Taiwan Perkuat Kontribusi untuk Dunia

Rabu, 10 April 2019 - 12:05 WIB
Taiwan Perkuat Kontribusi...
Taiwan Perkuat Kontribusi untuk Dunia
A A A
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan telah berjuang selama 40 tahun terakhir untuk menjadi negara yang demokratis dan berkontribusi besar terhadap kawasan dan dunia.

Namun, Tsai mengakui capaian itu akan sulit tercapai tanpa kerja sama dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS). Taiwan merupakan satu dari empat macan Asia bersama Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura. Pada abad ke-20, Taiwan mengalami perkembangan industrialisasi yang pesat yang dikenal dengan sebutan Taiwan Miracle.

Peninggalan penjajahan Jepang juga telah memperkuat Taiwan dari segi fasilitas dan infrastruktur. Pada 1950, dengan pecahnya Perang Korea dan hiperinflasi selama Perang Dunia II, Taiwan sempat mengalami keterpurukan ekonomi. Namun, AS mulai mengadakan program bantuan sehingga harga bahan pokok makanan di Taiwan menjadi lebih stabil.

Para petani di Taiwan juga kian terdorong dan termotivasi. Di bawah reformasi dan program pengembangan pertanian, juga atas bantuan AS, produksi pertanian Taiwan meningkat sebesar 4% dari 1952 sampai 1959.

“AS telah membantu kami saat kami sedang dalam keadaan kritis. Kami berharap hubungan antara Taiwan dan AS akan terus meningkat,” terang Tsai di Taipei.

Pernyataan itu dilontarkan Tsai saat melakukan konferensi jarak jauh dengan tiga think tank AS, yakni Centre for Strategic and International Studies (CSIS), The Brooking Institution, dan The Woodrow Wilson International Centre for Scholars, kemarin. Konferensi itu disiarkan langsung di YouTube dan di president.gov.tw.

Tsai tidak hanya membahas kerja sama antara Taiwan dengan AS, tapi juga situasi keamanan regional. AS merupakan kekuatan utama diplomasi Taiwan. Hubungan dengan Washington terus mengalami peningkatan sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden pada 2016.

Taiwan berencana membeli alutsista dari AS. Belakangan ini Tsai sibuk memperkuat kampanye diplomasinya di luar negeri. Melansir Reuters , pada 21 Maret lalu dia menggelar lawatan selama delapan hari untuk memperkuat hubungan dengan aliansi Pasifik. Dia mengunjungi negaranegara kecil di Samudera Pasifik seperti Palau, Nauru, dan Kepulauan Marshall.

Langkah itu disebut telah membendung pengaruh China di negara tersebut. Pada tahun lalu China membujuk Republik Dominika, Burkina Faso, dan El Salvador untuk memperkuat hubungan dengan Beijing dan meninggalkan Taipei. Saat ini Taiwan memiliki hubungan formal sedikitnya dengan 17 negara di dunia. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0962 seconds (0.1#10.140)