Ukraina Dilaporkan Tahan Kapal Tanker Rusia
A
A
A
KIEV - Dinas keamanan Ukraina mengatakan, bahwa mereka telah menahan sebuah kapal tanker Rusia di pelabuhan Izmail, Ukraina. Kapal tanker ini ditahan karena terlibat dalam sebuah insiden pada bulan November di Selat Kerch yang menyebabkan Rusia menyita tiga kapal Ukraina.
"Dinas keamanan Ukraina dan kantor kejaksaan militer menahan kapal tanker Rusia, Neyma, yang telah memblokir kapal perang Ukraina di selat Kerch," kata dinas keamanan Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Melansir Reuters pada Kamis (25/7), dinas keamanan mengatakan kapal itu telah memasuki Ukraina dengan nama barunya, Nika Spirit. Hal ini, papar dinas keamanan, dilakukan untuk menutupi jejak mereka.
"Ini dilakukan untuk menutupi keterlibatannya dalam tindakan ilegal, tetapi kapal berhasil diidentifikasi dengan nomor unik Organisasi Maritim Internasional (IMO). Kapal yang disebutkan di atas dianggap sebagai bukti material, (dan) petisi ke pengadilan untuk penahanannya sedang dipersiapkan," ungkapnya.
Di Moskow, anggota parlemen senior Rusia Vladimir Dzhabarov menggambarkan penahanan Ukraina terhadap kapal tanker itu benar-benar ilegal dan mengatakan itu merusak hubungan antara kedua negara.
"Dinas keamanan Ukraina dan kantor kejaksaan militer menahan kapal tanker Rusia, Neyma, yang telah memblokir kapal perang Ukraina di selat Kerch," kata dinas keamanan Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Melansir Reuters pada Kamis (25/7), dinas keamanan mengatakan kapal itu telah memasuki Ukraina dengan nama barunya, Nika Spirit. Hal ini, papar dinas keamanan, dilakukan untuk menutupi jejak mereka.
"Ini dilakukan untuk menutupi keterlibatannya dalam tindakan ilegal, tetapi kapal berhasil diidentifikasi dengan nomor unik Organisasi Maritim Internasional (IMO). Kapal yang disebutkan di atas dianggap sebagai bukti material, (dan) petisi ke pengadilan untuk penahanannya sedang dipersiapkan," ungkapnya.
Di Moskow, anggota parlemen senior Rusia Vladimir Dzhabarov menggambarkan penahanan Ukraina terhadap kapal tanker itu benar-benar ilegal dan mengatakan itu merusak hubungan antara kedua negara.
(esn)