Faktor Teknis dan Keamanan, Afghanistan Undur Pemilu Presiden
A
A
A
KABUL - Pemilihan umum (pemilu) di Afghanistan, untuk memilih Presiden yang baru di negara tersebut dilaporkan telah diundur selama tiga bulan ke depan. Pemilu itu awalnya direncanakan digelar pada April 2019 mendatang.
Ketua komisi pemilu Afghanistan, Gulajan Abdulbadi Sayaad mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan pihaknya memutuskan untuk mengundur pemilu, salah satunya adalah faktor keamanan.
"Kami dalam keadaan tidak siap untuk menggelar pemilu pada April 2019, karena masalah teknis, masalah keamanan dan juga karena cuaca yang terlampau dingin," kata Sayaaf dalam sebuah pernyataan.
"Pemilu dijadwal ulang dan rencananya akan digelar pada tanggal 20 Juli 2019," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (31/12).
Pemilu terakhir di Afghanistan yang berlangsung pada 2014 lalu diwarnai oleh klaim penyimpangan yang hampir meluas dan hampir membawa negara itu ke dalam jurang perang saudara baru.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kala itu, yakni John Kerry campur tangan dan meyakinkan dua saingan utama, Mohammad Ashraf Ghani yang merupakan Presiden Afghanistan saat ini dan Abdullah Abdullah, untuk membentuk pemerintah persatuan nasional.
Ketua komisi pemilu Afghanistan, Gulajan Abdulbadi Sayaad mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan pihaknya memutuskan untuk mengundur pemilu, salah satunya adalah faktor keamanan.
"Kami dalam keadaan tidak siap untuk menggelar pemilu pada April 2019, karena masalah teknis, masalah keamanan dan juga karena cuaca yang terlampau dingin," kata Sayaaf dalam sebuah pernyataan.
"Pemilu dijadwal ulang dan rencananya akan digelar pada tanggal 20 Juli 2019," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (31/12).
Pemilu terakhir di Afghanistan yang berlangsung pada 2014 lalu diwarnai oleh klaim penyimpangan yang hampir meluas dan hampir membawa negara itu ke dalam jurang perang saudara baru.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kala itu, yakni John Kerry campur tangan dan meyakinkan dua saingan utama, Mohammad Ashraf Ghani yang merupakan Presiden Afghanistan saat ini dan Abdullah Abdullah, untuk membentuk pemerintah persatuan nasional.
(esn)