Sekretaris Jenderal PBB Peringatkan Hindari Perang di Teluk
A
A
A
LISBON - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan pentingnya untuk menghindari semua bentuk eskalasi di Teluk saat ketegangan terus meningkat. Peringatan itu terkait ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran setelah penembakan drone AS pekan ini oleh Teheran.
“Dunia tak bisa menghadapi konfrontasi besar di Teluk. Semua pihak harus tetap menjaga saraf baja,” tutur Guterres di sela pertemuan Konferensi Dunia Menteri Pemuda di Lisbon dilansir Reuters. Pekan lalu, rudal Iran menghancurkan drone pengintai AS, Global Hawk. Presiden AS Donald Trump kemudian membatalkan serangan militer karena bisa menewaskan 150 orang. Teheran menegaskan drone itu ditembak jatuh karena terbang di atas wilayah Iran.
Teheran juga menegaskan akan merespons semua ancaman AS. Komentar Guterres muncul sehari setelah Trump menyatakan hendak menerapkan sanksi baru pada Iran. “Sangat penting untuk menghindari semua bentuk eskalasi,” katanya. Sementara itu, komandan militer Iran menegaskan, semua konflik di wilayah Teluk bisa menyebar tak terkontrol dan mengancam nyawa tentara AS.
“Jika konflik pecah di kawasan, tak ada negara yang dapat mengelola cakupan dan waktunya,” ungkap Mayor Jenderal Gholamali Rashid. “Pemerintah Amerika harus bertindak secara bertanggung jawab untuk melindungi nyawa tentara AS dengan menghindari kesalahan perilaku di kawasan,” kata dia. Ketegangan di kawasan mulai memburuk saat Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia.
AS kemudian menerapkan kembali sanksi di Iran. Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyatakan Iran sedang merasakan dampak sanksi itu. “Iran terus mengejar senjata nuklir. Ancamannya untuk melebihi batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir dalam beberapa hari mendatang bukan tanda bangsa yang mencari damai,” kata Bolton. “Berbagai sanksi itu menggigit dan tambahan lagi malam kemarin.
Iran tak akan pernah memiliki senjata nuklir, tidak terhadap AS dan tidak terhadap dunia,” ujar dia. Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash menyatakan, ketegangan di Teluk hanya bisa di atasi secara politik dan prioritasnya adalah meredam ketegangan serta dialog.
“Dunia tak bisa menghadapi konfrontasi besar di Teluk. Semua pihak harus tetap menjaga saraf baja,” tutur Guterres di sela pertemuan Konferensi Dunia Menteri Pemuda di Lisbon dilansir Reuters. Pekan lalu, rudal Iran menghancurkan drone pengintai AS, Global Hawk. Presiden AS Donald Trump kemudian membatalkan serangan militer karena bisa menewaskan 150 orang. Teheran menegaskan drone itu ditembak jatuh karena terbang di atas wilayah Iran.
Teheran juga menegaskan akan merespons semua ancaman AS. Komentar Guterres muncul sehari setelah Trump menyatakan hendak menerapkan sanksi baru pada Iran. “Sangat penting untuk menghindari semua bentuk eskalasi,” katanya. Sementara itu, komandan militer Iran menegaskan, semua konflik di wilayah Teluk bisa menyebar tak terkontrol dan mengancam nyawa tentara AS.
“Jika konflik pecah di kawasan, tak ada negara yang dapat mengelola cakupan dan waktunya,” ungkap Mayor Jenderal Gholamali Rashid. “Pemerintah Amerika harus bertindak secara bertanggung jawab untuk melindungi nyawa tentara AS dengan menghindari kesalahan perilaku di kawasan,” kata dia. Ketegangan di kawasan mulai memburuk saat Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia.
AS kemudian menerapkan kembali sanksi di Iran. Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyatakan Iran sedang merasakan dampak sanksi itu. “Iran terus mengejar senjata nuklir. Ancamannya untuk melebihi batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir dalam beberapa hari mendatang bukan tanda bangsa yang mencari damai,” kata Bolton. “Berbagai sanksi itu menggigit dan tambahan lagi malam kemarin.
Iran tak akan pernah memiliki senjata nuklir, tidak terhadap AS dan tidak terhadap dunia,” ujar dia. Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash menyatakan, ketegangan di Teluk hanya bisa di atasi secara politik dan prioritasnya adalah meredam ketegangan serta dialog.
(don)