Filipina Belum Bisa Pastikan Pelaku Pemboman Gereja Adalah WNI
A
A
A
JAKARTA - Pihak Filipina sampai saat ini masih terus melakukan pemeriksaan DNA terhadap jenazah korban atau mungkin tersangka serangan bom gereja di Jolo, Filipina Selatan. Dua orang warga negara Indonesia (WNI) sempat disebut sebagai pelaku serangan bom yang menewaskan 23 orang itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassir mengatakan, sejauh melakukan uji DNA, otoritas Filipina masih terus melakukan investigasi terkait insiden yang menewaskan sedikitnya 23 orang itu. Tim dari Kepolisian Republik Indonesia, papar Arrmanantha, juga turut membantu dalam proses penyelidikan tersebut.
"Mereka telah melakukan uji DNA terhadap jenazah-jenazah yang ditemukan di gereja tersebut. Dari hasil identifikasi DNA yang mereka temukan, semuanya cocok dengan DNA korban," ucap Arrmanantha pada Jumat (15/2).
Dirinya kemudian mengatakan, setelah melakukan uji DNA terhadap sekitar 20 jenazah, pihak berwenang Filipina belum bisa memastikan bahwa pelaku pengeboman adalah WNI.
"Ada sekitar 20-an jenazah yang DNA korban sudah terkonfirmasi dan mereka cocok dengan DNA keluarga korban. Mereka belum bisa mengonfirmasi dari tes DNA bahwa pelakunya adalah warga negara Indonesia," ucapnya.
Kabar mengenai keterlibatan WNI dalam serangan ini sendiri pertama kali dihembuskan oleh Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano. Ano mengatakan, dia yakin sepasangan suami istri asal Indonesia berada di belakang serangan itu.
Ano kemudian mengatakan, pasangan itu telah menerima bantuan dari Abu Sayyaf. Dia mengatakan, mereka yang merencanakan serangan itu berada di bawah instruksi seorang operatif yang katanya telah diakui oleh ISIS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassir mengatakan, sejauh melakukan uji DNA, otoritas Filipina masih terus melakukan investigasi terkait insiden yang menewaskan sedikitnya 23 orang itu. Tim dari Kepolisian Republik Indonesia, papar Arrmanantha, juga turut membantu dalam proses penyelidikan tersebut.
"Mereka telah melakukan uji DNA terhadap jenazah-jenazah yang ditemukan di gereja tersebut. Dari hasil identifikasi DNA yang mereka temukan, semuanya cocok dengan DNA korban," ucap Arrmanantha pada Jumat (15/2).
Dirinya kemudian mengatakan, setelah melakukan uji DNA terhadap sekitar 20 jenazah, pihak berwenang Filipina belum bisa memastikan bahwa pelaku pengeboman adalah WNI.
"Ada sekitar 20-an jenazah yang DNA korban sudah terkonfirmasi dan mereka cocok dengan DNA keluarga korban. Mereka belum bisa mengonfirmasi dari tes DNA bahwa pelakunya adalah warga negara Indonesia," ucapnya.
Kabar mengenai keterlibatan WNI dalam serangan ini sendiri pertama kali dihembuskan oleh Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano. Ano mengatakan, dia yakin sepasangan suami istri asal Indonesia berada di belakang serangan itu.
Ano kemudian mengatakan, pasangan itu telah menerima bantuan dari Abu Sayyaf. Dia mengatakan, mereka yang merencanakan serangan itu berada di bawah instruksi seorang operatif yang katanya telah diakui oleh ISIS.
(esn)