RI-Australia Pimpin Pertemuan Regional Soal Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Australia pimpin pertemuan sembilan negara bahas penanggulangan di kawasan. Selain Indonesia dan Australia, negara lain yang terlibat dalam pertemuan ini antara lain Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Filipina, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Thailand.
Menkopolhukam Wiranto menuturkan, pertemuan ini ditujukan untuk membahas kerjasama antara kesembilan negara dalam menanggulangi dan memerangi terorisme dalam berbagai media.
“Pertemuan ini membahas upaya negara peserta sub regional dalam memberantas tindak pidana terorisme melalui suatu penguatan kerja sama. Kita mencoba merancang program baru yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan terorisme melalui media dan cara-cara baru, baik secara teknis maupun taktik,” ucap Wiranto pada Selasa (6/11).
Dia lalu menyebut, strategi baru dalam pememberantasan terorisme sangat diperlukan. Terutama dengan adanya perkembangan dan perubahan taktik teroris, yang semakin hari semakin canggih.
Wiranto menyatakan, berbagai aksi terorisme yang terjadi, baik di Indonesia ataupun di negara lain menunjukan bahwa kelompok terorisme mulai semakin ekstrim dalam melakukan aksinya, yakni dengan turut serta menggunakan keluarga. Bukan hanya ekstrim, mereka juga semakin canggih dengan memanfaatkan berbagai media untuk menyebarkan paham mereka.
Dirinya menambahkan, hasil diskusi dalam pertemuan hari ini akan kembali dibahas oleh kelompok kerja untuk menentukan rincian kerjasama dan langkah-langkah yang akan diambil.
“Hasil pertemuan ini akan kita tindaklanjuti pada Jakarta working group yang terdiri dari para pejabat-pejabat senior dari 9 negara yang bertugas untuk merumuskan rencana pelaksanaan mentoring kegiatan bersama,” tukasnya.
Menkopolhukam Wiranto menuturkan, pertemuan ini ditujukan untuk membahas kerjasama antara kesembilan negara dalam menanggulangi dan memerangi terorisme dalam berbagai media.
“Pertemuan ini membahas upaya negara peserta sub regional dalam memberantas tindak pidana terorisme melalui suatu penguatan kerja sama. Kita mencoba merancang program baru yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan terorisme melalui media dan cara-cara baru, baik secara teknis maupun taktik,” ucap Wiranto pada Selasa (6/11).
Dia lalu menyebut, strategi baru dalam pememberantasan terorisme sangat diperlukan. Terutama dengan adanya perkembangan dan perubahan taktik teroris, yang semakin hari semakin canggih.
Wiranto menyatakan, berbagai aksi terorisme yang terjadi, baik di Indonesia ataupun di negara lain menunjukan bahwa kelompok terorisme mulai semakin ekstrim dalam melakukan aksinya, yakni dengan turut serta menggunakan keluarga. Bukan hanya ekstrim, mereka juga semakin canggih dengan memanfaatkan berbagai media untuk menyebarkan paham mereka.
Dirinya menambahkan, hasil diskusi dalam pertemuan hari ini akan kembali dibahas oleh kelompok kerja untuk menentukan rincian kerjasama dan langkah-langkah yang akan diambil.
“Hasil pertemuan ini akan kita tindaklanjuti pada Jakarta working group yang terdiri dari para pejabat-pejabat senior dari 9 negara yang bertugas untuk merumuskan rencana pelaksanaan mentoring kegiatan bersama,” tukasnya.
(esn)