Satu Juta Wisatawan Asing Hadiri Festival San Fermin

Selasa, 09 Juli 2019 - 08:02 WIB
Satu Juta Wisatawan...
Satu Juta Wisatawan Asing Hadiri Festival San Fermin
A A A
BARCELONA - Satu juta wisatawan asing dari berbagai belahan dunia menghadiri festival San Fermin di Pamplona, Spanyol. Padahal, itu merupakan festival berbahaya yang kerap menyebabkan banyak orang terluka dan meninggal dunia. Tiga orang ditanduk banteng dan puluhan orang lainnya terinjak-injak banteng pada acara berlari bersama banteng di festival San Fermin.

Namun, insiden tersebut tidak mengancam nyawa keenam orang tersebut. Saat itu, lebih dari 20.000 orang baik wisatawan dan warga lokal ikut berlari dalam acara tersebut. BBC melaporkan bahwa dua dari tiga orang yang ditanduk banteng adalah dua wisatawan asal Amerika Serikat (AS) berusia 23 dan 46 tahun. Sedangkan Palang Merah Spanyol juga merawat lebih dari 48 orang karena terluka saat insiden tersebut.

Festival yang digelar sejak Sabtu (6/7) lalu dan berakhir pada 14 Juli mendatang menjadi acara yang paling ditunggu banyak orang di seluruh dunia. Perekonomian kota Pamplona juga bangkit karena acara tersebut karena rata-rata wisatawa menghabiskan 100 euro per hari. Umumnya, mereka menghabiskan uang di bar yang buka selama 18 jam setiap hari.

Para pemilik rumah dan apartemen juga menyewakan balkon di sepanjang rute lari bersama banteng dengan biaya 200 euro untuk setiap penonton. Padahal, wisatawan hanya menikmati acara itu selama 15 menit ketika banteng melalui jalanan kecil dan bersama dengan ribuan orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, resputasi festival San Fermin tercoreng karena banyaknya perempuan yang mengalami pelecehan seksual. Puncaknya ketika sekelompok pria berjumlah lima orang yang menyebut diri sebagai La Manada (Segerombolan Serigala) memperkosa perempuan berusia 18 tahun saat festival tersebut pada 2016. Mereka dihukum lima tahun penjara.

Insiden pelecehan seksual mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahun lalu, hanya 25 insiden atau menurun dari 40 pada 17 dan 43 pada 2016. Hingga 2016, ada tiga kasus pencabulan yang diidentifikasi pelakunya meskipun di tengah kerumuman. Sejak itu, pusat festival itu di Pamplona diperkuat dengan 21 kamera keamanan.

Tahun ini, panitia festival mengungkapkan, ribuan polisi diterjukan untuk mengamankan lokasi. Masyarakat sekitar festival juga ikut dilibatkan. Ada juga aplikasi San Fermin yang menawarkan informasi berbagai acara di kota dan memberikan saran mengenai cara melawan kekerasan seksual dan bagaimana upaya melaporkan kejadian tersebut.

Panitia dan pemerintah lokal juga membentuk tim khusus untuk menangani laporan kekerasan seksual. Selain itu, tim tersebut juga telah dilatih agar bisa berbahasa Spanyol, Inggris, Prancis dan Basque. Bukan hanya kepolisian Spanyol yang terlibat dalam pengamanan. Pasukan keamanan tak berseragam di Prancis dan Italia juga ikut dalam agenda pengamanan.

Para agen rahasia dari kedutaan besar AS dan polisi anti-huru hara dari Bilbao juga didatangkan ke festival tersebut. Dewan Kota menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja agar festival tersebut bisa bebas dan aman bagi pria dan wanita. Sebelum pembukaan cara encierro atau berlari bersama banteng, panitia dan pemerintah lokal menyiramkan 1.500 liter cairan antilicin untuk mencegah banteng terpeleset.

Dengan begitu, banteng pun bisa berlari dengan cepat. Festival tersebut juga menjadi target bagi para aktivis peduli binatang. Aktivis People for the Ethical Treatment of Animals (Peta) menggelar protes pada Jumat lalu (5/7) dengan semi-telanjang. Itu sebagai protes kalau festival San Fermin merupakan sebuah tindakan kejahatan.

Manajer Kampanye Peta Jordi Casamitjana mengungkapkan, sebagian orang tidak menyadari bahwa banteng itu di bunuh di ring setelah berlari. Aksi berlari bersama banteng juga merupakan tindakan barbar. Binatang diperlakukan dengan kejam. Peta menyatakan, 125 kota di Spanyol melarang pertandingan banteng. “Sebagian para demonstran adalah warga Spanyol,” kata Casamitjana.

“Realitasnya adalah mayoritas warga Spanyol menentang pertandingan Spanyol. Banyak orang tidak datang ke Pamplona pada Juli untuk San Fermin. Jika acara itu dilarang, wisatawan juga tidak akan pergi ke sana,” paparnya dilansir The Guardian. Bulan lalu, Wali Kota Pamplona Joseba Asiron memicu kontroversi ketika mengatakan pertandingan banteng bukan komponen yang esensial pada festival tersebut.

“San Fermin tidak akan menjadi masalah tanpa banteng. Tapi, itu tidak mungkin terjadi kalau festival tersebut tanpa pertandingan banteng,” paparnya. Asiron mengungkapkan, para penggemar mengungkap debat tentang pertandingan banteng di masyarakat Spanyol. Dia berpikir itu sebagai hal baik ketika masyarakat mulai mendiskusikannya. “Kita berbicara mengenai aktivitas kultural,” ujarnya.

“Kita terbiasa terbuka dan memahami apa yang diungkapkan masyarakat,” imbuhnya. Selain berlari bersama banteng di jalanan sempit sepanjang 825 meter di Kota Tua Pamplona, masih banyak agenda menarik lain di festival tersebut. Pesta kembang api selalu digelar setiap malam pukul 23.00, pesta kembang api digelar di taman citadel. Pesta tersebut diigelar sejak 1595. Sejak 2000, kontes festival kembang digelar di sana.

Olahraga tradisional juga digelar seperti mengangkat bantu, memotong kayu, hingga beberapa kompetisi lainnya. Hal menarik lainnya adalah parade berbagai figur berbentuk raksasa digelar di sana. Umumnya bentuk raksasa itu setinggi empat meter. Acara itu juga diramaikan dengan pertunjukkan musik tradisional.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0576 seconds (0.1#10.140)