Fotografer China Pemenang Penghargaan Hilang di Xinjiang

Kamis, 29 November 2018 - 11:29 WIB
Fotografer China Pemenang Penghargaan Hilang di Xinjiang
Fotografer China Pemenang Penghargaan Hilang di Xinjiang
A A A
BEIJING - Fotografer China Lu Guang hilang dan kemungkinan ditahan aparat keamanan China saat mengunjungi wilayah Xinjiang.

Lu merupakan pemenang penghargaan World Press Photo hingga tiga kali. “Dia diundang ke Xinjiang untuk mengikuti berbagai acara fotografi di wilayah ibu kota Urumqi pada akhir Oktober,” ungkap istri Lu, Xu Xiaoli, dalam posting di internet.

Xu terakhir kali menghubungi Lu pada 3 November saat dia melakukan perjalanan sendirian di Kota Kashgar dan sejak saat itu tidak mendengar kabar darinya. Xu kemudian menghubungi istri orang yang mengundang Lu ke Xinjiang dan mendapat kabar bahwa dua pria itu dibawa oleh para pejabat keamanan.

“Dia pergi ke Kashgar sendirian. Kemudian, berdua, dia dan temannya dibawa,” ujar Xu yang tinggal di New York City pada kantor berita Reuters. Xu menjelaskan, dia tidak menerima informasi resmi apa pun tentang penahanan Lu dan tidak dapat menghubungi kepolisian Xinjiang.

“4 Desember merupakan ulang tahun pernikahan kami ke-21. Dia seharusnya merayakan bersama kami. Sejak saya kehilangan kontak dengannya, hari demi hari terasa seperti tahun demi tahun,” kata Xu. Pemerintah Xinjiang belum memberikan komentar tentang laporan ini.

Saat konferensi pers rutin di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Geng Shuang menyatakan dia tidak mengetahui kasus tersebut. Karya fotografi Lu yang meraih penghargaan fokus pada berbagai isu lingkungan dan sosial di China, termasuk polusi udara, kecanduan narkoba, dan orang yang hidup dengan AIDS.

China menghadapi banyak kritik dari para aktivis, akademisi, pemerintahan asing, dan para pakar hak asasi manusia (HAM) atas penahanan massal dan pengawasan terhadap minoritas muslim Uighur di Xinjiang. Otoritas China selalu menyangkal tuduhan telah menekan etnik atau agama tertentu.

Oktober lalu Pemerintah Amerika Serikat (AS) meninjau ulang cara mengurangi ekspor teknologi AS yang dapat digunakan China untuk mengawasi dan mengasingkan minoritas muslim Uighur di Xinjiang. Langkah AS itu dilakukan seiring berbagai laporan terjadi penahanan massal pada etnik Uighur dan minoritas lain di wilayah Xinjiang. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4370 seconds (0.1#10.140)