Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan, China Sebut Provokasi
A
A
A
BEIJING - Pejabat pemerintah China mengecam transit kapal perang Amerika Serikat (AS), USS Antietam, pada Rabu melalui Selat Taiwan. Beijing menganggap tindakan Washington tersebut sebagai provokasi karena bertepatan dengan penerbitan laporan buku putih pertahanan nasional baru China yang menentang kemerdekaan Taiwan.
Dari segi waktu tersebut, Beijing merasa AS telah mengirim sinyal untuk menekan China di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Tindakan Washington dianggap akan menghasut para separatis Taiwan, memperburuk situasi keamanan lintas selat dan semakin merusak hubungan China-AS.
"Pihak China telah memantau dari awal hingga akhir perjalanan kapal perang AS melalui Selat Taiwan. Kami telah menyampaikan kekhawatiran kepada pihak AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying pada hari Kamis yang dikutip Global Times, Jumat (26/7/2019).
"Pertanyaan Taiwan adalah yang paling penting dan sensitif dalam hubungan China-AS. Kami mendesak AS untuk mematuhi prinsip satu-China dan tiga komunike bersama China-AS dan secara hati-hati dan tepat menangani masalah-masalah terkait Taiwan untuk menghindari hal-hal negatif yang berdampak pada hubungan China-AS, perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Hua.
USS Antietam—sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga, melakukan transit rutin melewati Selat Taiwan dari Rabu hingga Kamis. Misi kapal itu diumumkan juru bicara Armada Ketujuh Angkatan Laut AS, Clay Doss.
Ini adalah keenam kalinya AS mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan sepanjang tahun ini, dan pengiriman kapal perang USS Antietam bertepatan dengan penerbitan laporan buku putih China sosal doktrin pertahanan nasional terbaru "China's National Defense in the New Era (Pertahanan Nasional China di Era Baru)".
Menurut laporan Global Times, salah satu tujuan pertahanan nasional China adalah menentang kemerdekaan Taiwan.
Beijing menegaskan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan mengalahkan siapa pun yang berusaha memisahkan Taiwan dari China dan menjaga persatuan nasional dengan segala cara.
"Jika ada yang berani mencoba memisahkan Taiwan dari Cina, militer China tidak akan ragu untuk berperang untuk secara tegas melindungi kedaulatan dan integritas teritorial negara ini," imbuh juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian pada konferensi pers.
Dari segi waktu tersebut, Beijing merasa AS telah mengirim sinyal untuk menekan China di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Tindakan Washington dianggap akan menghasut para separatis Taiwan, memperburuk situasi keamanan lintas selat dan semakin merusak hubungan China-AS.
"Pihak China telah memantau dari awal hingga akhir perjalanan kapal perang AS melalui Selat Taiwan. Kami telah menyampaikan kekhawatiran kepada pihak AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying pada hari Kamis yang dikutip Global Times, Jumat (26/7/2019).
"Pertanyaan Taiwan adalah yang paling penting dan sensitif dalam hubungan China-AS. Kami mendesak AS untuk mematuhi prinsip satu-China dan tiga komunike bersama China-AS dan secara hati-hati dan tepat menangani masalah-masalah terkait Taiwan untuk menghindari hal-hal negatif yang berdampak pada hubungan China-AS, perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Hua.
USS Antietam—sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga, melakukan transit rutin melewati Selat Taiwan dari Rabu hingga Kamis. Misi kapal itu diumumkan juru bicara Armada Ketujuh Angkatan Laut AS, Clay Doss.
Ini adalah keenam kalinya AS mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan sepanjang tahun ini, dan pengiriman kapal perang USS Antietam bertepatan dengan penerbitan laporan buku putih China sosal doktrin pertahanan nasional terbaru "China's National Defense in the New Era (Pertahanan Nasional China di Era Baru)".
Menurut laporan Global Times, salah satu tujuan pertahanan nasional China adalah menentang kemerdekaan Taiwan.
Beijing menegaskan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan mengalahkan siapa pun yang berusaha memisahkan Taiwan dari China dan menjaga persatuan nasional dengan segala cara.
"Jika ada yang berani mencoba memisahkan Taiwan dari Cina, militer China tidak akan ragu untuk berperang untuk secara tegas melindungi kedaulatan dan integritas teritorial negara ini," imbuh juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian pada konferensi pers.
(mas)