Industri Berlomba Gunakan Robot Berbasis Artificial Intelligence

Selasa, 16 April 2019 - 07:01 WIB
Industri Berlomba Gunakan Robot Berbasis Artificial Intelligence
Industri Berlomba Gunakan Robot Berbasis Artificial Intelligence
A A A
NEW YORK - Penggunaan robot akan masuk dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, janganlah terkejut ketika robot akan mengetuk pintu rumah dan mengantarkan paket serta barang. Hal itu sudah terjadi di banyak negara maju karena sudah banyak perusahaan pengiriman barang memanfaatkan robot dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Itu bukan hanya menghemat waktu dan biaya, tetapi robot bisa bekerja jauh lebih efektif dan efisien. Sudah banyak perusahaan menguji coba robot, pesawat nirawak, dan mobil otonom, untuk memasukkan otomatisasi dalam industri pengiriman barang. Itu bertujuan untuk menekan biaya produksi. Salah satu perusahaan yang mengembangkan penggunaan robot untuk pengiriman barang adalah FedEx.

Perusahaan itu bekerja sama dengan Walmart dan Pizza Hut untuk mengirimkan paket menggunakan robot. Proyek tersebut meluncurkan proyek itu di Memphis, Amerika Serikat (AS). Nanti robot itu akan menjalankan pelayanan untuk pengiriman paket yang dikirim pada hari sama dan tiba pada hari itu juga di 1.900 kota seluruh dunia.

Untuk mewujudkan program tersebut, FedEx bekerja sama dengan DEKA Development & Research Corp didirikan oleh Dean Kamen yang menemukan Segway dan iBot. Robot itu akan berjalan dengan roda. Itu juga dilengkapi kamera dan peranti lunak untuk membantu mendeteksi serta menghindari tabrakan dengan mobil atau orang yang berjalan. Robot itu nanti mampu berjalan dengan kecepatan 16 km per jam.

Hanya saja, proyek itu harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah kota. Untuk sementara robot itu hanya diizinkan di Memphis karena 60% jarak antara penjual dan pembeli hanya tiga mil. FedEx bekerja sama dengan mitranya termasuk AutoZone Inc dan Target Corp untuk mengoperasikan sistem pengiriman agar prosesnya semakin cepat dan murah.

Bisnis pengiriman barang kini semakin berkembang pesat. Perusahaan, seperti Uber Eats, DoorDash, dan GrubHub mendapatkan komisi 10–30% setiap pesanan. Investor dan perusahaan menggelontorkan jutaan dolar untuk proyek pengembangan robot untuk menurunkan biaya produksi. Sayangnya, upaya mereka terkendala aturan.

Karena alasan keamanan, banyak pemerintah di negara bagian AS dan banyak negara menginginkan kendaraan otonom atau robot hanya digunakan untuk urusan darurat saja. Kecerdasan Buatan (AI) menjadi harapan bagi industri untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi. AI juga mulai diterima publik karena pelayanannya lebih efektif dan memuaskan dalam industri pengiriman barang.

AI mendorong tumbuhnya persaingan dan inovasi yang terus bergerak maju. Selain FedEx, perusahaan lain yang mengembangkan robot untuk pengiriman barang adalah Starship Technologies dikembangkan oleh pendiri Skype, Ahti Heinla dan Janus Friis, pada 2014. Model pengiriman paket dengan robot telah diuji coba di Hamburg, Washington, dan California.

Robot itu mampu berjalan 100.000 mil dan telah diuji coba di 100 kota di 20 negara. Robot itu didesain mengantar barang. Robot itu bekerja dengan bantuan peta untuk menunjukkan lokasi dan memilih barang yang dipesan. Robot itu memiliki tinggi 55 cm dan panjang 70 cm. Starship Technologies juga telah meningkatkan investasinya lebih dari USD40 juta. Mereka juga menguji coba robot tersebut untuk mengantarkan paket di wilayah San Francisco.

Kemudian Postmate merupakan layanan pengiriman makanan dan bahan makanan ke rumah. Layanan itu bisa mengirimkan berbagai pesanan dari restoran atau bisnis yang bisa diakses melalui aplikasi GrubHub atau Seamless. Layanan itu bisa menerima pesanan nonstop 25 jam. Sebanyak 4 juta pengantaran telah dilaksanakan setiap bulan di 550 kota seluruh dunia.

Paling terkenal adalah Scout dikembangkan oleh Amazon untuk mengirimkan paket kepada pelanggan di Washington. Robot itu memiliki enam roda dengan warna biru langit. Itu bisa berjalan menghindari tabrakan dengan manusia atau binatang di jalanan. Si pemesan harus memasukkan kode untuk bisa mengambil barang yang diantar oleh Scout.

“Untuk saat ini Scout hanya mengirimkan paket Senin hingga Jumat pada siang hari,” kata Sean Scott, Wakil Presiden Amazon Scout dilansir Daily Mail. “Alat tersebut akan bekerja secara otonom mengikuti rute pengiriman yang ditentukan pegawai Amazon,” katanya.

Scott mengungkapkan, pihaknya mengembangkan Amazon Scout di laboratorium pengembangan dan penelitian di Seattle untuk menjamin keselamatan serta keefisienan robot tersebut. Maklum, robot itu bekerja di pedestrian yang juga dilalui manusia dan banyak hewan.

Scott mengatakan, perusahaan akan menggunakan Scout untuk meningkatkan pelayanan pengiriman barang bagi pelanggan. Hal menarik lainnya adalah pengembangan robot anjing oleh perusahaan otomotif Jerman, Continental, mengenalkan ANYbotics, sekumpulan robot anjing yang bisa membuka pintu dan naik elevator. Robot itu diproduksi untuk mengantarkan paket.

Robot anjing itu bisa berputar sejauh 360 derajat celsius dan berjalan hingga satu mil per kg. Tahan terhadap gangguan air dan debu. Robot itu bisa naik tangga dan membuka pintu sendiri. Robot anjing itu juga dilengkapi dengan CUbE, taksi robot yang bisa mengantarkan robot anjing.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3404 seconds (0.1#10.140)