Boris Johnson Ingin Buktikan Putin Salah Soal Nilai Liberal

Senin, 01 Juli 2019 - 16:31 WIB
Boris Johnson Ingin...
Boris Johnson Ingin Buktikan Putin Salah Soal Nilai Liberal
A A A
LONDON - Boris Johnson, salah satu calon kuat Perdana Menteri Inggris, mengatakan dia ingin membuktikan bahwa penilaian Presiden Rusia, Vladimir Putin mengenai nilai-nilai liberal salah. Putin menyebut, nilai liberal telah usang.

Dalam sebuah artikel yang diteribitkan di The Daily Telegraph, Johnson menuturkan Inggris akan menunjukkan kepada Putin komitmennya terhadap nilai-nilai liberal dengan meninggalkan Uni Eropa (UE) pada tanggal 31 Oktober.

"Jika kita gagal lagi dan terutama jika kita dengan demikian meningkatkan risiko bahwa UE menuntut referendum lain sebelum kita memberikan yang pertama, kita akan membuat ejekan terhadap demokrasi," tulis Johnson, seperti dilansir Sputnik pada Senin (1/7).

"Jika kita ingin menegakkan nilai-nilai liberal, kita harus pergi paling lambat 31 Oktober dan kami akan membuktikan bahwa Vladimir Putin salah dengan meninggalkan UE pada tanggal 31 Oktober," sambungnya.

Johnson kemudian menulis bahwatidak hanya liberalisme hidup dan sehat, itu juga memberikan kemakmuran dalam skala yang tak terbayangkan bagi generasi sebelumnya.

Sebelumnya, Putin mengecam keras Barat karena mencoba "mendiktekan" ideologinya kepada dunia. Dia lalu menegaskan menolak nilai-nilai liberal dan menyebutnya telah usang, karena itu telah ditolak oleh mayoritas orang di negara-negara Barat.

Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Putin mengatakan bahwa kaum liberal tidak bisa begitu saja mendikte apa pun kepada siapa pun seperti yang telah mereka coba lakukan selama beberapa dekade terakhir.

Dia menjelaskan bahwa ide liberal telah "melampaui tujuannya" ketika publik di Eropa berbalik menentang imigrasi, perbatasan terbuka dan multikulturalisme.

Pemimpin Rusia itu kemudian mengatakan, liberalisme telah digunakan sebagai kekuatan ideologis di Barat, yang mana sangat dia kecam, karena mempromosikan homoseksualitas dan fluiditas gender. "Nilai-nilai tradisional lebih stabil dan lebih penting bagi jutaan orang daripada gagasan liberal ini, yang, menurut pendapat saya, benar-benar tidak ada lagi," tukasnya.
(esn)
Berita Terkait
Belajar Bahasa Inggris...
Belajar Bahasa Inggris Sambil Mancing di Kampung Inggris Sawangan
Kerajaan Inggris Resmi...
Kerajaan Inggris Resmi Deklarasikan Charles III sebagai Penguasa Inggris
PM Inggris Rishi Sunak...
PM Inggris Rishi Sunak Disebut Tidak Tersentuh
Otoritas Italia Perketat...
Otoritas Italia Perketat Prokes Fans Inggris Jelang Laga Ukraina vs Inggris
Kampung Inggris Kediri...
Kampung Inggris Kediri Sabet Dua Rekor MURI
Prabowo Bertemu PM Inggris...
Prabowo Bertemu PM Inggris Keir Starmer, Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Inggris
Berita Terkini
Langka, Protes Anti-Hamas...
Langka, Protes Anti-Hamas Pecah di Gaza Utara di Tengah Pengepungan Israel
1 jam yang lalu
China kepada AS: Berhenti...
China kepada AS: Berhenti Mengancam dan Memeras!
2 jam yang lalu
MA Inggris Putuskan...
MA Inggris Putuskan Wanita Adalah Perempuan dari Lahir, Pukulan Telak bagi LGBT
3 jam yang lalu
Israel Bersiap Serang...
Israel Bersiap Serang Iran, Ini Rincian Bom yang Disiapkan
3 jam yang lalu
Jet Tempur Israel Hendak...
Jet Tempur Israel Hendak Mengebom Gaza, tapi Malah Menghantam Permukiman Zionis
4 jam yang lalu
Bikin Heboh, Wanita...
Bikin Heboh, Wanita yang Kawin Lari dengan Calon Menantunya Angkat Bicara
4 jam yang lalu
Infografis
Donald Trump Marah Besar...
Donald Trump Marah Besar kepada Vladimir Putin, Ada Apa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved