Dua Korea dan PBB Sepakat Tarik Senjata dari Perbatasan

SEOUL - Korea Utara (Korut), Korea Selatan (Korsel) dan Komando PBB (UNC) sepakat untuk menarik senjata api dan pos penjaga di desa zona demiliterisasi (MDZ), Panmunjom pekan ini.

Ketiga pihak mengadakan pembicaraan putaran kedua di Panmunjom untuk membahas cara-cara untuk mendemilitarisasi perbatasan, sejalan dengan pakta antar-Korea yang dicapai dalam pertemuan antara pemimpin Korut dan Korsel bulan lalu di Pyongyang.

Pengumuman ini muncul di tengah kekhawatiran AS, bahwa inisiatif militer antar-Korea dapat merusak kesiapan pertahanan dan datang tanpa kemajuan substansial pada denuklirisasi yang dijanjikan Korut.

Korut dan Korsel dikabarkan akan menarik 11 pos penjaga dalam radius 1 km dari DMZ di perbatasan mereka pada akhir tahun. Mereka juga berencana untuk menarik semua senjata api dari Area Keamanan Bersama (JSA) di Panmunjom dan memotong hingga 35 masing-masing jumlah personel yang ditempatkan di sana dan berbagi informasi tentang peralatan pengawasan.

Kedua Korea telah menghapus ranjau di sekitar wilayah itu sebagai bagian dari perjanjian dan mereka menegaskan penyelesaian operasi ranjau pada pembicaraan dengan UNC.

"Kami membahas jadwal penarikan senjata api dan pos penjaga, serta cara menyesuaikan jumlah personel penjaga dan melakukan inspeksi bersama," kata Kementerian Pertahahan Korsel dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (22/10).

UNC yang dipimpin Amerika Serikat (AS), yang telah mengawasi DMZ sejak berakhirnya Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950 hingga 1953, belum mau memberikan komentar mengenai hal ini.

Dua Korea sejatinya, secara teknis masih berperang karena konflik1950-53berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, tetapi hubungan keduanya telah membaik dalam satu tahun terakhir.