Iran Sebut AS Buat Kesalahan Besar Politisasi Minyak
A
A
A
TEHERAN - Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh mengatakan Amerika Serikat (AS) telah melakukan kesalahan buruk dengan mempolitisasi minyak dan menggunakannya sebagai senjata. Ini adalah respon atas keputusan AS untuk mengakhiri keringanan sanksi yang diberikan kepada negara-negara pembeli minyak mentah Teheran.
"AS telah membuat kesalahan buruk dengan mempolitisasi minyak dan menggunakannya sebagai senjata di pasar yang rapuh," kata Zanganeh dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa (23/4).
Zanganeh kemudian mengatakan bahwa AS tidak akan dapat mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol. "Dengan semua kekuatan kami, kami akan bekerja untuk melanggar sanksi AS," ungkapnya.
Sebelumnya, keputusan AS tersbeut mendapat kecaman dari Turki. Ankara mengatakan, keputusan itu akan membahayakan perdamaian regional.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan keputusan AS untuk mengakhiri sanksi keringanan terhadap impor minyak Iran tidak akan melayani perdamaian dan stabilitas regional, namun akan membahayakan rakyat Iran.
"Turki menolak sanksi dan pemaksaan unilateral tentang bagaimana melakukan hubungan dengan tetangga," ucap Cavusoglu dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya
Iran sendir sebelumnya telah mengancam akan menutup Selat Hormuz, sebagai respon atas keputusan AS tersebut. Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jenderal Alireza Tangsiri, mengatakan pihaknya menutup Selat Hormuz jika Teheran dilarang menggunakannya.
"Menurut hukum internasional, Selat Hormuz adalah jalur lintas laut dan jika kita dilarang menggunakannya, kita akan menutupnya. Jika ada ancaman, kami bahkan tidak akan memiliki keraguan sedikit pun untuk melindungi dan mempertahankan perairan Iran," ucap Tangsiri.
"AS telah membuat kesalahan buruk dengan mempolitisasi minyak dan menggunakannya sebagai senjata di pasar yang rapuh," kata Zanganeh dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa (23/4).
Zanganeh kemudian mengatakan bahwa AS tidak akan dapat mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol. "Dengan semua kekuatan kami, kami akan bekerja untuk melanggar sanksi AS," ungkapnya.
Sebelumnya, keputusan AS tersbeut mendapat kecaman dari Turki. Ankara mengatakan, keputusan itu akan membahayakan perdamaian regional.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan keputusan AS untuk mengakhiri sanksi keringanan terhadap impor minyak Iran tidak akan melayani perdamaian dan stabilitas regional, namun akan membahayakan rakyat Iran.
"Turki menolak sanksi dan pemaksaan unilateral tentang bagaimana melakukan hubungan dengan tetangga," ucap Cavusoglu dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya
Iran sendir sebelumnya telah mengancam akan menutup Selat Hormuz, sebagai respon atas keputusan AS tersebut. Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jenderal Alireza Tangsiri, mengatakan pihaknya menutup Selat Hormuz jika Teheran dilarang menggunakannya.
"Menurut hukum internasional, Selat Hormuz adalah jalur lintas laut dan jika kita dilarang menggunakannya, kita akan menutupnya. Jika ada ancaman, kami bahkan tidak akan memiliki keraguan sedikit pun untuk melindungi dan mempertahankan perairan Iran," ucap Tangsiri.
(esn)