Pengangguran Isu Utama Pemilu India
A
A
A
NEW DELHI - Pengangguran dan kondisi ekonomi menjadi isu utama muncul menjelang pemilu India yang digelar dalam tujuh tahap dari 11 April hingga 19 Mei.
Para politisi, termasuk Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi telah mulai berkampanye untuk pemilu tersebut. Sejumlah surat kabar India telah dipenuhi iklan-iklan yang menyebut berbagai prestasi para pemimpin politik.
Modi yang menang pemilu 2014 itu ingin terpilih lagi dan harus menghadapi oposisi yang masih terpecah. Meski demikian, banyak pihak semakin mempertanyakan berbagai prestasi pemerintahan Modi.
Walaupun India mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, banyak pemuda yang masih kesulitan mencari kerja. Di desa-desa India, banyak para petani mengeluh. Modi mendapat keuntungan dengan sikap kerasnya pada Pakistan saat ketegangan Februari lalu di Kashmir. Selain isu itu, masalah ekonomi tetap menjadi diskusi utama.
Reformasi pada awal 1990-an menjadikan ekonomi India lebih ramah pasar dan menciptakan pertumbuhan yang tinggi. Gelombang baru kesejahteraan pun tercipta. Namun, selama beberapa tahun terakhir, negara itu kesulitan menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk para pemuda yang jumlahnya banyak. Lebih dari setengah warga India berusia 25 tahun atau lebih muda dan sekitar 12 juta orang memasuki dunia kerja setiap tahun. Modi menjanjikan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi akan ada lapangan kerja di wilayah konstituen utamanya.
Saat berpidato dalam pertemuan Partai Bharatiya Janata (BJP) beberapa bulan sebelum pemilu 2014, Modi menyebut kurangnya pekerjaan untuk pemuda India. “Negara ini memiliki modal pemuda yang jumlahnya banyak, tapi mereka membutuhkan pekerjaan, situasi seperti apa ini,” kata Modi ketika itu.
Saat ini para pakar menyatakan situasinya justru kian memburuk. Data baru dari para peneliti independen di Center for Monitoring Indian Economy (CMIE) menunjukkan jumlah penganggur meningkat. Masalah itu kian memburuk karena jumlah warga India yang bekerja atau aktif mencari kerja justru menurun, kombinasi mengkhawatirkan bagi negara mana pun.
Menurut CMIE, tingkat penganggur pada Februari tahun ini sebesar 7,2% yang naik daripada 5% pada Februari 2017. Adapun para petani India juga menggelar unjuk rasa dalam beberapa tahun terakhir karena pendapatan mereka turun dan meningkatnya tekanan di sektor pertanian.
Kondisi ini bisa menjadi masalah bagi Modi. Pada Desember, saat BJP kehilangan dukungan dalam pemilu lokal di beberapa negara bagian penting, faktor dukungan para petani itulah yang menentukan.
Adapun meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan pada Februari menjadikan masalah keamanan nasional jadi agenda utama. Mantan Kepala Menteri Jammu dan Kashmir Mehbooba Mufti mendorong India berunding dengan Pakistan serta separatis di Kashmir untuk meredam ketegangan.
Mufti yang menjabat pada awal 2014 hingga Juni tahun lalu itu, menyatakan operasi militer terhadap para militan dan para pendukung separatis akan semakin mengisolasi warga Jammu dan Kashmir. (Syarifudin)
Para politisi, termasuk Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi telah mulai berkampanye untuk pemilu tersebut. Sejumlah surat kabar India telah dipenuhi iklan-iklan yang menyebut berbagai prestasi para pemimpin politik.
Modi yang menang pemilu 2014 itu ingin terpilih lagi dan harus menghadapi oposisi yang masih terpecah. Meski demikian, banyak pihak semakin mempertanyakan berbagai prestasi pemerintahan Modi.
Walaupun India mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, banyak pemuda yang masih kesulitan mencari kerja. Di desa-desa India, banyak para petani mengeluh. Modi mendapat keuntungan dengan sikap kerasnya pada Pakistan saat ketegangan Februari lalu di Kashmir. Selain isu itu, masalah ekonomi tetap menjadi diskusi utama.
Reformasi pada awal 1990-an menjadikan ekonomi India lebih ramah pasar dan menciptakan pertumbuhan yang tinggi. Gelombang baru kesejahteraan pun tercipta. Namun, selama beberapa tahun terakhir, negara itu kesulitan menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk para pemuda yang jumlahnya banyak. Lebih dari setengah warga India berusia 25 tahun atau lebih muda dan sekitar 12 juta orang memasuki dunia kerja setiap tahun. Modi menjanjikan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi akan ada lapangan kerja di wilayah konstituen utamanya.
Saat berpidato dalam pertemuan Partai Bharatiya Janata (BJP) beberapa bulan sebelum pemilu 2014, Modi menyebut kurangnya pekerjaan untuk pemuda India. “Negara ini memiliki modal pemuda yang jumlahnya banyak, tapi mereka membutuhkan pekerjaan, situasi seperti apa ini,” kata Modi ketika itu.
Saat ini para pakar menyatakan situasinya justru kian memburuk. Data baru dari para peneliti independen di Center for Monitoring Indian Economy (CMIE) menunjukkan jumlah penganggur meningkat. Masalah itu kian memburuk karena jumlah warga India yang bekerja atau aktif mencari kerja justru menurun, kombinasi mengkhawatirkan bagi negara mana pun.
Menurut CMIE, tingkat penganggur pada Februari tahun ini sebesar 7,2% yang naik daripada 5% pada Februari 2017. Adapun para petani India juga menggelar unjuk rasa dalam beberapa tahun terakhir karena pendapatan mereka turun dan meningkatnya tekanan di sektor pertanian.
Kondisi ini bisa menjadi masalah bagi Modi. Pada Desember, saat BJP kehilangan dukungan dalam pemilu lokal di beberapa negara bagian penting, faktor dukungan para petani itulah yang menentukan.
Adapun meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan pada Februari menjadikan masalah keamanan nasional jadi agenda utama. Mantan Kepala Menteri Jammu dan Kashmir Mehbooba Mufti mendorong India berunding dengan Pakistan serta separatis di Kashmir untuk meredam ketegangan.
Mufti yang menjabat pada awal 2014 hingga Juni tahun lalu itu, menyatakan operasi militer terhadap para militan dan para pendukung separatis akan semakin mengisolasi warga Jammu dan Kashmir. (Syarifudin)
(nfl)