Jack Ma, Orang Terkaya China Ternyata Anggota Partai Komunis
A
A
A
BEIJING - Jack Ma, orang terkaya di China dan salah satu pendiri raksasa e-commerce Alibaba, diidentifikasi sebagai anggota Partai Komunis China. Koran resmi partai tersebut, People's Daily, telah mengonfirmasi keanggotaannya.
Awalnya, surat kabar itu menyatakan Ma, ketua eksekutif Alibaba Group dan kapitalis paling terkemuka di negara itu, berada dalam daftar 100 orang China yang telah membuat kontribusi luar biasa untuk pembangunan negara itu selama 40 tahun terakhir. Laporan berlanjut dengan menyebutnya sebagai anggota Partai Komunis China.
Laporan itu sekilas terdengar kontradiktif bahwa sosok Ma yang kaya adalah anggota sebuah organisasi yang mulai menyerukan pemberdayaan kaum proletar. Tetapi afiliasi politiknya tidak mengejutkan banyak warga dan pengamat China.
Meskipun masih terbuka secara umum prinsip-prinsip Karl Marx, Partai Komunis China secara besar-besaran meninggalkan doktrin kolektivis di era pasca-Mao Zedong, yakni membebaskan pengusaha swasta untuk membantu membangun ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat tersebut.
Faktanya, laporan itu mengungkapkan sebuah partai yang ingin membuktikan keabsahannya dengan mengafiliasi dirinya dengan kisah sukses kapitalis. Jack Ma adalah bintang teknologi di China, dan keanggotaannya di partai itu dapat mendorong orang lain untuk mengikuti kepemimpinannya.
"Bahkan Jack Ma adalah anggota partai," kata Kellee Tsai, dekan humaniora dan ilmu sosial di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong. "Bukankah itu membuat Anda ingin bergabung juga dengan partai?," katanya lagi, seperti dikutip New York Times, Selasa (27/11/2018).
Alibaba menolak berkomentar soal itu. The Hurun Report, sebuah organisasi penelitian di Shanghai yang melacak orang kaya di China, memperkirakan Ma dan kekayaan bersih keluarganya mencapai 270 miliar renminbi atau USD39 miliar.
Partai berkuasa di negara itu tidak sepenuhnya eksklusif. Anggotanya mewakili hampir 7 persen populasi China. Jajarannya termasuk pejabat pemerintah, pengusaha dan bahkan pembangkang. Menjadi anggota sering menunjukkan keinginan untuk membangun jaringan dan tampil maju daripada mengekspresikan pandangan politik seseorang.
Khusus untuk pebisnis, masalah kemanfaatan adalah yang lebih sering ditonjolkan dalam keanggotaan. Keanggotaan partai memberikan lapisan perlindungan di negara di mana perlindungan kepemilikan pribadi sering secara sembarangan diabaikan.
Meskipun konstitusinya masih menggambarkan anggotanya sebagai “pejuang garis depan kelas buruh China dengan kesadaran komunis” partai telah membelok dari akar komunis dan menyambut masuknya pengusaha swasta sejak tahun 2001. Beberapa orang terkaya di China adalah anggota partai, termasuk Wang Jianlin dari Dalian Wanda Group; konglomerat properti dan hiburan, dan Xu Jiayin dari Evergrande Group; pengembang properti.
Tidak jelas kapan Ma bergabung dengan partai itu atau berapa banyak dia membayar iuran. Partai menetapkan iuran sebesar 2 persen dari gaji bulanan untuk anggota berpenghasilan tinggi.
Kekuatan elite pengusaha China telah meredup sejak Xi Jinping menjadi pemimpin tertinggi negara itu pada tahun 2012. Di bawah Xi, Partai Komunis memainkan peran yang lebih besar bukan hanya dalam politik China, tetapi juga ekonomi dan kehidupan sehari-hari.
Guo Yuhua, seorang profesor sosiologi di Universitas Tsinghua di Beijing dan seorang kritikus partai mengatakan pengungkapan keanggotaan Ma mencerminkan pemikiran bahwa partai telah mengendalikan ekonomi dan masyarakat.
"Ini akan mundur dari era Deng Xiaoping, ketika partai mengadvokasi pemisahan partai dan pemerintah," katanya, mengacu pada pemimpin partai yang pada akhirnya memerintah China selama tahun-tahun awal reformasi pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Pengungkapan itu juga menarik perhatian karena Jack Ma di masa lalu berusaha menjaga jaraknya dari pemerintah. Ketika ditanya di depan umum bagaimana dia mengatur hubungan dengan pemerintah, dia sering berkata; "Jatuh cinta pada pemerintah, tetapi jangan menikah."
