Presiden Amerika Serikat Donald Trump Tolak Mata Uang Libra

Sabtu, 13 Juli 2019 - 07:55 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Tolak Mata Uang Libra
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Tolak Mata Uang Libra
A A A
NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan dirinya buka penggemar mata uang kripto, termasuk mata uang Libra dan Bitcoin. Dia juga menyarankan agar Facebook membutuhkan banking charter jika perusahaan tersebut ingin meluncurkan Libra.

Trump bergabung dengan para pemimpin pemerintahan dan kepala bank sentar termasuk Bank Sentral AS Jerome Powell, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire dan Gubernur Bank Sentral Inggris Mark Carney yang sebelumnya menentang Libra. Trump menegaskan dolas AS merupakan satu-satunya mata uang di AS dan yang nyata.

“Mata uang kripto bukan uang,” tegas Trump dilansir CNBC. Dia juga mengungkapkan aset kripto yang tidak diatur bisa memfasilitas perilaku melawan hukum, termasuk perdagangan narkoba dan aktivitas ilegal lainnya,” paparnya. Trump menegaskan jika Facebook dan perusahaan lain ingin menjadi sebuah bank, mereka harus mencari banking charter baru.

“Mereka juga harus menjadi subjek bagi semua regulasi perbankan,” paparnya. Dia memang melancarkan banyak kritik terhadap mata uang kripto. Dia mempertanyakan bagaimana bitcoin memiliki nilai dan harganya selalu mengalami fluktuasi. “Mata uang kripto bukan uang dan nilainya bergejolak dan berdasarkan udara yang tipis,” papar Trump.

Dia juga menegaskan dolar AS merupakan satu-satunya mata uang nyata di AS. “Sejauh ini, mata uang paling dominan di mana di dunia dan itu akan selalu demikian. Itu adalah dolar AS,” ujar Trump. Pekan depan, pemimpin inisiatif mata uang kripto Facebook, David Marcus, akan memberikan testimony di depan komite Senat tentang rencana peluncuran Libra dan privasi data.

Sebelumnya, lembaga keuangan AS memberikan perhatian terhadap mata uang kripto karena faktor komoditas, keamanan, dan mata uang. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan dia sangat memberikan perhatian serius terhadap apakah uang tersebut digunakan untuk aktivitas yang tersembunyi.

“Fokus utama saya terhadap mata uang kripto, apapun itu baik mata uang digital atau bitcoin atau yang lain, adalah kita ingin menjamin mereka tidak digunakan untuk aktivitas kejahatan,” papar Mnuchin. Dia AS, menurut dia, regulasinya menggungkapkan jika orang menggunakan bitcoin, maka mereka juga adalah subjek dari aturan perbankan.

Sementara itu, Blockchain Association, firma lobi yang mendukung mata uang kripto, justru mendorong Trump agar mendorong teknologi yang bisa menjadi potensi untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi AS. Mereka menyatakan mata uang kripto bisa mengalihkan kekuatan monopoli perusahaan teknologi ke tangan masyarakat banyak. “Jika kamu (Trump) peduli dengan kepemimpinan AS, sebaiknya kamu mendukung kebijakan (mata uang kripto) yang mendorong pertumbuhan industri ini,” demikian keterangan Blockchain Association.

Pernyataan Trump tentang penolakan terhadap mata uang kripto bertepatan dengan pertemuan dengan para provokator media sosial konservatif yang diundang ke Gedung Putih. Mereka bersama dengan Trump menganggap diperlakukan tidak adil oleh perusahaan teknologi raksasa. Trump menegaskan pemerintahan tetap mencari regulasi dan legislasi untuk melindungi kebebasan berbicara.

Dia juga akan memanggil perusahaan media sosial ke Gedung Putih dalam beberapa pekan mendatang. “Kita tidak akan didiamkan,” ujar Trump berbicara mengenai fluktuasi jumlah pengikutnya di Twitter. “Perusahaan teknologi besar seharusnya tidak melakukan sensor terhadap suara rakyat,” ujarnya. Kebebasan berbicara memang menjadi elemen penting dalam Amandemen Pertama Konstitusi AS.

Trump memang kerap menyalahkan media pemberitaan utama yang disebutnya sebagai berita bohong, dan justru mengandalkan media sosial sebagai kunci kemenangan pada pemilu 2016. Dia juga akan mencalonkan diri kembali pada pemilu presiden 2020. Namun, Trump dan kubu Republik menuding banyak perusahaan media sosial justru membungkam suara mereka. Namun, banyak perusahaan media sosial membantah tudingan tersebut.

Para pendukung Trump dan aktivis media sosial Konservatif berbicara mengenai sensor oleh perusahaan media sosial di depan Trump dan tim kabinetnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah penyanyi Joy Villa yang mendeskripsikan sebagai aktivis konservatif yang mengenakan gaun flamboyan. Ada juga Lily Rose, aktivis anti-aborsi yang diblok dari Pinterest.

Pengacara asal California Harmeet Dhillon juga hadir karena dia dikenal memperjuangkan kebebasan berbicara. Pendukung Trump lainnya adalah Lynnette Hardaway dan Rochelle Richardson, blogger dan vlogger yang dikenal dengan Diamond dan Silk. Carpe Donktum, tokoh pendukung Trump yang akunnya dinonaktifkan oleh Twitter, juga mengungkapkan acara tersebut bisa mempertemuan antara para aktivis media sosial Konservatif.

Dengan pendukung sebanyak 61 juta di Twitter, Trump juga berbicara mengenai kekuatan media sosial dan tetap melawan media massa. “Kita tidak perlu lagi mengeluarkan siara pers lagi,” kata Trump. “Jika saya menempatkannya di media sosial, itu seperti sebuah ledakan,” tuturnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5359 seconds (0.1#10.140)