Diplomat AS Kedapatan Bawa Bom di Bandara Rusia
A
A
A
MOSKOW - Seorang anggota staf Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dilaporkan kedapatan membawa sebuah bom saat berusaha memasuki bandara Sheremetyevo di Moskow. Bom yang dibawa dilengkapi dengan sekering, tetapi tanpa bahan peledak di dalamnya.
Anggota kedutaan AS itu mengatakan, dia akan meninggalkan Rusia ketika tugasnya di Moskow berakhir dan mengklaim telah membeli bom itu untuk koleksi pribadinya.
"Pada pagi hari tanggal 9 Maret, personel yang memindai barang-barang seorang anggota staf kedutaan besar AS mendeteksi sebuah benda yang terlihat seperti bom mortir," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Mereka memanggil teknisi bom yang mengkonfirmasi bahwa itu memang bom dengan sekering, tetapi tanpa bahan peledak, meskipun ada jejak bahan peledak di dalam bom itu," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (10/3).
Pejabat itu menuturkan polisi bandara segera memberi tahu kedutaan AS tentang insiden itu dan mengharapan penjelasan segera dari kedutaan besar AS mengenai hal ini. Dia lalu menyatakan pihaknya menganggap insiden itu sebagai provokasi yang disengaja.
"Sejak serangan teroris tahun 2001, AS telah memberikan perhatian paling dekat dengan keamanan penerbangan sehingga dia tidak bisa tidak memahami bahwa bom di kopernya adalah serius. Itu berarti dia melakukannya secara sadar," tukasnya.
Anggota kedutaan AS itu mengatakan, dia akan meninggalkan Rusia ketika tugasnya di Moskow berakhir dan mengklaim telah membeli bom itu untuk koleksi pribadinya.
"Pada pagi hari tanggal 9 Maret, personel yang memindai barang-barang seorang anggota staf kedutaan besar AS mendeteksi sebuah benda yang terlihat seperti bom mortir," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Mereka memanggil teknisi bom yang mengkonfirmasi bahwa itu memang bom dengan sekering, tetapi tanpa bahan peledak, meskipun ada jejak bahan peledak di dalam bom itu," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (10/3).
Pejabat itu menuturkan polisi bandara segera memberi tahu kedutaan AS tentang insiden itu dan mengharapan penjelasan segera dari kedutaan besar AS mengenai hal ini. Dia lalu menyatakan pihaknya menganggap insiden itu sebagai provokasi yang disengaja.
"Sejak serangan teroris tahun 2001, AS telah memberikan perhatian paling dekat dengan keamanan penerbangan sehingga dia tidak bisa tidak memahami bahwa bom di kopernya adalah serius. Itu berarti dia melakukannya secara sadar," tukasnya.
(esn)