Tetapi ketika Presiden Xi Jinping mengencangkan kontrol ideologis dan kekuatan negara berkembang, banyak pengusaha sukses telah menunjukkan kesetiaan pada partai tersebut.
Awalnya, surat kabar itu menyatakan Ma, ketua eksekutif Alibaba Group dan kapitalis paling terkemuka di negara itu, berada dalam daftar 100 orang China yang telah membuat kontribusi luar biasa untuk pembangunan negara itu selama 40 tahun terakhir. Laporan berlanjut dengan menyebutnya sebagai anggota Partai Komunis China.
Laporan itu sekilas terdengar kontradiktif bahwa sosok Ma yang kaya adalah anggota sebuah organisasi yang mulai menyerukan pemberdayaan kaum proletar. Tetapi afiliasi politiknya tidak mengejutkan banyak warga dan pengamat China.
Meskipun masih terbuka secara umum prinsip-prinsip Karl Marx, Partai Komunis China secara besar-besaran meninggalkan doktrin kolektivis di era pasca-Mao Zedong, yakni membebaskan pengusaha swasta untuk membantu membangun ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat tersebut.
Faktanya, laporan itu mengungkapkan sebuah partai yang ingin membuktikan keabsahannya dengan mengafiliasi dirinya dengan kisah sukses kapitalis. Jack Ma adalah bintang teknologi di China, dan keanggotaannya di partai itu dapat mendorong orang lain untuk mengikuti kepemimpinannya.
"Bahkan Jack Ma adalah anggota partai," kata Kellee Tsai, dekan humaniora dan ilmu sosial di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong. "Bukankah itu membuat Anda ingin bergabung juga dengan partai?," katanya lagi, seperti dikutip New York Times, Selasa (27/11/2018).
Alibaba menolak berkomentar soal itu. The Hurun Report, sebuah organisasi penelitian di Shanghai yang melacak orang kaya di China, memperkirakan Ma dan kekayaan bersih keluarganya mencapai 270 miliar renminbi atau USD39 miliar.
Partai berkuasa di negara itu tidak sepenuhnya eksklusif. Anggotanya mewakili hampir 7 persen populasi China. Jajarannya termasuk pejabat pemerintah, pengusaha dan bahkan pembangkang. Menjadi anggota sering menunjukkan keinginan untuk membangun jaringan dan tampil maju daripada mengekspresikan pandangan politik seseorang.
Khusus untuk pebisnis, masalah kemanfaatan adalah yang lebih sering ditonjolkan dalam keanggotaan. Keanggotaan partai memberikan lapisan perlindungan di negara di mana perlindungan kepemilikan pribadi sering secara sembarangan diabaikan.
Meskipun konstitusinya masih menggambarkan anggotanya sebagai “pejuang garis depan kelas buruh China dengan kesadaran komunis” partai telah membelok dari akar komunis dan menyambut masuknya pengusaha swasta sejak tahun 2001. Beberapa orang terkaya di China adalah anggota partai, termasuk Wang Jianlin dari Dalian Wanda Group; konglomerat properti dan hiburan, dan Xu Jiayin dari Evergrande Group; pengembang properti.
Tidak jelas kapan Ma bergabung dengan partai itu atau berapa banyak dia membayar iuran. Partai menetapkan iuran sebesar 2 persen dari gaji bulanan untuk anggota berpenghasilan tinggi.
Kekuatan elite pengusaha China telah meredup sejak Xi Jinping menjadi pemimpin tertinggi negara itu pada tahun 2012. Di bawah Xi, Partai Komunis memainkan peran yang lebih besar bukan hanya dalam politik China, tetapi juga ekonomi dan kehidupan sehari-hari.
Guo Yuhua, seorang profesor sosiologi di Universitas Tsinghua di Beijing dan seorang kritikus partai mengatakan pengungkapan keanggotaan Ma mencerminkan pemikiran bahwa partai telah mengendalikan ekonomi dan masyarakat.
"Ini akan mundur dari era Deng Xiaoping, ketika partai mengadvokasi pemisahan partai dan pemerintah," katanya, mengacu pada pemimpin partai yang pada akhirnya memerintah China selama tahun-tahun awal reformasi pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Pengungkapan itu juga menarik perhatian karena Jack Ma di masa lalu berusaha menjaga jaraknya dari pemerintah. Ketika ditanya di depan umum bagaimana dia mengatur hubungan dengan pemerintah, dia sering berkata; "Jatuh cinta pada pemerintah, tetapi jangan menikah."
Tetapi ketika Presiden Xi Jinping mengencangkan kontrol ideologis dan kekuatan negara berkembang, banyak pengusaha sukses telah menunjukkan kesetiaan pada partai tersebut.
(mas)