Mahathir Mohamad Indikasikan Serahkan Kekuasaan pada Anwar Ibrahim
A
A
A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengindikasikan bahwa ia akan menyerahkan jabatan perdana kepada Anwar Ibrahim, sebagaimana telah disetujui oleh aliansi Pakatan Harapan (PH), meskipun ada seruan oleh partainya untuk menyelesaikan masa jabatannya.
PH adalah koalisi yang teridiri dari dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Parti Keadilan Rakyat yang dipimpin oleh Anwar, Partai Aksi Demokratik dan Parti Amanah Negara.
Baca juga: Mahathir Minta Orang Melayu Jadi Penyelamat Malaysia
Dalam pertemuan tahunan kedua PPBM, Mahathir mengatakan dia telah setuju dengan syarat akan menjadi Perdana Menteri sementara saat pemilu bulan Mei lalu, dan ia akan menepati janji ini.
"Saya menyadari seruan agar Perdana Menteri lama ini tetap bertahan. Tetapi, kita hanya bisa memenangkan pemilihan dengan partai-partai koalisi kita, dan untuk memiliki koalisi ini, salah satu syaratnya adalah bahwa Perdana Menteri, mantan musuh mereka, hanya dapat menjadi Perdana Menteri sementara," kata Mahathir, seperti dilansir Strait Times pada Senin (31/12).
Mahathir kemudian mengatakan, dia tidak senang mendengar kondisi ini, tetapi pada saat itu prioritas untuk aliansi oposisi PH adalah untuk menggulingkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
"Saya harus menerima syarat untuk menyingkirkan Najib dan kami tidak bisa melakukan apa pun selama Najib berkuasa. Itulah sebabnya kita duduk bersama, dan berpelukan di antara musuh lama. Itu terlihat sangat aneh, tapi sekarang terlihat normal ketika Anda melihat saya duduk dengan musuh di meja yang sama," katanya.
"Dalam perjuangan, kita harus memberi dan menerima. Jika kita keras kepala dan bersikeras, kita akan dihancurkan dan kita tidak akan mendapatkan apa yang kita inginkan," tukasnya.
PH adalah koalisi yang teridiri dari dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Parti Keadilan Rakyat yang dipimpin oleh Anwar, Partai Aksi Demokratik dan Parti Amanah Negara.
Baca juga: Mahathir Minta Orang Melayu Jadi Penyelamat Malaysia
Dalam pertemuan tahunan kedua PPBM, Mahathir mengatakan dia telah setuju dengan syarat akan menjadi Perdana Menteri sementara saat pemilu bulan Mei lalu, dan ia akan menepati janji ini.
"Saya menyadari seruan agar Perdana Menteri lama ini tetap bertahan. Tetapi, kita hanya bisa memenangkan pemilihan dengan partai-partai koalisi kita, dan untuk memiliki koalisi ini, salah satu syaratnya adalah bahwa Perdana Menteri, mantan musuh mereka, hanya dapat menjadi Perdana Menteri sementara," kata Mahathir, seperti dilansir Strait Times pada Senin (31/12).
Mahathir kemudian mengatakan, dia tidak senang mendengar kondisi ini, tetapi pada saat itu prioritas untuk aliansi oposisi PH adalah untuk menggulingkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
"Saya harus menerima syarat untuk menyingkirkan Najib dan kami tidak bisa melakukan apa pun selama Najib berkuasa. Itulah sebabnya kita duduk bersama, dan berpelukan di antara musuh lama. Itu terlihat sangat aneh, tapi sekarang terlihat normal ketika Anda melihat saya duduk dengan musuh di meja yang sama," katanya.
"Dalam perjuangan, kita harus memberi dan menerima. Jika kita keras kepala dan bersikeras, kita akan dihancurkan dan kita tidak akan mendapatkan apa yang kita inginkan," tukasnya.
(esn)