Ratu Elizabeth II Rayakan Ulang Tahun Ke-93
A
A
A
LONDON - Ratu Elizabeth II, penguasa tertua dan ratu Inggris terlama, merayakan ulang tahun ke-93. Dia merayakan ulang tahunnya secara sederhana bersama keluarga. Di usianya semakin senja, belum ada sinyal dia akan menyerahkan takhta kepada penerusnya.
Elizabeth II menghadiri misa Paskah di Istana Windsor pada Minggu (21/4), bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia ditemani anggota keluarganya, termasuk cucunya Pangeran William dan Pangeran Harry serta istri William, Catherine, di Kapel St George.
Istri Pangeran Harry, Meghan Markle yang bersiap-siap menghadapi persalinan anak pertamanya, tidak hadir dalam misa tersebut. Pasangan yang menikah pada Mei 2018 mengucapkan selamat kepada Ratu Elizabeth II pada akun Instagram mereka. “Selamat ulang tahun Yang Mulia, Nenek. Semoga harimu menyenangkan, Harry dan Meghan,” demikian tulis mereka.
Elizabeth lahir pada 21 April 1926 di Bruton Street, London Tengah. Dia menjadi Ratu Inggris tahun 1952 pada usia 25 tahun. Kini dia telah berkuasa lebih dari 67 tahun.
Namun, publik merayakan ulang tahun resminya pada Juni mendatang. Itu ditandai dengan para tentara di London atau dikenal dengan Trooping the Colour.
Bagaimana Kalau Ratu Wafat?
Usia yang semakin menua, publik pun bertanya-tanya bagaimana kalau Ratu Elizabeth II wafat? Dipastikan wafatnya Ratu Elizabeth II akan menimbulkan ketidakpastian dan guncangan di Inggris dan seluruh dunia. Kenapa? Selama kepemimpinannya, dia sudah memiliki banyak prestasi dan memimpin Inggris dari waktu ke waktu dan massa ke massa.
Penulis biografi Kerajaan Inggris, Penny Juror, nanti kematian Ratu Elizabeth akan menjadi peristiwa “traumatik” di Inggris. Itu disebabkan, menurut Juror, Ratu Elizabeth merupakan figur populer dan selama kekuasaannya banyak hal berubah secara dramatis. “Tidak ada aspek kehidupan yang tidak berubah (selama kepemimpinan Elizabeth II),” kata Juror kepada Town & Country.
Sangat sulit juga apa yang akan terjadi ketika Elizabeth II meninggal dunia. Istana Buckingham diperkirakan akan menyiapkan kabar tersebut, apakah jika kematiannya disebabkan karena faktor penyakit.
Melansir The Telegraph, Istana Buckingham ternyata sudah memiliki rencana detail bagaimana pemakaman Ratu Elizabeth II. Mereka juga sudah menyiapkan suksesi dengan kode yang diberi nama “Bridge”.
Media televisi seperti BBC dan ITN dipastikan akan melaporkan langsung upacara pemakaman. Nanti Pemerintah Inggris akan mengumumkan duka nasional selama 12 hari. Jenazahnya juga akan dibawa ke Westminster Hall agar masyarakat memberikan penghormatan. Bendera Inggris di seluruh dunia juga akan dikibarkan setengah tiang. Buku duka juga akan dibuka untuk umum di Kedutaan Besar Inggris di seluruh dunia.
Masih Tetap Sibuk
Victoria Murphy, jurnalis spesialis Kerajaan Inggris untuk The Daily Mirror dan penulis buku “Sixty Glorious Years: Our Queen Elizabeth II-Diamond Jubilee 1952-2012” mengungkapkan, Ratu Elizabeth masih dihormati rakyat Inggris dan dia akan menjalani tugasnya dalam beberapa tahun ke depan.
Ratu Elizabeth II juga menikmati kehidupannya, misalnya tetap berhubungan dengan cucu dan keluarganya.
Hal menarik lainnya, di usianya semakin menua, Ratu Elizabeth masih disibukkan dengan berbagai kegiatan. Dalam setahun dia pernah bertemu dengan 300 pejabat. “Hanya saja, Ratu Elizabeth II tidak lagi melaksanakan perjalanan luar negeri yang panjang. Namun, dia tetap menjadi ratu di 15 negara persemakmuran di luar Inggris,” kata Murphy dilansir stasiun radio wbur.
Namun, Murphy menegaskan, Ratu Elizabeth II masih tetap sibuk. Dia tetap bertemu dengan banyak tamu. Dia juga menerima laporan dari pemerintah setiap hari. “Belum lagi, Ratu Elizabeth II juga memiliki banyak agenda dan pertemuan publik yang rutin digelar. Dia menjaga hubungan agar kerajaan tetap populer di tengah rakyat Inggris,” katanya.
