Soros Sebut Presiden China Musuh Masyarakat Paling Berbahaya
A
A
A
DAVOS - Miliarder liberal dan penengah politik terkenal George Soros melabeli Presiden China Xi Jinping sebagai musuh paling berbahaya bagi masyarakat terbuka. Beijing menganggap tuduhan itu merupakan distorsi besar yang tidak layak untuk ditanggapi.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss pada hari Jumat, Soros menyerang sistem "kredit sosial" China dan kemajuan teknologinya. Menurutnya, dengan mengatakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pembelajaran mesin (machine learning), Xi menempatkan dirinya sebagai rezim represif. "Musuh paling berbahaya yang dihadapi masyarakat terbuka," katanya.
"Tiongkok (China) bukan satu-satunya rezim otoriter di dunia, tetapi tidak diragukan lagi itu adalah yang terkaya, terkuat, dan paling maju dalam pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan," kata Soros.
Soros selama ini dikenal menggunakan uangnya untuk mengorganisasi dan mendukung gerakan antipemerintah yang dia anggap menindas.
"Sumber harapan utama terhadap Xi adalah orang-orang Tiongkok, yang aspirasinya, sangat berbeda dari rezim," katanya.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menilai tuduhan Soros sebagai pembelokkan fakta.
"Sudah jelas siapa yang membuka pintu dan membangun jalan dan siapa yang menutup pintu dan membangun tembok," kata Hua, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (26/1/2019).
"Pernyataan oleh orang-orang tertentu, yang menggambarkan hitam sebagai fakta putih dan membelokkan, sama sekali tidak ada gunanya dan bahkan tidak layak untuk ditanggapi," imbuh dia.
"Kami berharap orang Amerika yang relevan dapat memperbaiki sikapnya, tidak berpikiran pendek, dan memiliki pendapat yang objektif, rasional, dan benar tentang perkembangan China," papar Hua.
Soros menjalankan Open Society Foundations (OSF), sebuah jaringan pemberi hibah yang luas dengan tujuan membuat pemerintah terbuka untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab kepada rakyat.
Usaha politik Soros yang kontroversial mencakup serangan terhadap Presiden AS Donald Trump, menyumbang untuk kampanye yang mempromosikan referendum Brexit kedua di Inggris, dan membantu revolusi Ukraina pada tahun 2004 dan 2014.
Sepak terjang Soros mendapat pujian dari kaum liberal di seluruh dunia dan membuat OSF dilarang di Hongaria dan Turki. Rusia juga melarang keberadaan OSF di wilayahnya.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss pada hari Jumat, Soros menyerang sistem "kredit sosial" China dan kemajuan teknologinya. Menurutnya, dengan mengatakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pembelajaran mesin (machine learning), Xi menempatkan dirinya sebagai rezim represif. "Musuh paling berbahaya yang dihadapi masyarakat terbuka," katanya.
"Tiongkok (China) bukan satu-satunya rezim otoriter di dunia, tetapi tidak diragukan lagi itu adalah yang terkaya, terkuat, dan paling maju dalam pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan," kata Soros.
Soros selama ini dikenal menggunakan uangnya untuk mengorganisasi dan mendukung gerakan antipemerintah yang dia anggap menindas.
"Sumber harapan utama terhadap Xi adalah orang-orang Tiongkok, yang aspirasinya, sangat berbeda dari rezim," katanya.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menilai tuduhan Soros sebagai pembelokkan fakta.
"Sudah jelas siapa yang membuka pintu dan membangun jalan dan siapa yang menutup pintu dan membangun tembok," kata Hua, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (26/1/2019).
"Pernyataan oleh orang-orang tertentu, yang menggambarkan hitam sebagai fakta putih dan membelokkan, sama sekali tidak ada gunanya dan bahkan tidak layak untuk ditanggapi," imbuh dia.
"Kami berharap orang Amerika yang relevan dapat memperbaiki sikapnya, tidak berpikiran pendek, dan memiliki pendapat yang objektif, rasional, dan benar tentang perkembangan China," papar Hua.
Soros menjalankan Open Society Foundations (OSF), sebuah jaringan pemberi hibah yang luas dengan tujuan membuat pemerintah terbuka untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab kepada rakyat.
Usaha politik Soros yang kontroversial mencakup serangan terhadap Presiden AS Donald Trump, menyumbang untuk kampanye yang mempromosikan referendum Brexit kedua di Inggris, dan membantu revolusi Ukraina pada tahun 2004 dan 2014.
Sepak terjang Soros mendapat pujian dari kaum liberal di seluruh dunia dan membuat OSF dilarang di Hongaria dan Turki. Rusia juga melarang keberadaan OSF di wilayahnya.
(mas)