Suhu -49 Derajat Celsius, Layanan Publik Amerika Serikat Lumpuh

Sabtu, 02 Februari 2019 - 11:44 WIB
Suhu -49 Derajat Celsius,...
Suhu -49 Derajat Celsius, Layanan Publik Amerika Serikat Lumpuh
A A A
CHICAGO - Musim dingin di Amerika Serikat (AS) terus memburuk. Dengan suhu mencapai -49 derajat Celsius atau sama seperti di Kutub Arktik, puluhan juta warga AS rawan terkena radang dingin (frostbite) dan hipotermia.

Selain itu, fasilitas dan layanan publik di sejumlah negara bagian AS tidak dapat beroperasi. Sejauh ini, sedikitnya 21 warga AS tewas. Suhu ekstrem itu juga membuat rumah sakit di Chicago sibuk menerima dan merawat pasien.

Dokter Stathis Pulakidas dari RS John H Stroger Jr harus menangani sekitar 50 pasien korban radang dingin, beberapa di antaranya bahkan harus menjalani amputasi karena sudah akut. “Situasinya sangat mengerikan.

Sebagian pasien menderita luka radang dingin yang serius di kaki dan tangan sehingga harus diamputasi agar tidak menjalar ke bagian yang lain,” ujar Dokter Pulakidas, dikutip cnn.com. Mayoritas korban radang dingin yang ditangani Dokter Pulakidas adalah gelandangan dan orang tua.

Jumlah korban radang dingin dikhawatirkan akan bertambah mengingat cuaca ekstrem belum kunjung mereda di AS. Radang dingin, kata Dokter Pulakidas, dapat menjangkit tubuh manusia selambatnya dalam 10 menit.

Hal itu bergantung pada jenis pakaian yang dikenakan, konsumsi minuman alkohol, dan usia korban. Pernyataan Dokter Pula kidas bukan tanpa alasan. Saat ini suhu di 11 negara bagian AS mencapai titik terendah, bahkan lebih rendah dari kawasan utara Alaska.

Dakota, Minnesota, Illinois, Iowa, Indiana, Michigan, New Hampshire, Wisconsin, New York, dan Pennsylvania rata-rata memiliki suhu di bawah -14 derajat Celsius. “Kondisi ini sama seperti di Utqiagvik, yang juga dikenal Kota Barrow di utara Lingkaran Arktik,” kata ahli meteorologi AS, Taylor Ward.

Ahli meteorologi lainnya, Dave Hennen, mengatakan bahwa pada Kamis (31/1) yang menjadi masa puncak, lebih dari 216 juta warga AS di terjang suhu dingin di bawah titik beku, termasuk suhu subzero. Cuaca ekstrem di AS diperkirakan akan mereda secara bertahap akhir pekan ini.

Suhu di Chicago akan merangkak naik dari -25 derajat Celsius menuju suhu yang lebih hangat. Kondisi sebelumnya sempat lebih buruk hingga tercatat mencapai -41 derajat Celsius akibat adanya angin kencang yang sangat dingin.

Delapan orang tewas di Iowa, empat di antaranya akibat tabrakan di jalanan licin. Belasan orang juga tewas di Illinois, Michigan, Minnesota, Indiana, dan Wisconsin. Seekor zebra di Indiana juga tewas setelah terjebak di dalam pagar baja.

Penyebabnya diduga akibat udara yang mengkristal di dalam paru-paru. Atas kondisi buruk itu, Layanan Pos AS terpaksa menutup operasi pengiriman barang dan surat di Illinois, Indiana, Michigan, Ohio, Pennsylvania, dan Wisconsin.

Begitu pun dengan Gedung Pemerintah di beberapa negara bagian. Lebih dari 3.600 penerbangan dari dan ke bandara AS juga terpaksa ditunda atau dibatalkan. Inggris juga mengalami situasi serupa.

Sedikitnya 2.000 sekolah yang memiliki 800.000 murid diliburkan menyusul suhu dingin mencapai titik terendah sejak tujuh tahun terakhir. Pemerintah setempat juga memperingatkan warganya agar berhati-hati mengingat hujan salju kali ini dapat membahayakan kesehatan.

Australia Kekeringan

Sebaliknya dari AS dan Inggris, Australia justru mengalami kebakaran dan kekeringan terburuk selama beberapa bulan terakhir. Peternak sapi, Dunford, harus mencari sumber lain untuk memenuhi pangan ternaknya mengingat wilayahnya mengalami suhu panas ekstrem.

Dia bahkan cemas tidak akan mampu bertani lagi. “Kita dapat melihat debu tanah yang beterbangan ditiup angin. Udaranya begitu panas,” kata Dunford. Kondisi ini setidaknya dialami warga di delapan wilayah Australia.

Bahkan, di beberapa daerah, aspal jalan raya meleleh dan banyak hewan serta ikan yang tewas secara massal. Suhu di sana mencapai 46,6 derajat Celsius. Badan Meteorologi Australia menyebut suhu ekstrem ini sebagai rekor terburuk di sepanjang sejarah dan terjadi di luar dugaan.

Dengan suhu ekstrem, tubuh manusia akan cepat lelah. Pemerintah setempat meminta warganya untuk tetap berada di rumah, minum cukup, dan mengurangi aktivitas fisik. Para ilmuwan di Australia mendesak pemerintah setempat untuk mengatasi kondisi ini dengan mencegah perubahan iklim semakin memburuk.

Ilmuwan senior CSIRO Climate Science Center, Michael Grose, memperkirakan dalam skenario terburuk suhu ekstrem di atas 40 derajat Celsius akan mencapai hingga 22 hari. “Bahkan jika kita sukses menjaga kadar emisi di titik terendah, rekor suhu panas itu tetap akan tinggi,” kata Grose.

Pada Januari, dua peternak meminta bantuan sambil memegang dua bangkai ikan yang tewas. Bangkai ikan tersebut hanyalah dua dari ribuan bangkai ikan yang mulai terurai di atas sungai yang mengering.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0955 seconds (0.1#10.140)