Pendiri Jaringan Kedai Kopi Terbesar di India Ditemukan Tewas

Kamis, 01 Agustus 2019 - 12:20 WIB
Pendiri Jaringan Kedai Kopi Terbesar di India Ditemukan Tewas
Pendiri Jaringan Kedai Kopi Terbesar di India Ditemukan Tewas
A A A
MANGALURU - Otoritas di India Selatan menemukan jasad pemilik jaringan kedai kopi terbesar di India, VG Siddhartha, mengapung di sungai kemarin.

Penemuan ini dua hari setelah dia dikabarkan hilang dan memicu berbagai dugaan tentang kondisinya. Penemuan jasad Siddhartha mengejutkan para investor di perusahaan yang didirikannya, Coffee Day Enterprises Ltd dan membuat harga sahamnya merosot tajam ke level terendah sepanjang masa kemarin.

Coffee Day Enterprises menggelar rapat darurat kemarin dan menunjuk anggota dewan independen SV Ranganath sebagai chairman sementara perusahaan itu. Perusahaan juga membentuk komite yang akan memiliki we wenang chief executive officer(CEO) dan mereka akan melihat peluang untuk Coffee Day Group.

Sepucuk surat yang diduga ditulis oleh Siddhartha dan ditujukan untuk anggota dewan perusahaan serta para pegawai menyatakan bahwa dia menyerah. Surat itu menyebut, mitra ekuitas privat yang mendesaknya untuk membeli kembali saham dan otoritas pajak untuk pelecehan dan berbagai keputusan yang mengakibatkan krisis likuiditas.

Surat Siddhartha juga menyebut berbagai transaksi tersembunyi yang bahkan para auditor dan manajer senior tidak mengetahuinya. Reuters belum dapat mengonfirmasi keaslian surat tersebut yang kini beredar luas di media sosial dan dirilis media lokal.

”Meski keaslian surat itu masih belum dapat diverifikasi, dewan perusahaan menganggap isi surat itu serius dan melakukan investigasi atas masalah itu,” papar pernyataan perusahaan. Saham di Coffee Day menyentuh level terendah selama perdagangan dan turun 20% ke level terendah sepanjang masa, yakni 122,75 rupee kemarin.

Pada Selasa (30/7), saham juga telah turun 20%. ”Saya pikir perusahaan, merek itu, franchise itu memiliki nilai, jika dijual kepada pembeli eksternal. Banyak yang akan bergantung pada apakah dan kapan dewan atau manajemen puncak mengambil langkah untuk menjual bisnis itu atau tidak,” kata Deepak Jasani, wakil presiden di HDFC Securities.

Siddhartha sedang melakukan perjalanan ke Mangaluru, kota pelabuhan sekitar 350 km dari pusat teknologi Bengaluru, India, pada Senin (29/7), saat dia meminta sopirnya agar menunggu di jembatan saat dia pergi keluar mobil untuk berjalan.

Sopir mobilnya kemudian menginformasikan kepada kepolisian saat Siddhartha tidak kembali ke mobil itu. ”Kami temukan jasad sekitar setengah kilometer dari laut,” kata Ritesh DíSouza, 34, nelayan lokal yang membantu mengambil jasad Siddhartha.

Otoritas menolak berkomentar tentang apakah mereka menganggap kematian itu sebagai bunuh diri atau permainan curang. Siddhartha, 59, diakui telah membawa budaya kedai kopi ke India yang warganya terkenal lebih menyukai teh.

Dia juga dipuji sebagai salah satu investor venture capital paling awal di India. Partai-partai oposisi India segera merespons surat yang diduga ditulis Siddhartha. Mereka menuduh pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menakut- nakuti bisnis yang berkembang dengan berbagai taktik kasar.

”Ini contoh terburuk tentang bagaimana persekusi lembaga menghancurkan kisah pertumbuhan India. Berharap pemerintah merenungkan berbagai kebijakan anti-bisnisnya!” tweet politisi oposisi Partai Kongres Milind Deora. Pemerintah India tak segera membalas tuduhan oleh oposisi itu.

Departemen Pajak Pendapatan India mengeluarkan pernyataan pada Selasa (30/7) bahwa Siddhartha gagal menginformasikan beberapa pendapatan dan menyatakan berbagai tindakan otoritas itu normal. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3080 seconds (0.1#10.140)