China Sedang Bikin Matahari Buatan di Bumi

Kamis, 15 November 2018 - 01:16 WIB
China Sedang Bikin Matahari...
China Sedang Bikin Matahari Buatan di Bumi
A A A
BEIJING - China sedang membuat matahari buatan untuk membantu mengembangkan energi murah dan bersih di bumi dengan menggunakan fusi nuklir. Suhu panas yang dihasilkan nanti akan mencapai 100 juta derajat Celsius.

Proyek matahari buatan ini digarap oleh Institut Ilmu Fisika Hefei China. Laporan tentang proyek simulator matahari berbasis bumi ini muncul hanya beberapa minggu setelah Beijing mengaku sedang membuat bulan purnama buatan sebagai pengganti lampu penerang di negara tersebut.

Mengutip Firstpost, Kamis (15/11/2018), panas dari matahari yang sebenarnya diperkirakan mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius. Dengan demikian, matahari buatan China jauh lebih panas.

Tetapi para ilmuwan Beijing percaya bahwa suhu panas dari matahari buatan itu adalah suhu minimum yang diperlukan untuk menciptakan kondisi yang cocok untuk fusi nuklir.

Pada suhu 100 juta derajat Celcius, dimungkinkan untuk memaksa partikel deuterium dan tritium yang bermuatan bersama-sama untuk membuatnya berfusi. Biasanya partikel-partikel ini saling tolak, membuat fusi tidak mungkin tanpa suhu internal yang besar.

Deuterium dan tritium adalah isotop hidrogen dan stok yang tersedia untuk digunakan. Satu perusahaan Tokamak Energy mengklaim bahwa dimungkinkan untuk membuat reaktor fusi untuk pembangkit listrik pada tahun 2030.

Tujuan dari proyek bernama Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) atau Tokamak Superkonduktor Eksperimental Canggih adalah untuk memahami fusi nuklir dan menggunakannya sebagai sumber alternatif energi di bumi.

Fusi nuklir dapat menciptakan sejumlah besar kekuatan tanpa risiko kehancuran dan dengan sedikit penciptaan limbah berbahaya. Fusi bergantung pada penggabungan dua inti bukannya memecah atom dengan cara yang dilakukan reaktor fisi nuklir.

Kesulitan mempertahankan reaksi di bumi cukup besar. EAST harus mampu bertahan hidup pada temperatur yang sangat besar dan perlu melakukannya untuk waktu yang lama agar praktis untuk menghasilkan energi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1529 seconds (0.1#10.140)