Jadi Pemberontak, Bintang Sepakbola Suriah Terbunuh dalam Perang
A
A
A
DANA - Abdel-Basset al-Sarout, 27, bintang sepakbola Suriah menjadi milisi oposisi atau pemberontak anti-rezim Presiden Bashar al-Assad. Kiper tim nasional itu terbunuh setelah terlibat pertempuran melawan pasukan rezim Assad di Idlib, pada Kamis pekan lalu.
Pada hari Minggu, ratusan pelayat menghadiri pemakamannya. Sarout dikenal sebagai tokoh pemberontak ikonik di wilayah Idlib.
Sarout dinyatakan meninggal pada hari Sabtu akibat luka parah yang dideritanya.
Sebelum perang saudara pecah di Suriah delapan tahun lalu, Sarout adalah penjaga gawang untuk tim sepakbola negara itu.
Ketika demonstrasi damai anti-Assad pecah pada 2011, Sarout menjadi penyanyi populer lagu-lagu protes di kota kelahirannya, Homs.
Tetapi setelah tindakan keras pemerintah Assad terhadap para pemrotes, dia mengangkat senjata. Dia akhirnya bergabung dengan kelompok pemberontak Jaish al-Izza.
Jenazah Sarout yang dibungkus kain kafan putih dibawa ke masjid yang berada di sebuah desa barat laut Dana. Ratusan pendukungnya hadir mengiringi pemakamannya.
Di antara para pendukung mengacungkan senjata dan melepaskan tembakan ke udara ketika jenazah pemberontak Suriah itu tiba di masjid. Puluhan pelayat mengangkat telepon genggam mereka untuk mengambil gambar.
Tak lama kemudian, dua pria membaringkan jenazah Sarout di tanah merah pekuburan yang berbatasan dengan ladang emas, ketika ratusan orang berkerumun di sekitar untuk melihat sekilas tokoh oposisi muda itu untuk terakhir kalinya.
Aktivis Suriah dan pendukung oposisi membanjiri menyampaikan belasungkawa di Twitter. Mereka menggambarkan Sarout sebagai "penjaga revolusi" atau "burung penyanyi revolusi".
Profesor universitas dan pakar politik Lebanon, Ziad Majed, mengatakan Sarout adalah "ekspresi paling benar dari revolusi Suriah, yang berliku-liku."
"Dia beranjak dari pengunjuk rasa dan penyanyi damai yang menuntut martabat dan kebebasan, menjadi pejuang yang membela Homs...menjadi agen perubahan dari identitas pejuang," tulis dia di Facebook, seperti dikutip Times of Israel, Senin (10/6/2019).
Sarout pernah membintangi film dokumenter "Return to Homs", di mana sutradara Suriah; Talal Derki, dianugerahi penghargaan di Sundance Film Festival pada 2014.
Wilayah Idlib, yang didominasi oleh aliansi Hayat Tahrir al-Sham yang dipimpin oleh mantan afiliasi al-Qaeda Suriah, seharusnya menjadi wilayah yang dilindungi oleh kesepakatan gencatan senjata yang dikenal sebagai "zona penyangga" yang dirancang Turki dan Rusia.
Tapi wilayah itu telah dibombardir secara intens sejak April lalu oleh pasukan rezim Suriah dan sekutunya, Rusia. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia lebih dari 330 warga sipil tewas sejak wilayah itu dibombardir.
Pada hari Minggu, ratusan pelayat menghadiri pemakamannya. Sarout dikenal sebagai tokoh pemberontak ikonik di wilayah Idlib.
Sarout dinyatakan meninggal pada hari Sabtu akibat luka parah yang dideritanya.
Sebelum perang saudara pecah di Suriah delapan tahun lalu, Sarout adalah penjaga gawang untuk tim sepakbola negara itu.
Ketika demonstrasi damai anti-Assad pecah pada 2011, Sarout menjadi penyanyi populer lagu-lagu protes di kota kelahirannya, Homs.
Tetapi setelah tindakan keras pemerintah Assad terhadap para pemrotes, dia mengangkat senjata. Dia akhirnya bergabung dengan kelompok pemberontak Jaish al-Izza.
Jenazah Sarout yang dibungkus kain kafan putih dibawa ke masjid yang berada di sebuah desa barat laut Dana. Ratusan pendukungnya hadir mengiringi pemakamannya.
Di antara para pendukung mengacungkan senjata dan melepaskan tembakan ke udara ketika jenazah pemberontak Suriah itu tiba di masjid. Puluhan pelayat mengangkat telepon genggam mereka untuk mengambil gambar.
Tak lama kemudian, dua pria membaringkan jenazah Sarout di tanah merah pekuburan yang berbatasan dengan ladang emas, ketika ratusan orang berkerumun di sekitar untuk melihat sekilas tokoh oposisi muda itu untuk terakhir kalinya.
Aktivis Suriah dan pendukung oposisi membanjiri menyampaikan belasungkawa di Twitter. Mereka menggambarkan Sarout sebagai "penjaga revolusi" atau "burung penyanyi revolusi".
Profesor universitas dan pakar politik Lebanon, Ziad Majed, mengatakan Sarout adalah "ekspresi paling benar dari revolusi Suriah, yang berliku-liku."
"Dia beranjak dari pengunjuk rasa dan penyanyi damai yang menuntut martabat dan kebebasan, menjadi pejuang yang membela Homs...menjadi agen perubahan dari identitas pejuang," tulis dia di Facebook, seperti dikutip Times of Israel, Senin (10/6/2019).
Sarout pernah membintangi film dokumenter "Return to Homs", di mana sutradara Suriah; Talal Derki, dianugerahi penghargaan di Sundance Film Festival pada 2014.
Wilayah Idlib, yang didominasi oleh aliansi Hayat Tahrir al-Sham yang dipimpin oleh mantan afiliasi al-Qaeda Suriah, seharusnya menjadi wilayah yang dilindungi oleh kesepakatan gencatan senjata yang dikenal sebagai "zona penyangga" yang dirancang Turki dan Rusia.
Tapi wilayah itu telah dibombardir secara intens sejak April lalu oleh pasukan rezim Suriah dan sekutunya, Rusia. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia lebih dari 330 warga sipil tewas sejak wilayah itu dibombardir.
(mas)