Pentagon Wanti-wanti Penyebaran Kapal Selam China di Arktik

Jum'at, 03 Mei 2019 - 10:14 WIB
Pentagon Wanti-wanti...
Pentagon Wanti-wanti Penyebaran Kapal Selam China di Arktik
A A A
WASHINGTON - Meningkatnya kegiatan China di wilayah Arktik dapat membuka jalan untuk memperkuat kehadiran militer, termasuk penyebaran kapal selam untuk bertindak sebagai pencegah terhadap serangan nuklir. Hal itu diungkapkan Pentagon dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis waktu setempat.

Penilaian ini dimasukkan dalam laporan tahunan militer Amerika Serikat (AS) ke Kongres tentang angkatan bersenjata China dan mengikuti publikasi resmi pertama Beijing terkait kebijakannya di Arktik pada bulan Juni.

Dalam makalah itu, China menguraikan rencana untuk mengembangkan jalur pelayaran yang dibuka oleh pemanasan global untuk membentuk "Jalan Sutera Polar" - yang dibangun di atas Inisiatif Satu Sabuk dan Satu Jalan (OBOR) Presiden Xi Jinping.

Laporan Pentagon mencatat bahwa Denmark telah menyatakan keprihatinan tentang minat China terhadap Greenland, yang telah memasukkan proposal untuk membangun stasiun penelitian dan stasiun darat satelit, merenovasi bandara dan memperluas pertambangan.

"Penelitian sipil dapat mendukung penguatan kehadiran militer China di Samudra Arktik, yang dapat mencakup pengerahan kapal selam ke wilayah itu sebagai pencegah terhadap serangan nuklir," bunyi laporan itu seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/5/2019).

Laporan Pentagon mencatat bahwa militer China telah menjadikan modernisasi armada kapal selamnya sebagai prioritas tinggi. Angkatan Laut China mengoperasikan empat kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, enam kapal selam tempur bertenaga nuklir, dan 50 kapal selam tempur bertenaga konvensional.

"Kecepatan pertumbuhan pasukan kapal selam telah melambat dan (itu) kemungkinan akan tumbuh antara 65 dan 70 kapal selam pada tahun 2020," prediksi laporan tersebut.

Laporan itu mengatakan China juga telah membangun enam kapal selam kelas Jin, dengan empat operasional dan dua sedang dibangun di Huludao Shipyard.

Dalam laporan Januari lalu, Badan Intelijen Pertahanan Pentagon mengatakan bahwa angkatan laut China akan membutuhkan minimal lima kapal selam kelas Jin untuk mempertahankan pencegahan nuklir terus menerus di laut.

Amerika Serikat dan sekutunya, pada gilirannya, memperluas penyebaran angkatan laut anti-kapal selam mereka di Asia Timur. Ini termasuk patroli tingkat lanjut, perburuan keluar dari Singapura dan Jepang oleh pesawat P-8 Poseidon.

China, meskipun merupakan negara non-Arktik, semakin aktif di wilayah kutub dan menjadi anggota pengamat Dewan Arktik pada 2013. Hal itu telah memicu kekhawatiran dari negara-negara Kutub Utara mengenai tujuan strategis jangka panjang Beijing, termasuk kemungkinan penempatan militer.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan menghadiri pertemuan Dewan Arktik yang beranggotakan delapan negara di Rovaniemi, Finlandia, yang dimulai pada hari Senin. Pertemuan ini dilakukan di tengah kekhawatiran meningkatnya minat komersial China di Arktik.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5942 seconds (0.1#10.140)