South China Morning Post, polisi menangkap 82 demonstran dalam aksi demonstrasi di distrik Tin Shui Wai yang menyebabkan kekacauan dan kekisruhan di Hong Kong. Para demonstran juga memblokade jalanan utama Hong Kong, seperti Harcourt, Nathan, dan Lung Cheung, serta polisi berusaha membuka blokade jalan tersebut.

David Dodwell, peneliti tentang Hong Kong mengungkapkan, ketidakhadiran Carrie Lam selama dua pekan terakhir menunjukkan kesan bahwa dia adalah boneka dari pemerintahan China. Lam dianggap gagal menunjukkan dirinya sebagai pemimpin warga Hong Kong dan menjauhkan pemerintah dari komunitas. ”Kini semuanya (Pemerintah Hong Kong) mengetahui mereka hanya boneka,” katanya. Se harusnya, kata dia, pemimpin harus mendengarkan apa yang diinginkan rakyatnya. Sentimen anti-Lam juga membuat banyak orang kini ikut ambil bagian dalam demonstrasi.

Aparat pegawai negeri sipil yang diminta netral pun pada umumnya memilih turun ke jalanan. Guru, pengacara, dan kelompok agama juga memilih bergabung di jalanan. Laporan terbaru, 14.000 orang dari 20 organisasi menyatakan akan ikut mogok massal dan bergabung dengan aksi demonstrasi massal.

Transportasi Tak Beroperasi


Sementara itu, sebagian warga Hong Kong juga tidak bisa mengakses kereta komuter yang diboikot para aktivis. Para pengunjuk rasa memblokade kereta agar tidak bisa meninggalkan stasiun. Mereka duduk di pintu masuk kereta sehingga kereta tidak bisa berjalan. Itu menjadi model demonstrasi anti pemerintah terbaru. Kemacetan panjang juga terjadi di pusat bisnis Hong Kong.

Banyak orang pun terjebak di Bandara Hong Kong dengan lebih dari 200 penerbangan dibatalkan. Banyak penerbangan maskapai lokal seperti Cathay Pacific dan Hong Kong Airlines mengalami penundaan. Bandara Hong Kong, salah satu bandara tersibuk dunia, meminta wisatawan untuk mengecek website maskapai dan mencari informasi mengenai pembatalan atau penundaan jadwal pesawat. ”Otoritas bandara meminta penumpang mengecek informasi penerbangan terbaru,” ujar mereka dilansir BBC.

Layanan kereta ekspres bandara untuk sementara juga tidak bisa beroperasi. ”Pemerintah menjadi polisi sebagai kambing hitam dan menciptakan situasi menjadi tidak jelas bagi orang yang tinggal di sini. Ini adalah kenapa kita ikut berdemonstrasi,” kata Mark Schmidt, 49, manajer restoran yang memilih menutup bisnisnya kemarin. Dia mengungkapkan kehilangan banyak uang saat ini tidak masalah dibandingkan kehilangan segalanya, yakni kebebasan yang harus diperjuangkan.

Kemudian pusat perbelanjaan di Sha Tin juga memilih tutup. Beberapa ritel brand ternama, seperti H&M, Chanel, serta Dior pun memilih tidak beroperasi. Apalagi para demonstrasi juga berunjuk rasa di pusat perbelanjaan untuk menyerukan mogok massal.

Banyak toko di distrik Causeway Bay juga tutup karena adanya aksi demonstrasi. Anggota serikat pekerja Disneyland Hong Kong pun ikut menggelar aksi unjuk rasa. Bahkan, petugas penjaga pantai juga ikut berunjuk rasa dan menyebabkan banyak pantai ditutup untuk umum. Sebelumnya demonstran mengepung kantor polisi pada akhir pekan lalu dengan membentuk flas mob-style. Mereka juga membuat grafiti dan memecahkan jendela kantor polisi.

Lebih dari 40 orang ditahan pada aksi itu.Otoritas menyatakan, 420 orang ditangkap sejak aksi yang dilaksanakan 9 Juni lalu. Polisi telah menembakkan 1.000 peluru gas air mata dan 160 peluru karet. Pemerintah menolak memenuhi tuntutan para demonstran, termasuk penarikan RUU ekstradisi secara penuh dan penyelidikan independen terhadap pemerintah dalam penanganan krisis ini.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)