Pembantaian Horor El Paso: Ibu Cantik Tewas demi Selamatkan Bayinya
A
A
A
EL PASO - Jordan Anchondo, 25, seorang ibu cantik menjadi salah satu dari 20 orang yang dibantai dalam penembakan massal di Walmart El Paso , Texas, Amerika Serikat (AS) . Dia rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan bayi laki-lakinya yang baru berusia dua bulan.
Sauminya, Andre Anhondo, juga ikut tewas dalam pembantaian hari Sabtu waktu setempat. Pelaku penembakan, Patrick Crusius, 21, kini berada di dalam tahanan. Tindakannya dinyatakan sebagai aksi teroris domestik.
Adik Jordan Anchondo, Leta Jamrowski, 19, asal El Paso, mengetahui pada Sabtu sore bahwa kakaknya telah ditembak mati di Walmart saat berbelanja untuk peralatan sekolah.
Jamrowski berbicara kepada AP di ruang tunggu di Pusat Medis Universitas El Paso, di mana keponakannya yang berusia dua bulan dirawat karena patah tulang akibat kejatuhan ibunya.
"Dari luka-luka bayi, mereka mengatakan bahwa kemungkinan besar kakak saya berusaha melindunginya," katanya.
"Jadi ketika dia tertembak dia memeganginya dan dia jatuh di atasnya, jadi itu sebabnya dia mematahkan beberapa tulangnya. Jadi dia (bayi) hidup hidup karena ia (Jordan Anchondo) memberikan hidupnya," ujarnya, yang dilansir Senin (5/8/2019).
Liz Terry, bibi Jordan Anchondo, mengatakan kepada CNN bahwa Andre Anchondo, tewas dalam penembakan massal.
Tiga anak mereka—usia lima tahun, dua tahun, dan dua bulan—kini telah kehilangan kedua orang tua mereka.
"Bayi itu masih memiliki darah padanya. Anda memperhatikan hal-hal ini dan melihat hal-hal ini dan Anda tidak pernah berpikir ini akan terjadi pada keluarga Anda. Bagaimana orang tua pergi belanja (peralatan) sekolah dan kemudian mati melindungi bayi mereka dari peluru?," kata Terry.
Pelaku pembantaian telah mem-posting manifesto secara online sebelum beraksi dengan senapan bergaya AK. Pelaku menyebut serangan itu sebagai respons terhadap "invasi Hispanik" ke Texas.
Pelaku menembaki orang-orang di tempat parkir dan di dalam Walmart yang penuh sesak. Dia menyerah setelah diadang oleh petugas polisi di luar toko. Serangan pada Sabtu pagi itu juga menyebabkan 26 orang terluka.
"Kami memperlakukan ini sebagai kasus teroris domestik," kata John Bash, Jaksa AS untuk Distrik Barat Texas, dalam konferensi pers. "Serangan itu tampaknya dirancang untuk mengintimidasi penduduk sipil."
Beberapa jam setelah penembakan El Paso, seorang pria bersenjata juga mengumbar tembakan di bar yang ramai di Ohio. Dia membunuh sembilan orang termasuk adik perempuannya dan pacarnya.
Sauminya, Andre Anhondo, juga ikut tewas dalam pembantaian hari Sabtu waktu setempat. Pelaku penembakan, Patrick Crusius, 21, kini berada di dalam tahanan. Tindakannya dinyatakan sebagai aksi teroris domestik.
Adik Jordan Anchondo, Leta Jamrowski, 19, asal El Paso, mengetahui pada Sabtu sore bahwa kakaknya telah ditembak mati di Walmart saat berbelanja untuk peralatan sekolah.
Jamrowski berbicara kepada AP di ruang tunggu di Pusat Medis Universitas El Paso, di mana keponakannya yang berusia dua bulan dirawat karena patah tulang akibat kejatuhan ibunya.
"Dari luka-luka bayi, mereka mengatakan bahwa kemungkinan besar kakak saya berusaha melindunginya," katanya.
"Jadi ketika dia tertembak dia memeganginya dan dia jatuh di atasnya, jadi itu sebabnya dia mematahkan beberapa tulangnya. Jadi dia (bayi) hidup hidup karena ia (Jordan Anchondo) memberikan hidupnya," ujarnya, yang dilansir Senin (5/8/2019).
Liz Terry, bibi Jordan Anchondo, mengatakan kepada CNN bahwa Andre Anchondo, tewas dalam penembakan massal.
Tiga anak mereka—usia lima tahun, dua tahun, dan dua bulan—kini telah kehilangan kedua orang tua mereka.
"Bayi itu masih memiliki darah padanya. Anda memperhatikan hal-hal ini dan melihat hal-hal ini dan Anda tidak pernah berpikir ini akan terjadi pada keluarga Anda. Bagaimana orang tua pergi belanja (peralatan) sekolah dan kemudian mati melindungi bayi mereka dari peluru?," kata Terry.
Pelaku pembantaian telah mem-posting manifesto secara online sebelum beraksi dengan senapan bergaya AK. Pelaku menyebut serangan itu sebagai respons terhadap "invasi Hispanik" ke Texas.
Pelaku menembaki orang-orang di tempat parkir dan di dalam Walmart yang penuh sesak. Dia menyerah setelah diadang oleh petugas polisi di luar toko. Serangan pada Sabtu pagi itu juga menyebabkan 26 orang terluka.
"Kami memperlakukan ini sebagai kasus teroris domestik," kata John Bash, Jaksa AS untuk Distrik Barat Texas, dalam konferensi pers. "Serangan itu tampaknya dirancang untuk mengintimidasi penduduk sipil."
Beberapa jam setelah penembakan El Paso, seorang pria bersenjata juga mengumbar tembakan di bar yang ramai di Ohio. Dia membunuh sembilan orang termasuk adik perempuannya dan pacarnya.
(mas)