Rusia Sebut Infrastruktur Nuklir AS di Eropa Harus Dihancurkan
A
A
A
MOSKOW - Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, akan sangat tepat untuk menghancurkan seluruh infrastruktur untuk senjata nuklir Amerika Serikat (AS) yang berada di Eropa.
"Semua orang akan merasa lebih nyaman ketika semua senjata nuklir AS kembali ke wilayah AS, dan infrastruktur di Eropa yang memungkinkan untuk menyimpan, melayani, dan menyebarkan senjata-senjata itu, akan dihilangkan," kata Medvedev, seperti dilansir Tass pada Rabu (6/3).
Medvedev mencatat bahwa ini juga menyangkut latihan militer tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir yang secara rutin diadakan di negara-negara anggota NATO.
"Ini hanya menambah tekanan yang tidak perlu, sebagian besar untuk negara-negara NATO sendiri. AS, bukan Rusia, memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian fundamental dalam bidang keamanan global, Perjanjian Pasukan Nuklir Internasional (INF)," ucapnya.
"Inilah sebabnya mengapa presiden Rusia menandatangani, sebagai tindakan timbal balik, sebuah dekrit mengenai penangguhan keanggotaan dalam Perjanjian INF sampai AS menghapuskan pelanggaran mereka sendiri. Kami tidak mengancam siapa pun, dan kami pasti tidak akan menyerang siapa pun atau bertarung dengan siapa pun," kata Medvedev. "Setiap upaya pemerasan nuklir, menurut pendapat kami, memperburuk ketegangan internasional," sambungnya.
Dia lalu menegaskan bahwa Moskow menginginkan perdamaian dan stabilitas di Eropa, dan menjaga dialog dengan negara-negara anggota NATO. "Kami bekerja sama dengan mereka dalam beberapa masalah. Kerja sama kami konstruktif, dan kami mengharapkan pendekatan yang sama dari mitra kami," tambahnya.
"Semua orang akan merasa lebih nyaman ketika semua senjata nuklir AS kembali ke wilayah AS, dan infrastruktur di Eropa yang memungkinkan untuk menyimpan, melayani, dan menyebarkan senjata-senjata itu, akan dihilangkan," kata Medvedev, seperti dilansir Tass pada Rabu (6/3).
Medvedev mencatat bahwa ini juga menyangkut latihan militer tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir yang secara rutin diadakan di negara-negara anggota NATO.
"Ini hanya menambah tekanan yang tidak perlu, sebagian besar untuk negara-negara NATO sendiri. AS, bukan Rusia, memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian fundamental dalam bidang keamanan global, Perjanjian Pasukan Nuklir Internasional (INF)," ucapnya.
"Inilah sebabnya mengapa presiden Rusia menandatangani, sebagai tindakan timbal balik, sebuah dekrit mengenai penangguhan keanggotaan dalam Perjanjian INF sampai AS menghapuskan pelanggaran mereka sendiri. Kami tidak mengancam siapa pun, dan kami pasti tidak akan menyerang siapa pun atau bertarung dengan siapa pun," kata Medvedev. "Setiap upaya pemerasan nuklir, menurut pendapat kami, memperburuk ketegangan internasional," sambungnya.
Dia lalu menegaskan bahwa Moskow menginginkan perdamaian dan stabilitas di Eropa, dan menjaga dialog dengan negara-negara anggota NATO. "Kami bekerja sama dengan mereka dalam beberapa masalah. Kerja sama kami konstruktif, dan kami mengharapkan pendekatan yang sama dari mitra kami," tambahnya.
(esn)