Gubernur di Brazil Usul Pelaku Kriminal Diledakkan dengan Rudal

Minggu, 16 Juni 2019 - 17:43 WIB
Gubernur di Brazil Usul...
Gubernur di Brazil Usul Pelaku Kriminal Diledakkan dengan Rudal
A A A
RIO DE JANEIRO - Gubernur Rio de Janeiro Wilson Witzel mengusulkan penggunaan rudal untuk meledakkan pelaku kriminal di salah satu daerah kumuh paling kejam di Brazil. Politisi sayap kanan itu mengatakan penduduk Rio de Janerio hidup dalam "kondisi terorisme".

Usulan itu disampaikan Witzel dengan menyinggung catatan jumlah pembunuhan oleh polisi dalam tiga bulan pertama masa jabatannya sebagai gubernur.

"Jika ini disahkan oleh PBB, di bagian lain dunia, kami akan memiliki otorisasi untuk mengirim rudal ke sana untuk meledakkan orang-orang itu," kata Witzel, merujuk pada favela City of God (Kota Tuhan), yang mendapat ketenaran di seluruh dunia melalui film dengan judul yang sama pada 2002.

Pernyataan Witzel yang disiarkan oleh RJTV itu disampaikan setelah baku tembak sengit antara polisi dan gangster di favela tersebut pada Rabu lalu. Baku tembak itu, seperti dikutip G1, menewaskan sedikitnya satu orang.

"Polisi kami tidak ingin membunuh, tetapi kami tidak ingin melihat adegan-adegan seperti yang kami saksikan di Kota Tuhan," kata Witzel pada acara di kota Nova Iguacu dekat Rio de Janeiro, seperti dikutip AFP, Minggu (16/6/2019).

Renata Souza, presiden komisi hak asasi manusia dewan legislatif Rio de Janeiro, mengecam pernyataan Witzel. "Itu mengungkapkan mentalitas otoriter dan keras," katanya, seperti diberitakan Folha de Sao Paulo.

"Itu menunjukkan prasangka dan penghinaannya bagi kehidupan orang miskin yang tinggal di favela," ujarnya. Favela adalah sebutan untuk daerah kumuh di Brazil.

Witzel terpilih karena dukungannya terhadap kebijakan anti-kejahatan yang keras dari Presiden Jair Bolsonaro, yang juga sama-sama politisi sayap kanan.

Menurut data resmi dari otoritas terkait, sebanyak 434 orang tewas selama "intervensi polisi" dalam tiga bulan pertama tahun ini. Angka kematian ini meningkat 17,9 persen dari periode yang sama pada 2018.

Itu adalah angka triwulanan tertinggi dalam 21 tahun sejak Institute for Public Safety mulai mendata catatan pembunuhan yang terkait polisi.

Pada akhir Maret, Witzel mengatakan kepada surat kabar O Globo bahwa polisi sekarang menggunakan sniper atau penembak runduk untuk menargetkan tersangka kriminal dari jarak jauh.

"Perintahnya jelas: jika seseorang membawa senapan serbu, mereka harus segera dinetralkan dengan cara yang mematikan," kata Witzel.

Dia memicu kemarahan lebih lanjut bulan lalu setelah mem-posting video di Twitter yang menggambarkan dirinya berada di helikopter polisi ketika petugas menembak ke arah favela di bawah.

Bolsonaro yang pro-senjata pada bulan lalu menandatangani sebuah dekrit yang mengizinkan jutaan warga Brazil membawa senjata di depan umum. Keputusan presiden itu telah memicu perlawanan hukum dan politik.

Pada Selasa nanti, komite Senat diharapkan memberikan suara bulat terkait keputusannya atas kebijakan presiden Bolsonaro.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1521 seconds (0.1#10.140)