20 Rahun Jadi Mata-mata Rusia, Eks Kolonel Austria Diciduk
A
A
A
WINA - Mantan kolonel Austria ditangkap oleh pihak berwenang karena diduga telah menjadi mata-mata untuk Rusia selama 20 tahun. Begitu laporan yang diturunkan media Austria Kronen Zeitung mengutip jaksa kepala Salzburg Robert Holzleitner
Namun media itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kemajuan penyelidikan.
Sementara media Austria lainnya, Die Presse, melaporkan bahwa tersangka dalam skandal spionase itu telah mengaku melakukan kejahatan.
Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl menyatakan harapan bahwa Moskow akan bekerja sama dengan Wina dalam kasus spionase, lapor kantor berita APA Austria, mengutip pernyataan menteri.
"Kami mengharapkan kerja sama komprehensif dari pihak Rusia dalam penyelidikan (ke dalam kasus mantan kolonel)," katanya seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (11/11/2018).
Setelah pengumuman bahwa kolonel Austria berusia 70 tahun yang dicurigai menjadi mata-mata untuk Rusia, Moskow memprotes Wina karena menggunakan "diplomasi megafon" alih-alih menggunakan saluran komunikasi diplomatik tradisional untuk menyelesaikan masalah bilateral.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia "tidak dapat diterima" dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Austria, Karin Kneissl. Lavrov kemudian mengatakan bahwa duta besar Austria akan dipanggil mengingat tuduhan baru-baru ini.
Wina mengumumkan pada 9 November bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas tuduhan bahwa seorang pensiunan kolonel telah menjadi mata-mata untuk Rusia selama sekitar 20 tahun, sejak tahun 1990-an. Austria juga membatalkan kunjungan mendatang Menteri Luar Negeri Karin Kneissl ke Moskow terkait skandal itu.
Namun media itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kemajuan penyelidikan.
Sementara media Austria lainnya, Die Presse, melaporkan bahwa tersangka dalam skandal spionase itu telah mengaku melakukan kejahatan.
Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl menyatakan harapan bahwa Moskow akan bekerja sama dengan Wina dalam kasus spionase, lapor kantor berita APA Austria, mengutip pernyataan menteri.
"Kami mengharapkan kerja sama komprehensif dari pihak Rusia dalam penyelidikan (ke dalam kasus mantan kolonel)," katanya seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (11/11/2018).
Setelah pengumuman bahwa kolonel Austria berusia 70 tahun yang dicurigai menjadi mata-mata untuk Rusia, Moskow memprotes Wina karena menggunakan "diplomasi megafon" alih-alih menggunakan saluran komunikasi diplomatik tradisional untuk menyelesaikan masalah bilateral.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia "tidak dapat diterima" dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Austria, Karin Kneissl. Lavrov kemudian mengatakan bahwa duta besar Austria akan dipanggil mengingat tuduhan baru-baru ini.
Wina mengumumkan pada 9 November bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas tuduhan bahwa seorang pensiunan kolonel telah menjadi mata-mata untuk Rusia selama sekitar 20 tahun, sejak tahun 1990-an. Austria juga membatalkan kunjungan mendatang Menteri Luar Negeri Karin Kneissl ke Moskow terkait skandal itu.
(ian)