Meksiko Belum Buat Kesepakatan dengan AS
A
A
A
MEXICO CITY - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Meksiko yang segera dilantik, Olga Sanchez Cordero, menyatakan belum ada kesepakatan apa pun antara pemerintahan baru Meksiko dan Amerika Serikat (AS) terkait aplikasi para pencari suaka.
Menurut Cordero, tak ada kesepakatan mengharuskan para pencari suaka menunggu di Meksiko sementara aplikasi mereka diproses pengadilan AS. Cordero merupakan mendagri dalam pemerintahan baru Presiden terpilih Andres Manuel Lopez Obrador yang akan mulai menjabat pada 1 Desember mendatang.
Cordero menepis laporan Washington Post bahwa Meksiko akan mendeklarasikan “negara ketiga aman” untuk para pencari suaka. Washington Post melaporkan kesepakatan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang disebut “Tetap di Meksiko” yang mengutip apa disebut Cordero sebagai “solusi jangka pendek.”
Menurut Washington Post, jika para migran tetap tinggal di Meksiko saat aplikasi suaka mereka di AS sedang diproses dapat mengakhiri sistem “tangkap dan bebaskan” yang hingga sekarang mengizinkan pencari suaka menunggu di wilayah AS.
“Para migran di Perbatasan Selatan tidak akan diizinkan masuk AS hingga klaim mereka secara individual disetujui pengadilan. Kami hanya akan mengizinkan mereka yang masuk ke negara kami secara legal. Selain itu, kebijakan sangat kuat kami ialah Tangkap dan Tahan. Tak ada Pembebasan di AS,” tweet Trump, Sabtu (24/11), dilansir kantor berita Reuters.
Trump juga mengancam menutup perbatasan selatan AS jika diperlukan. Cordero menyatakan situasi kafilah migran sangat rumit. Dia tidak langsung menepis bahwa Meksiko dapat menampung para migran di wilayahnya sementara aplikasi pencari suaka mereka diproses AS. Namun, Cordero menyatakan, tidak ada rencana untuk status “negara ketiga aman”.
Jika Meksiko mengakui status “negara ketiga aman”, maka para pencari suaka harus mengklaim status pengungsi di Meksiko dan bukannya di AS. Para aktivis migrasi berpendapat Meksiko tidak memiliki kondisi aman bagi para migran yang menyelamatkan diri dari kekerasan di Amerika Tengah.
Artikel yang mengutip pernyataan pejabat Meksiko dan anggota tim transisi Lopez Obrador menyatakan kesepakatan akan mengubah aturan pencari suaka yang telah berlaku lama dan menciptakan penghalang baru bagi migran Amerika Tengah yang hendak mengungsi di AS.
Managing Director Human Rights Watch AS, Alison Leal Parker menyatakan, “Rencana itu upaya menyedihkan oleh AS untuk melepas tanggung jawab. Warga Amerika Tengah telah menghadapi kesulitanserius di Meksiko.” (Syarifudin)
Menurut Cordero, tak ada kesepakatan mengharuskan para pencari suaka menunggu di Meksiko sementara aplikasi mereka diproses pengadilan AS. Cordero merupakan mendagri dalam pemerintahan baru Presiden terpilih Andres Manuel Lopez Obrador yang akan mulai menjabat pada 1 Desember mendatang.
Cordero menepis laporan Washington Post bahwa Meksiko akan mendeklarasikan “negara ketiga aman” untuk para pencari suaka. Washington Post melaporkan kesepakatan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang disebut “Tetap di Meksiko” yang mengutip apa disebut Cordero sebagai “solusi jangka pendek.”
Menurut Washington Post, jika para migran tetap tinggal di Meksiko saat aplikasi suaka mereka di AS sedang diproses dapat mengakhiri sistem “tangkap dan bebaskan” yang hingga sekarang mengizinkan pencari suaka menunggu di wilayah AS.
“Para migran di Perbatasan Selatan tidak akan diizinkan masuk AS hingga klaim mereka secara individual disetujui pengadilan. Kami hanya akan mengizinkan mereka yang masuk ke negara kami secara legal. Selain itu, kebijakan sangat kuat kami ialah Tangkap dan Tahan. Tak ada Pembebasan di AS,” tweet Trump, Sabtu (24/11), dilansir kantor berita Reuters.
Trump juga mengancam menutup perbatasan selatan AS jika diperlukan. Cordero menyatakan situasi kafilah migran sangat rumit. Dia tidak langsung menepis bahwa Meksiko dapat menampung para migran di wilayahnya sementara aplikasi pencari suaka mereka diproses AS. Namun, Cordero menyatakan, tidak ada rencana untuk status “negara ketiga aman”.
Jika Meksiko mengakui status “negara ketiga aman”, maka para pencari suaka harus mengklaim status pengungsi di Meksiko dan bukannya di AS. Para aktivis migrasi berpendapat Meksiko tidak memiliki kondisi aman bagi para migran yang menyelamatkan diri dari kekerasan di Amerika Tengah.
Artikel yang mengutip pernyataan pejabat Meksiko dan anggota tim transisi Lopez Obrador menyatakan kesepakatan akan mengubah aturan pencari suaka yang telah berlaku lama dan menciptakan penghalang baru bagi migran Amerika Tengah yang hendak mengungsi di AS.
Managing Director Human Rights Watch AS, Alison Leal Parker menyatakan, “Rencana itu upaya menyedihkan oleh AS untuk melepas tanggung jawab. Warga Amerika Tengah telah menghadapi kesulitanserius di Meksiko.” (Syarifudin)
(nfl)