Jelang Pertemuan Putin-Kim Jong-un, Kota Rusia Ini Ditutup
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Pemimpim Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada Kamis lusa. Kepastian pertemuan yang amat dinantikan ini mengakhiri spekulasi selama berminggu-minggu tentang kapan dan di mana pertemuan akan terjadi.
"Persiapan untuk pertemuan di Vladivostok ditahan secara rahasia karena masalah keamanan Korea Utara," kata penasihat Kremlin Yuri Ushakov kepada kantor berita Rusia, seperti dikutip dari 9News, Selasa (23/4/2019).
Ushakov mengatakan bahwa pembicaraan akan fokus pada program nuklir Korut.
"Rusia ingin melihat tren positif kemajuan seperti komitmen Korut untuk tidak menguji rudal balistik dan ingin berkontribusi pada lingkungan yang menguntungkan guna mencapai kesepakatan yang solid tentang masalah Semenanjung Korea," terang Ushakov.
Ada juga masalah bilateral antara kedua negara tetangga yang dibahas.
Rusia ingin mendapatkan akses yang lebih luas ke sumber daya mineral Korut, termasuk logam langka. Pyongyang, pada bagiannya, menginginkan pasokan listrik dan ingin menarik investasi Rusia untuk memodernisasi pabrik-pabrik industrinya yang bobrok, kereta api, serta infrastruktur lainnya.
Sementara itu, di kota Vladivostok telah terlihat sejumlah langkah keamanan yang biasa ketat. Otoritas maritim mengatakan bahwa perairan di sekitar Pulau Russky, di ujung selatan kota Rusia di Pasifik itu, akan ditutup untuk semua lalu lintas maritim pada Rabu pagi dan Jumat pagi.
Pulau ini adalah rumah bagi sebuah universitas dengan ruang konferensi, dan dipandang sebagai tempat yang cocok untuk pertemuan puncak antara Presiden Puin dan Kim Jong-un.
Secara terpisah, media lokal melaporkan bahwa beberapa platform di stasiun kereta utama Vladivostok akan ditutup selama beberapa hari, dan bus akan dialihkan dari stasiun kereta pada Rabu.
Situs web berita Vl.ru melaporkan bahwa pemerintah kota melakukan pekerjaan jalan untuk membuat jalan masuk dan keluar dari stasiun kereta api tidak terlalu curam - mungkin untuk memungkinkan iring-iringan mobil Kim Jong-un langsung keluar dari platform.
Kim Jong-un, seperti ayahnya, menghindari perjalanan udara dan kemungkinan akan melakukan perjalanan dengan kereta api ke Vladivostok, sekitar 675 kilometer selatan Pyongyang.
Sebelumnya, Korut telah mengkonfirmasi pertemuan itu dalam pernyataan dua kalimat yang singkat.
Korut sejauh ini tidak mendapatkan apa yang paling diinginkannya dari kesibukan pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini dengan berbagai pemimpin dunia yaitu, bantuan dari pencabutan sanksi internasional. Ada kekhawatiran bahwa uji coba senjata Korut baru-baru ini dan serangkaian olok-olok di Washington atas perundingan nuklir yang macet berujung pada kemungkinan Pyongyang melakukan kembali uji coba nuklir dan rudal jarak jauh seperti pada 2017 lalu, memicu kekhawatiran pecahnya perang.
Baca Juga: Kim Jong-un Pimpin Uji Tembak Senjata Kendali Taktis Korut
Kim Jong-un telah dua kali melakukan pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun pada pertemuan terakhir, yang digelar di Vietnam pada Februari lalu, berakhir buntu. Korut menginginkan lebih banyak bantuan sanksi ketimbang jumlah pelucutan senjat nuklir yang diinginkan AS.
"Persiapan untuk pertemuan di Vladivostok ditahan secara rahasia karena masalah keamanan Korea Utara," kata penasihat Kremlin Yuri Ushakov kepada kantor berita Rusia, seperti dikutip dari 9News, Selasa (23/4/2019).
Ushakov mengatakan bahwa pembicaraan akan fokus pada program nuklir Korut.
"Rusia ingin melihat tren positif kemajuan seperti komitmen Korut untuk tidak menguji rudal balistik dan ingin berkontribusi pada lingkungan yang menguntungkan guna mencapai kesepakatan yang solid tentang masalah Semenanjung Korea," terang Ushakov.
Ada juga masalah bilateral antara kedua negara tetangga yang dibahas.
Rusia ingin mendapatkan akses yang lebih luas ke sumber daya mineral Korut, termasuk logam langka. Pyongyang, pada bagiannya, menginginkan pasokan listrik dan ingin menarik investasi Rusia untuk memodernisasi pabrik-pabrik industrinya yang bobrok, kereta api, serta infrastruktur lainnya.
Sementara itu, di kota Vladivostok telah terlihat sejumlah langkah keamanan yang biasa ketat. Otoritas maritim mengatakan bahwa perairan di sekitar Pulau Russky, di ujung selatan kota Rusia di Pasifik itu, akan ditutup untuk semua lalu lintas maritim pada Rabu pagi dan Jumat pagi.
Pulau ini adalah rumah bagi sebuah universitas dengan ruang konferensi, dan dipandang sebagai tempat yang cocok untuk pertemuan puncak antara Presiden Puin dan Kim Jong-un.
Secara terpisah, media lokal melaporkan bahwa beberapa platform di stasiun kereta utama Vladivostok akan ditutup selama beberapa hari, dan bus akan dialihkan dari stasiun kereta pada Rabu.
Situs web berita Vl.ru melaporkan bahwa pemerintah kota melakukan pekerjaan jalan untuk membuat jalan masuk dan keluar dari stasiun kereta api tidak terlalu curam - mungkin untuk memungkinkan iring-iringan mobil Kim Jong-un langsung keluar dari platform.
Kim Jong-un, seperti ayahnya, menghindari perjalanan udara dan kemungkinan akan melakukan perjalanan dengan kereta api ke Vladivostok, sekitar 675 kilometer selatan Pyongyang.
Sebelumnya, Korut telah mengkonfirmasi pertemuan itu dalam pernyataan dua kalimat yang singkat.
Korut sejauh ini tidak mendapatkan apa yang paling diinginkannya dari kesibukan pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini dengan berbagai pemimpin dunia yaitu, bantuan dari pencabutan sanksi internasional. Ada kekhawatiran bahwa uji coba senjata Korut baru-baru ini dan serangkaian olok-olok di Washington atas perundingan nuklir yang macet berujung pada kemungkinan Pyongyang melakukan kembali uji coba nuklir dan rudal jarak jauh seperti pada 2017 lalu, memicu kekhawatiran pecahnya perang.
Baca Juga: Kim Jong-un Pimpin Uji Tembak Senjata Kendali Taktis Korut
Kim Jong-un telah dua kali melakukan pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun pada pertemuan terakhir, yang digelar di Vietnam pada Februari lalu, berakhir buntu. Korut menginginkan lebih banyak bantuan sanksi ketimbang jumlah pelucutan senjat nuklir yang diinginkan AS.
(ian)