RI-Norwegia Sepakat Tingkatkan Kerjasama Kelautan dan HAM
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Norwegia sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang kelautan dan HAM. Kesepakatan itu dicapai saat terjadi pertemuan antara Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M Fachir dengan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Marianne Hagen.
Seperti dikutip Sindonews dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Selasa (7/5), dalam pertemuan itu keduanya sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang lingkungan hidup dan energi.
Fachir dalam pertemuan itu menekankan perlunya didorong interaksi kalangan bisnis Indonesia dan Norwegia untuk peningkatan nilai perdagangan dan investasi yang masih di bawah potensi ekonomi kedua negara.
BaikFachir maupun Hagen juga sepakat bahwa kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan negara-negara EFTA (Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss), atau yang dikenal dengan IE-CEPA, menjadi instrumen penting untuk mendorong hubungan dan kerjasama ekonomi kedua negara.
Keduanya berharap proses ratifikasi di masing-masing negara dapat diselesaikan secepatnya.
Dalam pertemuan itu, Fachir dan Hagen juga membahas isu mengenai Myanmar, sistem perdagangan multilateral (WTO), dan pengarusutamaan gender dalam kerangka penciptaan perdamaian.
Hagen dalam pertemuan itu tidak lupa menyelamati Indonesia atas suksesnya Pemilihan Umum secara serentak pada bulan April 2019 lalu.
Pemilu serentak di Indonesia dipandang sebagai salah satu Pemilu dengan proses yang paling kompleks, namun dapat diselenggarakan secara relatif baik, menjadi bukti Indonesia sebagai kampiun demokrasi.
Seperti dikutip Sindonews dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Selasa (7/5), dalam pertemuan itu keduanya sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang lingkungan hidup dan energi.
Fachir dalam pertemuan itu menekankan perlunya didorong interaksi kalangan bisnis Indonesia dan Norwegia untuk peningkatan nilai perdagangan dan investasi yang masih di bawah potensi ekonomi kedua negara.
BaikFachir maupun Hagen juga sepakat bahwa kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan negara-negara EFTA (Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss), atau yang dikenal dengan IE-CEPA, menjadi instrumen penting untuk mendorong hubungan dan kerjasama ekonomi kedua negara.
Keduanya berharap proses ratifikasi di masing-masing negara dapat diselesaikan secepatnya.
Dalam pertemuan itu, Fachir dan Hagen juga membahas isu mengenai Myanmar, sistem perdagangan multilateral (WTO), dan pengarusutamaan gender dalam kerangka penciptaan perdamaian.
Hagen dalam pertemuan itu tidak lupa menyelamati Indonesia atas suksesnya Pemilihan Umum secara serentak pada bulan April 2019 lalu.
Pemilu serentak di Indonesia dipandang sebagai salah satu Pemilu dengan proses yang paling kompleks, namun dapat diselenggarakan secara relatif baik, menjadi bukti Indonesia sebagai kampiun demokrasi.
(esn)