Bayi di Malaysia Meninggal Diperkosa, Hati Ibunya Hancur
A
A
A
KUALA LUMPUR - Meninggalnya bayi perempuan berusia sembilan bulan di Malaysia usai diperkosa dan disodomi seorang pria telah memicu kemarahan publik. Ibu korban mengaku hancur hatinya ketika melihat kondisi putrinya.
Bayi bernama Zara meninggal hari Jumat lalu, 9 November 2018, atau dua hari setelah diserang secara brutal. Pelakunya adalah suami babysitter (pengasuh) korban.
Menurut polisi, hasil pemeriksaan medis menunjukkan selaput dara dan bagian anus korban robek akibat pemerkosaan dan sodomi.
"Hati saya sakit ketika saya melihat kondisi Zara yang menyayat hati," kata ibu korban, Noraihan Ab Aziz, 22, kepada Bernama, Senin (12/11/2018).
"Selama kasus Zara tidak diselesaikan, selama pelaku tidak dihukum, saya tidak akan merasa tenang," katanya. "Saya serahkan kepada polisi untuk menyelidiki dan mengambil tindakan yang tepat terhadap pelaku."Baca Juga: Bayi 9 Bulan Meninggal usai Diperkosa Suami Pengasuhnya
Noraihan dan suaminya, Muhammad Zainal Abduk Rahaman, 27, dan putra mereka, Muhamad Alif Zamani, 4, telah mudik ke kampung halaman mereka di Rantau Panjang di Kelantan, di mana mereka mengubur jenazah Zara pada hari Sabtu.
Dalam posting Facebook setelah kematian Zara, Noraihan menulis; "Kamu dalam damai di sana sayangku...Tunggu ibu di surga." Dia juga mem-posting foto dirinya bersama Zara, saat si bayi masih hidup dan dan saat akan dimakamkan.
Noraihan, yang bekerja sebagai operator pabrik di Bandar Baru Bangi, dekat Kuala Lumpur, mengatakan dia tidak pernah menduga hal seperti ini akan terjadi pada putrinya.
Dia mengatakan rumah sakit menghubunginya pada Rabu malam lalu dan memberi tahu bahwa bayinya berada dalam kondisi kritis. Babysitter dan suaminya membawanya ke rumah sakit.
"Si babysitter sudah menelepon saya lima kali, tapi ponsel saya sedang berada di luar jangkauan pada saat itu," kata Noraihan.
"Setibanya di rumah sakit, saya menemukan babysitter merasa sangat menyesal, tetapi suaminya hanya tenang seolah-olah tidak ada yang terjadi."
Noraihan mengatakan dia mempekerjakan babysitter tersebut dua bulan yang lalu setelah dia mem-posting di Facebook bahwa dia mencari seseorang untuk mengurus Zara. Babysitter itu lantas menghubunginya dan menyatakan sanggup merawat Zara.
"Saya pergi menemuinya, dan dari caranya berbicara pada saya, saya tidak melihat ada yang mencurigakan," kata Noraihan. "Namun, pada saat itu, suami babysitter dan putranya yang berusia 20 bulan tidak ada di rumah," ujarnya.
Noraihan berharap cobaan ini akan menjadi pelajaran bagi orang tua lainnya untuk lebih berhati-hati ketika memilih babysitter.
Baik babysitter dan suaminya telah ditangkap polisi Malaysia.
Menurut polisi, suami babysitter yang bekerja sebagai pemangkas rambut, telah positif menggunakan metamfetamin.
Bayi bernama Zara meninggal hari Jumat lalu, 9 November 2018, atau dua hari setelah diserang secara brutal. Pelakunya adalah suami babysitter (pengasuh) korban.
Menurut polisi, hasil pemeriksaan medis menunjukkan selaput dara dan bagian anus korban robek akibat pemerkosaan dan sodomi.
"Hati saya sakit ketika saya melihat kondisi Zara yang menyayat hati," kata ibu korban, Noraihan Ab Aziz, 22, kepada Bernama, Senin (12/11/2018).
"Selama kasus Zara tidak diselesaikan, selama pelaku tidak dihukum, saya tidak akan merasa tenang," katanya. "Saya serahkan kepada polisi untuk menyelidiki dan mengambil tindakan yang tepat terhadap pelaku."Baca Juga: Bayi 9 Bulan Meninggal usai Diperkosa Suami Pengasuhnya
Noraihan dan suaminya, Muhammad Zainal Abduk Rahaman, 27, dan putra mereka, Muhamad Alif Zamani, 4, telah mudik ke kampung halaman mereka di Rantau Panjang di Kelantan, di mana mereka mengubur jenazah Zara pada hari Sabtu.
Dalam posting Facebook setelah kematian Zara, Noraihan menulis; "Kamu dalam damai di sana sayangku...Tunggu ibu di surga." Dia juga mem-posting foto dirinya bersama Zara, saat si bayi masih hidup dan dan saat akan dimakamkan.
Noraihan, yang bekerja sebagai operator pabrik di Bandar Baru Bangi, dekat Kuala Lumpur, mengatakan dia tidak pernah menduga hal seperti ini akan terjadi pada putrinya.
Dia mengatakan rumah sakit menghubunginya pada Rabu malam lalu dan memberi tahu bahwa bayinya berada dalam kondisi kritis. Babysitter dan suaminya membawanya ke rumah sakit.
"Si babysitter sudah menelepon saya lima kali, tapi ponsel saya sedang berada di luar jangkauan pada saat itu," kata Noraihan.
"Setibanya di rumah sakit, saya menemukan babysitter merasa sangat menyesal, tetapi suaminya hanya tenang seolah-olah tidak ada yang terjadi."
Noraihan mengatakan dia mempekerjakan babysitter tersebut dua bulan yang lalu setelah dia mem-posting di Facebook bahwa dia mencari seseorang untuk mengurus Zara. Babysitter itu lantas menghubunginya dan menyatakan sanggup merawat Zara.
"Saya pergi menemuinya, dan dari caranya berbicara pada saya, saya tidak melihat ada yang mencurigakan," kata Noraihan. "Namun, pada saat itu, suami babysitter dan putranya yang berusia 20 bulan tidak ada di rumah," ujarnya.
Noraihan berharap cobaan ini akan menjadi pelajaran bagi orang tua lainnya untuk lebih berhati-hati ketika memilih babysitter.
Baik babysitter dan suaminya telah ditangkap polisi Malaysia.
Menurut polisi, suami babysitter yang bekerja sebagai pemangkas rambut, telah positif menggunakan metamfetamin.
(mas)