Rusia Ingin Permudah Pengurusan Visa bagi WNI
Rusia Ingin Permudah Pengurusan Visa bagi WNI
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Rusia berencana untuk mempermudah pengurusan visa bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk berkunjung ke Rusia. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.
Vorobieva mengatakan, secara prinsip sejatinya dokumen perjanjian untuk mempermudah pengurusan visa sudah selesai. Namun, dia mengatakan masih ada sejumlah prosedur, seperti persetujuan dari Parlemen Rusia, sebelum akhirnya dokumen itu bisa ditandangani.
"Kami berharap dokumen itu dapat ditandangani dalam waktu dekat," ucap Vorobieva saat menggelar pertemuan dengan awak media di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (10/4).
Dia mengatakan, simplifikasi pengurusan visa ini berarti akan adanya pengurangan dokumen yang harus diserahkan oleh WNI yang ingin berkunjung ke Rusia. "Tapi ini bukan bebas visa, masih tetap membutuhkan visa, tapi prosesnya akan lebih mudah," ucapnya.
Sementara itu, ketika disinggung mengenai kabar bahwa biaya untuk pengurusan visa meningkat dari USD 70 menjadi USD 80, Vorobieva mengatakan dia belum mengeceknya. Tapi, dia memastikan keputusan ini murni berbasis ekonomi dan bukan politis.
Vorobieva mengatakan, secara prinsip sejatinya dokumen perjanjian untuk mempermudah pengurusan visa sudah selesai. Namun, dia mengatakan masih ada sejumlah prosedur, seperti persetujuan dari Parlemen Rusia, sebelum akhirnya dokumen itu bisa ditandangani.
"Kami berharap dokumen itu dapat ditandangani dalam waktu dekat," ucap Vorobieva saat menggelar pertemuan dengan awak media di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (10/4).
Dia mengatakan, simplifikasi pengurusan visa ini berarti akan adanya pengurangan dokumen yang harus diserahkan oleh WNI yang ingin berkunjung ke Rusia. "Tapi ini bukan bebas visa, masih tetap membutuhkan visa, tapi prosesnya akan lebih mudah," ucapnya.
Sementara itu, ketika disinggung mengenai kabar bahwa biaya untuk pengurusan visa meningkat dari USD 70 menjadi USD 80, Vorobieva mengatakan dia belum mengeceknya. Tapi, dia memastikan keputusan ini murni berbasis ekonomi dan bukan politis.
(esn)
Explore More