Kim Jong-un Beri AS Waktu Hingga Akhir Tahun untuk Ubah Sikap
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un mengatakan, kegagalan dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) di Hanoi, Vietnam beberapa waktu telah meningkatkan risiko untuk menghidupkan kembali ketegangan. Dia menuturkan hanya tertarik untuk bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump lagi jika Washington datang dengan sikap yang benar.
Dalam pidatonya di hadapan Majelis Rakyat Tertinggi Korut, Jong-un menuturkan bahwa ia akan menunggu hingga akhir tahun ini bagi AS untuk memutuskan untuk mengambil sikap lebih fleksibel.
"Apa yang diperlukan adalah agar AS menghentikan cara perhitungannya saat ini, dan mendatangi kami dengan perhitungan baru. Pertemuan Hanoi mengangkat pertanyaan kuat tentang apakah langkah-langkah yang kami ambil di bawah keputusan strategis kami benar, dan memberi kami rasa hati-hati tentang apakah AS bahkan benar-benar berusaha memperbaiki hubungan AS-Korut," ucap Jong-un.
Dia lalu mengatakan, di Hanoi AS datang dengan rencana yang sama sekali tidak dapat direalisasikan dan tidak benar-benar siap untuk duduk bersama dan menyelesaikan masalah yang ada.
"Dengan pemikiran seperti itu, AS tidak akan bisa menggerakkan kami sedikit pun, bahkan jika mereka duduk bersama kami seratus, ribuan kali, dan tidak akan bisa mendapatkan apa yang diinginkannya sama sekali. Saya akan bersabar dan menunggu sampai akhir tahun ini untuk keputusan berani AS, tetapi akan sulit untuk mendapatkan kesempatan sebaik terakhir kali," ungkapnya, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (13/4).
Trump dan Jong-un telah bertemu dua kali, di Hanoi pada bulan Februari dan Singapura pada bulan Juni, membangun itikad baik tetapi gagal menyepakati kesepakatan untuk mencabut sanksi sebagai imbalan Korut meninggalkan program nuklir dan misilnya. Trump, awal pekan ini mengatakan keinginan untuk kembali melakukan pertemuan dengan Jong-un.
Dalam pidatonya di hadapan Majelis Rakyat Tertinggi Korut, Jong-un menuturkan bahwa ia akan menunggu hingga akhir tahun ini bagi AS untuk memutuskan untuk mengambil sikap lebih fleksibel.
"Apa yang diperlukan adalah agar AS menghentikan cara perhitungannya saat ini, dan mendatangi kami dengan perhitungan baru. Pertemuan Hanoi mengangkat pertanyaan kuat tentang apakah langkah-langkah yang kami ambil di bawah keputusan strategis kami benar, dan memberi kami rasa hati-hati tentang apakah AS bahkan benar-benar berusaha memperbaiki hubungan AS-Korut," ucap Jong-un.
Dia lalu mengatakan, di Hanoi AS datang dengan rencana yang sama sekali tidak dapat direalisasikan dan tidak benar-benar siap untuk duduk bersama dan menyelesaikan masalah yang ada.
"Dengan pemikiran seperti itu, AS tidak akan bisa menggerakkan kami sedikit pun, bahkan jika mereka duduk bersama kami seratus, ribuan kali, dan tidak akan bisa mendapatkan apa yang diinginkannya sama sekali. Saya akan bersabar dan menunggu sampai akhir tahun ini untuk keputusan berani AS, tetapi akan sulit untuk mendapatkan kesempatan sebaik terakhir kali," ungkapnya, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (13/4).
Trump dan Jong-un telah bertemu dua kali, di Hanoi pada bulan Februari dan Singapura pada bulan Juni, membangun itikad baik tetapi gagal menyepakati kesepakatan untuk mencabut sanksi sebagai imbalan Korut meninggalkan program nuklir dan misilnya. Trump, awal pekan ini mengatakan keinginan untuk kembali melakukan pertemuan dengan Jong-un.
(esn)