Menlu Retno: Laut Bukan Tempat Sampah
A
A
A
DENPASAR - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersamaa Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melepaskan 1.000 ekor tukik atau anak penyu di Pantau Kuta, Bali. Pelepasan ribuan tukik ini adalah bagian dari rangkaian acara Our Ocean Conference.
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno juga melakukan bersih-bersih pantai dengan memungut sampah yang ada di Pantai Kuta. Menurut Retno, salah satu tantangan permasalahan di laut adalah polusi dari sampah plastik. Indonesia berkontribusi atas permasalahan sampah plastik di lautan dan berkomitmen untuk membersihkannya.
"Komitmen itu tidak bisa dilakukan satu individu, tapi memerlukan komitmen semua orang untuk menyayangi laut, untuk tidak membuang sampah di laut dan juga untuk mengurangi pemakaian sampah itu sendiri," tutur Retno kepada awak media, Denpasar, Minggu (28/10/2018).
Dikatakan oleh Retno, bahwa apa yang dilakukan saat ini akan menjadi inspirasi bagi semua orang. "Laut bukan tempat sampah yang besar. Jadi, kalau kita menyayangi kehidupan, kita harus menyayangi laut dan merawatnya," ujar Retno.
Sementara itu, Dubes Denmark untuk Indonesia yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, penting bagi semua pihak untuk mengakhiri permasalahan di laut, seperti polusi sampah plastik di laut
"Saya rasa itu terjadi di seluruh dunia. Tapi, terutama di tempat yang indah seperti bali ini, yang telah dikejutkan dengan berbagai foto sampah plastik di lautnya dan dipantai-pantainya di pagi hari," ujar Rasmus A Kristensen.
Menurutnya, dengan banyaknya masyarakat berkumpul akan meningkatkan kesadaran dan menularkan kepada yang lainnya tentang bagaimana mengkonsumsi dan memproduksi sampah plastik, kemudian mengubah kebiasaan mereka. "Dan, selanjutnya kita bisa bersama-sama mengubah hal itu (kebiasaan membuang polusi sampah plastik di laut)," tukasnya.
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno juga melakukan bersih-bersih pantai dengan memungut sampah yang ada di Pantai Kuta. Menurut Retno, salah satu tantangan permasalahan di laut adalah polusi dari sampah plastik. Indonesia berkontribusi atas permasalahan sampah plastik di lautan dan berkomitmen untuk membersihkannya.
"Komitmen itu tidak bisa dilakukan satu individu, tapi memerlukan komitmen semua orang untuk menyayangi laut, untuk tidak membuang sampah di laut dan juga untuk mengurangi pemakaian sampah itu sendiri," tutur Retno kepada awak media, Denpasar, Minggu (28/10/2018).
Dikatakan oleh Retno, bahwa apa yang dilakukan saat ini akan menjadi inspirasi bagi semua orang. "Laut bukan tempat sampah yang besar. Jadi, kalau kita menyayangi kehidupan, kita harus menyayangi laut dan merawatnya," ujar Retno.
Sementara itu, Dubes Denmark untuk Indonesia yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, penting bagi semua pihak untuk mengakhiri permasalahan di laut, seperti polusi sampah plastik di laut
"Saya rasa itu terjadi di seluruh dunia. Tapi, terutama di tempat yang indah seperti bali ini, yang telah dikejutkan dengan berbagai foto sampah plastik di lautnya dan dipantai-pantainya di pagi hari," ujar Rasmus A Kristensen.
Menurutnya, dengan banyaknya masyarakat berkumpul akan meningkatkan kesadaran dan menularkan kepada yang lainnya tentang bagaimana mengkonsumsi dan memproduksi sampah plastik, kemudian mengubah kebiasaan mereka. "Dan, selanjutnya kita bisa bersama-sama mengubah hal itu (kebiasaan membuang polusi sampah plastik di laut)," tukasnya.
(esn)