Trump Bersumpah Akhiri 'Perang Tanpa Akhir' di Afghanistan

Rabu, 06 Februari 2019 - 13:39 WIB
Trump Bersumpah Akhiri...
Trump Bersumpah Akhiri 'Perang Tanpa Akhir' di Afghanistan
A A A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengatakan pemerintahannya telah mempercepat perundingan dengan Taliban untuk penyelesaian politik di Afghanistan , dan akan dapat mengurangi pasukan Amerika Serikat (AS) di sana ketika perundingan berlanjut untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika.

"Negara-negara besar tidak berperang tanpa akhir," kata Trump dalam pidato kenegaraan tahunannya kepada Kongres, di mana ia juga mengatakan pasukan AS hampir mengalahkan militan Negara Islam (ISIS) di Suriah dan sudah waktunya untuk membawa mereka pulang.

Setelah 17 tahun perang di Afghanistan, Trump memuji pasukan AS dengan menyebut mereka mempunyai keberanian yang tak tertandingi.

"Berkat keberanian mereka, kami sekarang dapat mengejar solusi politik yang mungkin untuk konflik yang panjang dan berdarah ini," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/2/2019).

Dia mengatakan pemerintahannya mengadakan pembicaraan konstruktif dengan sejumlah kelompok, termasuk Taliban.

“Ketika kita membuat kemajuan dalam negosiasi ini, kita akan dapat mengurangi kehadiran pasukan kita dan fokus pada kontra-terorisme. Dan kami memang akan fokus pada penanggulangan terorisme,” ujar Trump.

Trump tidak memberikan rincian tentang kapan dia akan membawa pulang 14.000 tentara AS yang sekarang berada di Afghanistan.

Pasukan pimpinan AS pada tahun 2001 menggulingkan kelompok garis keras Taliban karena menyembunyikan militan al-Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 11 September.

"Kami tidak tahu apakah kami akan mencapai kesepakatan - tetapi kami tahu bahwa setelah perang dua dekade, waktunya telah tiba untuk setidaknya mencoba perdamaian," ucap Trump.

Pada bulan Desember lalu, seorang pejabat AS mengatakan Trump berencana untuk menarik lebih dari 5.000 tentara AS di Afghanistan. Keputusan ini memicu kekhawatiran tentang apakah pasukan yang lebih kecil akan dapat memenuhi misi yang sedang berjalan dan menstabilkan negara.

Ketika dia berkampanye dalam pemilu presiden 2016 lalu, Trump mengatakan dia ingin lebih fokus pada masalah dalam negeri daripada konflik asing.

Namun, pengumuman Trump yang akan menarik pasukan AS dari Suriah yang tiba-tiba pada bulan Desember memicu kekhawatiran negara sekutu dan banyak pejabat AS, yang cemas militan Negara Islam tetap menjadi ancaman.

Dalam pidatonya, Trump mengatakan Negara Islam menguasai lebih dari 20.000 mil persegi wilayah di Irak dan Suriah. "Hari ini, kita telah membebaskan hampir semua wilayah itu dari cengkeraman monster haus darah ini," tukasnya.

Setelah pidatonya, Perwakilan Demokrat Eliot Engel, ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan rencana Trump menarik pasukan dari Suriah tampaknya tidak dipikirkan dengan baik, dan dapat menempatkan sekutu AS seperti Kurdi dan Israel dalam bahaya, sembari memberdayakan Iran.

"Kami mungkin akan kembali lagi di masa mendatang, dengan lebih banyak bahaya bagi pasukan kami," kata Engel.

Sebelumnya pada hari Selasa, Jenderal Joseph Votel, kepala Komando Pusat militer, memperingatkan bahwa Negara Islam akan menimbulkan ancaman yang berkelanjutan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8597 seconds (0.1#10.140)