Mahathir Ingin ASEAN Punya Peran Lebih Bantu Indonesia
A
A
A
PUTRAJAYA - Komite ASEAN tentang Manajemen Bencana (ACDM) memiliki peran besar dalam mengkoordinir dan memperluas bantuan serta dukungan untuk Indonesia yang tengah dilanda bencana. Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Ia mengatakan beberapa daerah di Sulawesi - Palu, Donggala dan Sigi - mengalami kehancuran besar-besaran dalam bencana gempa dan tsunami. Lebih dari seribu kematian dilaporkan, sementara lebih dari 60 ribu rumah rusak dan 60 ribu orang mengungsi.
"Sementara tragedi seperti itu menyayat hati, sebagai tetangga, kita tidak ingin duduk dan menonton dari pinggir. Tetapi untuk mencoba membantu tanpa koordinasi yang tepat dan perencanaan strategis akan mengakibatkan menyebabkan situasi kacau lebih kacau," kata Mahathir.
"Alih-alih membantu kami mungkin akan berakhir dengan meresahkan tim penyelamat lainnya. Jelas bahwa dalam keadaan seperti itu, ACDM memiliki peran besar untuk dimainkan," sambungnya seperti dikutip dari Straits Times, Kamis (4/10/2018).
Mahathir menyatakan keyakinannya bahwa setiap negara anggota ACDM akan memberikan bantuan kepada Indonesia melalui badan penanganan bencana mereka sendiri.
"Bersama-sama, saya yakin kami dapat membantu tetangga kami untuk meringankan bebannya," ujarnya pada pembukaan pertemuan ke-33 ACDM dan Pertemuan Menteri ASEAN ke-6 tentang Penanggulangan Bencana (AMMDM).
Ia mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan siap untuk menyebarkan tim pencari dan penyelamat serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Indonesia.
Pada acara tersebut, Mahathir juga menyaksikan penyerahan bantuan kemanusiaan senilai Rp3,6 miliar kepada Dana Bantuan Sulawesi. Bantuan itu disampaikan langsung Wan Azizah kepada seorang wakil dari Indonesia.
Mahathir mengatakan bahwa risiko bencana harus ditanggapi dengan serius mengingat tingkat keparahan dampaknya terhadap kehidupan dan penghidupan, serta perkembangan bangsa-bangsa.
Ia mengatakan hampir setengah dari bencana di dunia terjadi di Asia, membuat wilayah ini menjadi daerah yang paling rawan bencana di dunia.
Menurut data global, katanya, untuk periode dari tahun 2000 hingga 2017, wilayah Asia-Pasifik menyumbang 45 persen dari bencana global, 60 persen dari kematian akibat bencana global dan 85 persen dari orang-orang yang terkena dampak bencana global.
"Komitmen kuat ASEAN untuk mengurangi dampak bencana harus tercermin dalam respon bersama terhadap keadaan darurat bencana, selain dari bekerja untuk menjadi pemimpin dunia dalam manajemen bencana," tukas Mahathir.
Ia mengatakan beberapa daerah di Sulawesi - Palu, Donggala dan Sigi - mengalami kehancuran besar-besaran dalam bencana gempa dan tsunami. Lebih dari seribu kematian dilaporkan, sementara lebih dari 60 ribu rumah rusak dan 60 ribu orang mengungsi.
"Sementara tragedi seperti itu menyayat hati, sebagai tetangga, kita tidak ingin duduk dan menonton dari pinggir. Tetapi untuk mencoba membantu tanpa koordinasi yang tepat dan perencanaan strategis akan mengakibatkan menyebabkan situasi kacau lebih kacau," kata Mahathir.
"Alih-alih membantu kami mungkin akan berakhir dengan meresahkan tim penyelamat lainnya. Jelas bahwa dalam keadaan seperti itu, ACDM memiliki peran besar untuk dimainkan," sambungnya seperti dikutip dari Straits Times, Kamis (4/10/2018).
Mahathir menyatakan keyakinannya bahwa setiap negara anggota ACDM akan memberikan bantuan kepada Indonesia melalui badan penanganan bencana mereka sendiri.
"Bersama-sama, saya yakin kami dapat membantu tetangga kami untuk meringankan bebannya," ujarnya pada pembukaan pertemuan ke-33 ACDM dan Pertemuan Menteri ASEAN ke-6 tentang Penanggulangan Bencana (AMMDM).
Ia mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan siap untuk menyebarkan tim pencari dan penyelamat serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Indonesia.
Pada acara tersebut, Mahathir juga menyaksikan penyerahan bantuan kemanusiaan senilai Rp3,6 miliar kepada Dana Bantuan Sulawesi. Bantuan itu disampaikan langsung Wan Azizah kepada seorang wakil dari Indonesia.
Mahathir mengatakan bahwa risiko bencana harus ditanggapi dengan serius mengingat tingkat keparahan dampaknya terhadap kehidupan dan penghidupan, serta perkembangan bangsa-bangsa.
Ia mengatakan hampir setengah dari bencana di dunia terjadi di Asia, membuat wilayah ini menjadi daerah yang paling rawan bencana di dunia.
Menurut data global, katanya, untuk periode dari tahun 2000 hingga 2017, wilayah Asia-Pasifik menyumbang 45 persen dari bencana global, 60 persen dari kematian akibat bencana global dan 85 persen dari orang-orang yang terkena dampak bencana global.
"Komitmen kuat ASEAN untuk mengurangi dampak bencana harus tercermin dalam respon bersama terhadap keadaan darurat bencana, selain dari bekerja untuk menjadi pemimpin dunia dalam manajemen bencana," tukas Mahathir.
(ian)