Di era media sosial, Murphy juga mengungkapkan keluarga Kerajaan Inggris juga tetap hadir di ruang itu. Ratu Elizabeth II memiliki akun Facebook sendiri. Akun Twitter keluarga kerajaan juga rajin menulis ciutan. “Mereka akrab dengan teknologi dan mengizinkan publik mengetahui apa yang terjadi belakang pintu,” ujar Murphy.
Hanya saja, gerakan Republik semakin menguat di Inggris. Namun, itu belum menjadi gerakan politik nyata yang berani unjuk gigi ke publik secara besar-besaran. Namun, dalam beberapa jajak pendapat, gerakan Republik tetap populer. “Tapi, dua pertiga publik Inggris masih menginginkan kerajaan,” ujarnya.
Dukungan jajak pendapat itu juga menunjukkan dukungan kuat untuk Kerajaan Inggris karena ada Ratu Elizabeth II.
Berbicara mengenai kemungkinan suksesi, Murphy menjelaskan, penggantinya tidak bisa membangun hubungan kuat dengan rakyat Inggris. “Pangeran Charles tidak akan menjadi raja selama ibunya berkuasa,” ujarnya.
Apalagi publik Inggris sudah tidak terlalu simpati dengan Pangeran Charles. Skandal cintanya dengan Camilla dan hancurnya pernikahan dengan Putri Diana menjadi simpati publik pudar terhadapnya.
Apakah Pangeran Charles akan menjadi Raja Inggris? “Pastinya. Sistem di negara ini menyatakan jika ratu meninggal, maka putra mahkota akan menjadi raja. Tidak ada langkah mundur dan percakapan,” ujarnya.
Meskipun demikian, suara publik Inggris mendorong agar Pangeran William saja yang menjadi raja. “Tidak ada indikasi hal itu akan terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, dalam dua dekade terakhir, popularitas Ratu Elizabeth pernah mengalami titik nadir setelah kematian Putri Diana pada 1997. Tapi, pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton serta kehadiran Pangeran George dan Putri Charlotte mendongkrak popularitas Kerajaan Inggris.
Menariknya, keluarga Kerajaan Inggris juga sangat dinamis. Pangeran William mengungkapkan, Ratu Elizabeth II mampu memberikan stabilitas kepadanya dan mendorongnya untuk menemukan jati diri.
“Saya bisa mengeksplorasi, mengerti, dan mengatur jalur hidup saya. Saya juga mendapatkan apresiasi perlindungan (dari Ratu Elizabeth II),” kata penulis buku tentang keluarga kerajaan, Anna Whitelock.
Sedangkan Kate kerap memuji Ratu Elizabeth II karena perhatiannya. “Saya merasa dia (Ratu Elizabeth II) ada di sana dan memberikan panduan untuk saya,” ucapnya. (Andika Hendra M)
Elizabeth II menghadiri misa Paskah di Istana Windsor pada Minggu (21/4), bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia ditemani anggota keluarganya, termasuk cucunya Pangeran William dan Pangeran Harry serta istri William, Catherine, di Kapel St George.
Istri Pangeran Harry, Meghan Markle yang bersiap-siap menghadapi persalinan anak pertamanya, tidak hadir dalam misa tersebut. Pasangan yang menikah pada Mei 2018 mengucapkan selamat kepada Ratu Elizabeth II pada akun Instagram mereka. “Selamat ulang tahun Yang Mulia, Nenek. Semoga harimu menyenangkan, Harry dan Meghan,” demikian tulis mereka.
Elizabeth lahir pada 21 April 1926 di Bruton Street, London Tengah. Dia menjadi Ratu Inggris tahun 1952 pada usia 25 tahun. Kini dia telah berkuasa lebih dari 67 tahun.
Namun, publik merayakan ulang tahun resminya pada Juni mendatang. Itu ditandai dengan para tentara di London atau dikenal dengan Trooping the Colour.
Bagaimana Kalau Ratu Wafat?
Usia yang semakin menua, publik pun bertanya-tanya bagaimana kalau Ratu Elizabeth II wafat? Dipastikan wafatnya Ratu Elizabeth II akan menimbulkan ketidakpastian dan guncangan di Inggris dan seluruh dunia. Kenapa? Selama kepemimpinannya, dia sudah memiliki banyak prestasi dan memimpin Inggris dari waktu ke waktu dan massa ke massa.
Penulis biografi Kerajaan Inggris, Penny Juror, nanti kematian Ratu Elizabeth akan menjadi peristiwa “traumatik” di Inggris. Itu disebabkan, menurut Juror, Ratu Elizabeth merupakan figur populer dan selama kekuasaannya banyak hal berubah secara dramatis. “Tidak ada aspek kehidupan yang tidak berubah (selama kepemimpinan Elizabeth II),” kata Juror kepada Town & Country.
Sangat sulit juga apa yang akan terjadi ketika Elizabeth II meninggal dunia. Istana Buckingham diperkirakan akan menyiapkan kabar tersebut, apakah jika kematiannya disebabkan karena faktor penyakit.
