Veteran Seksi Israel Sang 'Ratu Senjata' Puji UU Senjata AS
A
A
A
TEL AVIV - Orin Julie, seorang veteran Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dijuluki para pengguna media sosial sebagai "Ratu Senjata" mengaku iri dengan undang-undang kepemilikan senjata api di Amerika Serikat (AS). Veteran seksi ini mengutuk legislasi senjata yang ketat di negaranya.
Julie mengatakan kepada Daily Caller bahwa AS memiliki undang-undang senjata terbaik di dunia. Dia frustrasi karena meski telah bertahun-tahun bertugas aktif dengan IDF, dia tidak dapat secara legal memiliki senjata api sebagai warga sipil di Israel.
Dia secara khusus meminta peran tempur ketika dia memulai dinas wajib militernya pada 2012. Dia malah diberi pekerjaan di balik meja yang nyaman. Permintaannya baru dikabulkan pada 2013 ketika dia dimasukkan ke unit pencarian dan penyelamatan, satuan yang bergengsi.
Dia mem-posting foto dari pengalamannya sebagai tentara tempur. Foto-fotonya membuat sejumlah produsen senjata menawarinya menjadi model untuk produk senjata mereka.
"Saya membawa sesuatu yang tidak biasa ke media sosial," katanya. "Tidak ada pakaian renang, tidak ada bikini, hanya saya, kewanitaan saya, dan senjata api," ujar Julie, yang dilansir Rabu (15/5/2019).
"Wanita dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan, sebanyak yang mereka inginkan, dan di mana pun mereka inginkan," paparnya. "Di tentara atau di mana pun."
Beberapa video di profil Instagram-nya menunjukkan kemahirannya dengan senjata api dari hanguns hingga beberapa senjata berat termasuk M60.
Julie juga mengkritik lawan Presiden AS Donald Trump yang mencoba melabelinya sebagai sosok anti-Semit.
"Putrinya orang Yahudi," kata Julie. “Menantu laki-lakinya adalah orang Yahudi. Dia memindahkan kedutaan ke Yerusalem," katanya.
“Kenyataannya adalah, Barack Obama tidak mencintai (Israel). Tapi Donald Trump? Dia mendukung kita."
Julie menerima sejumlah kecaman karena profilnya di media sosial. "Saya dikaruniai dengan keterampilan tertentu, dan saya semua inginkan adalah menjadi versi terbaik dari diri saya," katanya."Saya suka (memacu) adrenalin (dengan) memegang pistol. Itu membuat saya merasa kuat dan terkontrol."
Julie mengatakan kepada Daily Caller bahwa AS memiliki undang-undang senjata terbaik di dunia. Dia frustrasi karena meski telah bertahun-tahun bertugas aktif dengan IDF, dia tidak dapat secara legal memiliki senjata api sebagai warga sipil di Israel.
Dia secara khusus meminta peran tempur ketika dia memulai dinas wajib militernya pada 2012. Dia malah diberi pekerjaan di balik meja yang nyaman. Permintaannya baru dikabulkan pada 2013 ketika dia dimasukkan ke unit pencarian dan penyelamatan, satuan yang bergengsi.
Dia mem-posting foto dari pengalamannya sebagai tentara tempur. Foto-fotonya membuat sejumlah produsen senjata menawarinya menjadi model untuk produk senjata mereka.
"Saya membawa sesuatu yang tidak biasa ke media sosial," katanya. "Tidak ada pakaian renang, tidak ada bikini, hanya saya, kewanitaan saya, dan senjata api," ujar Julie, yang dilansir Rabu (15/5/2019).
"Wanita dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan, sebanyak yang mereka inginkan, dan di mana pun mereka inginkan," paparnya. "Di tentara atau di mana pun."
Beberapa video di profil Instagram-nya menunjukkan kemahirannya dengan senjata api dari hanguns hingga beberapa senjata berat termasuk M60.
Julie juga mengkritik lawan Presiden AS Donald Trump yang mencoba melabelinya sebagai sosok anti-Semit.
"Putrinya orang Yahudi," kata Julie. “Menantu laki-lakinya adalah orang Yahudi. Dia memindahkan kedutaan ke Yerusalem," katanya.
“Kenyataannya adalah, Barack Obama tidak mencintai (Israel). Tapi Donald Trump? Dia mendukung kita."
Julie menerima sejumlah kecaman karena profilnya di media sosial. "Saya dikaruniai dengan keterampilan tertentu, dan saya semua inginkan adalah menjadi versi terbaik dari diri saya," katanya."Saya suka (memacu) adrenalin (dengan) memegang pistol. Itu membuat saya merasa kuat dan terkontrol."
(mas)