Teluk Membara, Iran Uji Coba Rudal Balistik Shahab-3
A
A
A
WASHINGTON - Iran dilaporkan melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah pada tengah pekan ini. Uji coba ini dilakukan ditengah ketegangan yang terjadi Teluk dengan Barat.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Iran berhasil menembakkan rudal balistik jarak menengah, Shabab-3, yang terbang lebih dari 600 mil. Rudal tersebut diluncurkan dari bagian selatan negara itu ke daerah di luar Ibu Kota, Teheran, di utara.
"Kami mengetahui laporan tentang proyektil yang diluncurkan dari Iran, dan tidak memiliki komentar lebih lanjut saat ini," kata seorang pejabat senior pemerintah seperti disitir dari Fox News, Jumat (26/7/2019).
Tidak diketahui apakah uji coba pada hari Rabu itu melanggar sanksi terhadap Iran atau tidak. Kesepakatan nuklir 2015 tidak membahas program rudal konvensional Iran.
Ketegangan meningkat di Teluk dalam beberapa waktu terakhir. Pasca serangan terhadap sejumlah kapal tanker, Iran menyita sebuah kapal berbendera Inggris beserta 23 awaknya pekan lalu. Kapal tersebut ditangkap oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Selat Hormuz. Para pejabat Iran mengatakan tindakan itu sebagai pembalasan atas peran Inggris dalam penahanan supertanker Iran di lepas pantai Gibraltar awal bulan ini.
Insiden lain dalam beberapa pekan terakhir telah mengancam keamanan di selat itu, di mana seperlima dari seluruh minyak mentah yang diperdagangkan secara global melaluinya. Yang paling menonjol, pasukan Iran menembak jatuh drone pengintai milik AS di Selat Hormuz bulan lalu, yang diklaim telah melanggar wilayah udaranya.
Panasnya situasi di Teluk dipicu oleh penarikan AS dari kesepakatan nuklir 2015 oleh Presiden Donald Trump. Langkah itu diikuti dengan penjatuhan sanksi terhadap Iran.
AS juga meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah dengan mengirimkan kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln, skuadron bomber B-52, ribuan pasukan dan menyebar rudal Patriot. Itu dilakukan dengan alasan untuk menangkal serangan Iran terhadap fasilitas milik AS dan sekutunya di Timur Tengah.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Iran berhasil menembakkan rudal balistik jarak menengah, Shabab-3, yang terbang lebih dari 600 mil. Rudal tersebut diluncurkan dari bagian selatan negara itu ke daerah di luar Ibu Kota, Teheran, di utara.
"Kami mengetahui laporan tentang proyektil yang diluncurkan dari Iran, dan tidak memiliki komentar lebih lanjut saat ini," kata seorang pejabat senior pemerintah seperti disitir dari Fox News, Jumat (26/7/2019).
Tidak diketahui apakah uji coba pada hari Rabu itu melanggar sanksi terhadap Iran atau tidak. Kesepakatan nuklir 2015 tidak membahas program rudal konvensional Iran.
Ketegangan meningkat di Teluk dalam beberapa waktu terakhir. Pasca serangan terhadap sejumlah kapal tanker, Iran menyita sebuah kapal berbendera Inggris beserta 23 awaknya pekan lalu. Kapal tersebut ditangkap oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Selat Hormuz. Para pejabat Iran mengatakan tindakan itu sebagai pembalasan atas peran Inggris dalam penahanan supertanker Iran di lepas pantai Gibraltar awal bulan ini.
Insiden lain dalam beberapa pekan terakhir telah mengancam keamanan di selat itu, di mana seperlima dari seluruh minyak mentah yang diperdagangkan secara global melaluinya. Yang paling menonjol, pasukan Iran menembak jatuh drone pengintai milik AS di Selat Hormuz bulan lalu, yang diklaim telah melanggar wilayah udaranya.
Panasnya situasi di Teluk dipicu oleh penarikan AS dari kesepakatan nuklir 2015 oleh Presiden Donald Trump. Langkah itu diikuti dengan penjatuhan sanksi terhadap Iran.
AS juga meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah dengan mengirimkan kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln, skuadron bomber B-52, ribuan pasukan dan menyebar rudal Patriot. Itu dilakukan dengan alasan untuk menangkal serangan Iran terhadap fasilitas milik AS dan sekutunya di Timur Tengah.
(ian)