Melansir The Telegraph, Istana Buckingham ternyata sudah memiliki rencana detail bagaimana pemakaman Ratu Elizabeth II. Mereka juga sudah menyiapkan suksesi dengan kode yang diberi nama “Bridge”.
Media televisi seperti BBC dan ITN dipastikan akan melaporkan langsung upacara pemakaman. Nanti Pemerintah Inggris akan mengumumkan duka nasional selama 12 hari. Jenazahnya juga akan dibawa ke Westminster Hall agar masyarakat memberikan penghormatan. Bendera Inggris di seluruh dunia juga akan dikibarkan setengah tiang. Buku duka juga akan dibuka untuk umum di Kedutaan Besar Inggris di seluruh dunia.
Masih Tetap Sibuk
Victoria Murphy, jurnalis spesialis Kerajaan Inggris untuk The Daily Mirror dan penulis buku “Sixty Glorious Years: Our Queen Elizabeth II-Diamond Jubilee 1952-2012” mengungkapkan, Ratu Elizabeth masih dihormati rakyat Inggris dan dia akan menjalani tugasnya dalam beberapa tahun ke depan.
Ratu Elizabeth II juga menikmati kehidupannya, misalnya tetap berhubungan dengan cucu dan keluarganya.
Hal menarik lainnya, di usianya semakin menua, Ratu Elizabeth masih disibukkan dengan berbagai kegiatan. Dalam setahun dia pernah bertemu dengan 300 pejabat. “Hanya saja, Ratu Elizabeth II tidak lagi melaksanakan perjalanan luar negeri yang panjang. Namun, dia tetap menjadi ratu di 15 negara persemakmuran di luar Inggris,” kata Murphy dilansir stasiun radio wbur.
Namun, Murphy menegaskan, Ratu Elizabeth II masih tetap sibuk. Dia tetap bertemu dengan banyak tamu. Dia juga menerima laporan dari pemerintah setiap hari. “Belum lagi, Ratu Elizabeth II juga memiliki banyak agenda dan pertemuan publik yang rutin digelar. Dia menjaga hubungan agar kerajaan tetap populer di tengah rakyat Inggris,” katanya.
Di era media sosial, Murphy juga mengungkapkan keluarga Kerajaan Inggris juga tetap hadir di ruang itu. Ratu Elizabeth II memiliki akun Facebook sendiri. Akun Twitter keluarga kerajaan juga rajin menulis ciutan. “Mereka akrab dengan teknologi dan mengizinkan publik mengetahui apa yang terjadi belakang pintu,” ujar Murphy.
Hanya saja, gerakan Republik semakin menguat di Inggris. Namun, itu belum menjadi gerakan politik nyata yang berani unjuk gigi ke publik secara besar-besaran. Namun, dalam beberapa jajak pendapat, gerakan Republik tetap populer. “Tapi, dua pertiga publik Inggris masih menginginkan kerajaan,” ujarnya.
Dukungan jajak pendapat itu juga menunjukkan dukungan kuat untuk Kerajaan Inggris karena ada Ratu Elizabeth II.
Berbicara mengenai kemungkinan suksesi, Murphy menjelaskan, penggantinya tidak bisa membangun hubungan kuat dengan rakyat Inggris. “Pangeran Charles tidak akan menjadi raja selama ibunya berkuasa,” ujarnya.
Apalagi publik Inggris sudah tidak terlalu simpati dengan Pangeran Charles. Skandal cintanya dengan Camilla dan hancurnya pernikahan dengan Putri Diana menjadi simpati publik pudar terhadapnya.
Apakah Pangeran Charles akan menjadi Raja Inggris? “Pastinya. Sistem di negara ini menyatakan jika ratu meninggal, maka putra mahkota akan menjadi raja. Tidak ada langkah mundur dan percakapan,” ujarnya.
Meskipun demikian, suara publik Inggris mendorong agar Pangeran William saja yang menjadi raja. “Tidak ada indikasi hal itu akan terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, dalam dua dekade terakhir, popularitas Ratu Elizabeth pernah mengalami titik nadir setelah kematian Putri Diana pada 1997. Tapi, pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton serta kehadiran Pangeran George dan Putri Charlotte mendongkrak popularitas Kerajaan Inggris.
Menariknya, keluarga Kerajaan Inggris juga sangat dinamis. Pangeran William mengungkapkan, Ratu Elizabeth II mampu memberikan stabilitas kepadanya dan mendorongnya untuk menemukan jati diri.
“Saya bisa mengeksplorasi, mengerti, dan mengatur jalur hidup saya. Saya juga mendapatkan apresiasi perlindungan (dari Ratu Elizabeth II),” kata penulis buku tentang keluarga kerajaan, Anna Whitelock.
Sedangkan Kate kerap memuji Ratu Elizabeth II karena perhatiannya. “Saya merasa dia (Ratu Elizabeth II) ada di sana dan memberikan panduan untuk saya,” ucapnya. (Andika Hendra M)
(nfl)