Sri Lanka: Serangan Bom Dilakukan Jaringan Internasional
A
A
A
KOLOMBO - Kepala Parlemen Sri Lanka, Rajitha Senaratne mengatakan, serangkaian serangan bom yang terjadi di negaranya dilakukan dengan bantuan jaringan internasional. Serangan itu menewaskan hampir 300 orang.
Delapan bom meledak dalam serangan terkoordinasi yang menghantam tiga gereja, empat hotel, dan sebuah rumah di Sri Lanka. Serangan terhadap tiga gereja terjadi saatpara jemaat menjalankan ibadah Paskah.
"Kami tidak percaya serangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang berada di negara ini. Ada jaringan internasional yang tanpanya serangan ini tidak akan berhasil," ucap Senaratne, seperti dilansir Arab News pada Senin (22/4).
Jumlah korban tewas dalam serangkan ledakan bom di Sri Lanka meningkat dengan pesat. Berdasarkan data pada hari Senin, jumlah korban meninggal sudah mencapai 290 orang. Selain itu, jumlah korban luka juga meningkat menjadi 500 orang.
Sementara itu, sebelumnya Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dalam pembaruan travel advisory-nya memperingatkan bahwa kelompok teroris kemungkinan akan melanjutkan serangannya di Sri Lanka. Target yang diincar adalah tempat-tempat wisata.
"Kelompok-kelompok teroris kemungkinan terus merencanakan serangan di Sri Lanka. Teroris dapat menyerang dengan sedikit atau tanpa peringatan, menargetkan lokasi wisata," bunyi peringatan departemen itu.
Selain lokasi wisata, target pontensial yang diincar kelompok teroris adalah tempat-tempat ramai seperti pusat transportasi, pasar dan pusat perbelanjaan, hotel, kelab, restoran dan tempat-tempat ibadah. Departemen tersebut meminta warga AS menjauhi taman, acara olah raga dan budaya.
Delapan bom meledak dalam serangan terkoordinasi yang menghantam tiga gereja, empat hotel, dan sebuah rumah di Sri Lanka. Serangan terhadap tiga gereja terjadi saatpara jemaat menjalankan ibadah Paskah.
"Kami tidak percaya serangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang berada di negara ini. Ada jaringan internasional yang tanpanya serangan ini tidak akan berhasil," ucap Senaratne, seperti dilansir Arab News pada Senin (22/4).
Jumlah korban tewas dalam serangkan ledakan bom di Sri Lanka meningkat dengan pesat. Berdasarkan data pada hari Senin, jumlah korban meninggal sudah mencapai 290 orang. Selain itu, jumlah korban luka juga meningkat menjadi 500 orang.
Sementara itu, sebelumnya Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dalam pembaruan travel advisory-nya memperingatkan bahwa kelompok teroris kemungkinan akan melanjutkan serangannya di Sri Lanka. Target yang diincar adalah tempat-tempat wisata.
"Kelompok-kelompok teroris kemungkinan terus merencanakan serangan di Sri Lanka. Teroris dapat menyerang dengan sedikit atau tanpa peringatan, menargetkan lokasi wisata," bunyi peringatan departemen itu.
Selain lokasi wisata, target pontensial yang diincar kelompok teroris adalah tempat-tempat ramai seperti pusat transportasi, pasar dan pusat perbelanjaan, hotel, kelab, restoran dan tempat-tempat ibadah. Departemen tersebut meminta warga AS menjauhi taman, acara olah raga dan budaya.
(esn)