Lavrov: Pemaksaan Nilai Barat Rusak Keseimbangan Timur Tengah
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, Barat berupaya untuk memaksakan nilai-nilai mereka pada negara-negara Timur Tengah. Hal ini, ungkap Lavrov, telah merusak keseimbangan yang ada di wilayah itu, yang sebelumnya telah memakan waktu berabad-abad untuk dibangun.
Dalam pidato yang dibacakan Wakil Menteri Luar Negeri, Mikhail Bogdanov di konferensi Timur Tengah dari Klub Diskusi Internasional Valdai, disebutkan bahwa stabilitas Timur Tengah dicapai dengan perjuangan keras selama berabad-abad. Namun, setelah tercapai, Barat merusaknya dengan memaksakan nilai-nilai mereka.
"Timur Tengah, yang telah mengalami periode ujian berat, masih memegang tempat sentral dalam agenda global. Baik di masa depan pemerintah kawasan, keamanan internasional dan stabilitas bergantung pada bagaimana situasi akan berkembang di sana," bunyi pidato Lavrov, seperti dilansir Tass pada Selasa (19/2).
"Metode rekayasa geopolitik, upaya memaksakan model pembangunan asing dan nilai-nilai pada rakyat Timur Tengah dan Afrika Utara, terutama melalui penggunaan kekuatan, telah menyebabkan melemahnya atau runtuhnya negara-negara dan gelombang terorisme internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. di sejumlah negara. Selain itu, telah menyebabkan krisis migrasi besar-besaran, mengacaukan keseimbangan etno-pengakuan yang telah terkonsolidasi selama berabad-abad," sambungnya.
Dia kemudian menekankan bahwa Moskow telah secara konsisten menyerukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di kawasan itu melalui cara-cara politik dan diplomatik dan dengan sepenuhnya mematuhi hukum internasional.
Dalam pidato yang dibacakan Wakil Menteri Luar Negeri, Mikhail Bogdanov di konferensi Timur Tengah dari Klub Diskusi Internasional Valdai, disebutkan bahwa stabilitas Timur Tengah dicapai dengan perjuangan keras selama berabad-abad. Namun, setelah tercapai, Barat merusaknya dengan memaksakan nilai-nilai mereka.
"Timur Tengah, yang telah mengalami periode ujian berat, masih memegang tempat sentral dalam agenda global. Baik di masa depan pemerintah kawasan, keamanan internasional dan stabilitas bergantung pada bagaimana situasi akan berkembang di sana," bunyi pidato Lavrov, seperti dilansir Tass pada Selasa (19/2).
"Metode rekayasa geopolitik, upaya memaksakan model pembangunan asing dan nilai-nilai pada rakyat Timur Tengah dan Afrika Utara, terutama melalui penggunaan kekuatan, telah menyebabkan melemahnya atau runtuhnya negara-negara dan gelombang terorisme internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. di sejumlah negara. Selain itu, telah menyebabkan krisis migrasi besar-besaran, mengacaukan keseimbangan etno-pengakuan yang telah terkonsolidasi selama berabad-abad," sambungnya.
Dia kemudian menekankan bahwa Moskow telah secara konsisten menyerukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di kawasan itu melalui cara-cara politik dan diplomatik dan dengan sepenuhnya mematuhi hukum internasional.
(esn)