RI Gelar Pelatihan Bisnis untuk Pengungsi Palestina di Yordania
A
A
A
AMMAN - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dilaporkan telah membuka pelatihan untuk peningkatan kapasitas bagi pengungsi Palestina di Yordania. Pelatihan itu diketahui bertajuk "Internasional Training of Trainers on Business Planning for Women in Refugee Camps: Women Empowerment to Achieve Sustainable Development Goals".
“Tanggal 8 Maret adalah hari Perempuan Sedunia, saya ingin dedikasikan hari tersebut untuk perempuan Palestina, bagi peran mereka dalam perdamaian dan keamanan,” ucap Retno dalam sambutanya saat membuka pelatihan tersebut, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Rabu (6/3).
Retno menegaskan kembali arti penting isu Palestina bagi Pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama dalam rangka pemberdayaan perempuan. Ditekankan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam pembangunan bangsa.
Lebih lanjut Retno menyampaikan bahwa membangun sebuah bangsa Palestina, tidak mudah dan tidak dapat dilakukan dalam satu malam. Dibutuhkan kondisi yang kondisif, serta dukungan internasional baik dalam bidang ekonomi, pembangunan maupun pengembangan kapasitas. Oleh karena itu, papar Retno, dukungan Indonesia melalui penyelenggaraan program pelatihan ini diharapkan dapat semakin memperkuat upaya untuk mempersiapkan Palestina dalam meraih kemerdekaannya.
“Indonesia telah sejak lama telah memberikan dukungan bantuan kapasitas bagi Palestina, seperti antara lain dalam bidang pengembangan UMKM, pemberdayaan perempuan, good governance, pendanaan mikro maupun pelestarian lingkungan hidup, yang akan membentuk fondasi penting bagi pengembangan institusi Palestina,” ungkap Retno.
Terkait dengan pemberdayaan perempuan, Retno secara khusus menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan Palestina tidak hanya akan menguntungkan secara ekonomi, namun juga akan memperkokoh infrastruktur sosio-ekonomi bangsa Palestina. Dirinya menyebut, melalui pelatihan dan pemberdayaan diharapkan masyarakat Palestina, dengan dibantu kontribusi dunia, dapat menciptakan kesempatan agar terlahir harapan kehidupan yang lebih baik di luar batas kamp pengungsi.
Mengangkat peran berbagai pihak dalam terus mendukung perjuangan masyarakat Palestina ini, Retno mengapresiasi peran komunitas internasional, khususnya UNRWA dan organisasi-organisasi lainnya, yang terus bekerja keras bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Palestina, terutama yang saat ini berada di berbagai kamp pengungsi.
Di kesempatan yang sama, Retno juga menyaksikan penandatanganan letter on intent antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Palestina mengenai pemberian bantuan kemanusiaan untuk Gaza terkait pengadaan desalinasi air dan obat obatan serta alat alat kesehatan, yang di tanda tangani oleh Sekjen Kemlu RI, Mayerfas dan Duta Mazen Shamiyah, Assistant Minister for Asia, Africa and Australia , dari Kemlu Palestina.
Pelatihan bisnis untuk perempuan di kamp pengungsi akan dilaksanakan di Amman pada tanggal 5-8 Maret 2019. Pelatihan terdiri dari 30 peserta dari berbagai lembaga penanganan pengungsi di Palestina dan Yordania, termasuk UNRWA Palestina, UNRWA Yordania, Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO), East Jerusalem Young Men Christian Association (YMCA), Women’s Centre Al Thouri Silwan, dan WAFAA Group-Palestine.
Tenaga ahli untuk pelatihan berasal dari Global Entrepreunership Network (GEN) Indonesia, yang berada di bawah Ciputra Foundation dan memiliki kemitraan dengan Queen Rania Foundation di Yordania, sehingga diharapkan dapat membantu membuka akses bagi para pengungsi Palestina kepada lembaga pembiayaan dan pengembangan UMKM.
“Tanggal 8 Maret adalah hari Perempuan Sedunia, saya ingin dedikasikan hari tersebut untuk perempuan Palestina, bagi peran mereka dalam perdamaian dan keamanan,” ucap Retno dalam sambutanya saat membuka pelatihan tersebut, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Rabu (6/3).
Retno menegaskan kembali arti penting isu Palestina bagi Pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama dalam rangka pemberdayaan perempuan. Ditekankan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam pembangunan bangsa.
Lebih lanjut Retno menyampaikan bahwa membangun sebuah bangsa Palestina, tidak mudah dan tidak dapat dilakukan dalam satu malam. Dibutuhkan kondisi yang kondisif, serta dukungan internasional baik dalam bidang ekonomi, pembangunan maupun pengembangan kapasitas. Oleh karena itu, papar Retno, dukungan Indonesia melalui penyelenggaraan program pelatihan ini diharapkan dapat semakin memperkuat upaya untuk mempersiapkan Palestina dalam meraih kemerdekaannya.
“Indonesia telah sejak lama telah memberikan dukungan bantuan kapasitas bagi Palestina, seperti antara lain dalam bidang pengembangan UMKM, pemberdayaan perempuan, good governance, pendanaan mikro maupun pelestarian lingkungan hidup, yang akan membentuk fondasi penting bagi pengembangan institusi Palestina,” ungkap Retno.
Terkait dengan pemberdayaan perempuan, Retno secara khusus menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan Palestina tidak hanya akan menguntungkan secara ekonomi, namun juga akan memperkokoh infrastruktur sosio-ekonomi bangsa Palestina. Dirinya menyebut, melalui pelatihan dan pemberdayaan diharapkan masyarakat Palestina, dengan dibantu kontribusi dunia, dapat menciptakan kesempatan agar terlahir harapan kehidupan yang lebih baik di luar batas kamp pengungsi.
Mengangkat peran berbagai pihak dalam terus mendukung perjuangan masyarakat Palestina ini, Retno mengapresiasi peran komunitas internasional, khususnya UNRWA dan organisasi-organisasi lainnya, yang terus bekerja keras bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Palestina, terutama yang saat ini berada di berbagai kamp pengungsi.
Di kesempatan yang sama, Retno juga menyaksikan penandatanganan letter on intent antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Palestina mengenai pemberian bantuan kemanusiaan untuk Gaza terkait pengadaan desalinasi air dan obat obatan serta alat alat kesehatan, yang di tanda tangani oleh Sekjen Kemlu RI, Mayerfas dan Duta Mazen Shamiyah, Assistant Minister for Asia, Africa and Australia , dari Kemlu Palestina.
Pelatihan bisnis untuk perempuan di kamp pengungsi akan dilaksanakan di Amman pada tanggal 5-8 Maret 2019. Pelatihan terdiri dari 30 peserta dari berbagai lembaga penanganan pengungsi di Palestina dan Yordania, termasuk UNRWA Palestina, UNRWA Yordania, Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO), East Jerusalem Young Men Christian Association (YMCA), Women’s Centre Al Thouri Silwan, dan WAFAA Group-Palestine.
Tenaga ahli untuk pelatihan berasal dari Global Entrepreunership Network (GEN) Indonesia, yang berada di bawah Ciputra Foundation dan memiliki kemitraan dengan Queen Rania Foundation di Yordania, sehingga diharapkan dapat membantu membuka akses bagi para pengungsi Palestina kepada lembaga pembiayaan dan pengembangan UMKM.
(esn)