Zuckerberg Ajari Anak Coding dan Bezos Bahasa Mandarin

Rabu, 03 Oktober 2018 - 10:59 WIB
Zuckerberg Ajari Anak Coding dan Bezos Bahasa Mandarin
Zuckerberg Ajari Anak Coding dan Bezos Bahasa Mandarin
A A A
LOS ANGELES - Sama seperti orang tua umumnya, para miliarder dunia juga menginginkan anak-anaknya bisa lebih pintar dan mendapat ke hidupan yang bahagia kelak.

Namun, status sosial orang tua sebagai miliarder membutuhkan pola asuh (parenting) tak mudah untuk mewujudkannya. Ini seperti dilakukan pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Facebook Mark Zuckerberg yang sejak dini menyiapkan generasinya dengan pengetahuan coding.

Zuckerberg yang merupakan mahasiswa dropout Universitas Harvard itu tak ragu mengajari Maxima Chan Zuckerberg meski anaknya masih berumur dua tahun. Untuk memudahkan pengajaran ilmu coding itu, Zuckerberg mengajari sambil bermain.

Momen ini menjadi momen mengesankan dalam kehidupan sehari-hari Zuckerberg karena dia dan istrinya amat disibukkan dengan aktivitas bisnis dan event. Selain Maxima, Zuckerberg juga telah dikaruniai anak kedua bernama August yang kini berusia satu tahun.

Zuckerberg merupakan salah satu orang terkaya dan berpengaruh di Amerika Serikat (AS). Sampai bulan lalu, jumlah kekayaannya ditaksir mencapai USD 61,7 miliar (Rp927,8 triliun). Seperti di lansir Quartz, Zuck dan istrinya, Priscilla Chan kini sedang mengembangkan skala joint venture Chan Zuckerberg Initiative (CZI).

Sebagai pebisnis, Zuckerberg mencoba memisahkan isu pekerjaan dan momen berkumpul bersama keluarga. Dia tidak pernah membicarakan ide atau bisnis yang sedang dikembangkannya di tengah meja makan di rumah.

“Di hadapan anak-anak, kami tidak membicarakan masalah yang sedang dihadapi, sekali pun mereka masih bayi. Kami terkadang pergi makan malam di luar rumah dan berbincang mengenai CZI,” ujar Zuckerberg.

Senada dengan suaminya, Chan juga memilih diam dan membicarakan topik lain. Dia bahkan pernah berkonsultasi de ngan dokter anak pribadinya terkait hal ini.

Dokter tidak melarang Chan dan Zuckerberg untuk membicarakan berbagai isu yang sedang dihadapinya. Namun, mereka diminta menyertainya dengan solusi.

Chan berasal dari keluarga imigran kelas bawah. Namun, ber kat kerja keras, dedikasi, dan upaya pantang menyerahnya, dia lulus ujian masuk Universitas Harvard, tempat dia mengenyam ilmu biologi dan bertemu Zuckerberg pada 2003.

Setelah lulus, dia menjadi guru dan kembali kuliah di Universitas California. Chan mengaku merupakan perempuan yang sangat sensitif. Dia bahkan meneteskan air mata ketika bercerita tentang masa kecilnya yang serba sulit. Namun, atas latar belakang itulah dia dan suaminya mendirikan CZI.

Lembaga ini merupakan badan amal di bidang pendidikan dan kesehatan dengan aset USD45 miliar. Miliarder lainnya, Jeff Bezos, CEO Amazon.com Inc juga sangat menginginkan sukses menjadi orang tua. Salah satu hal yang dilakukannya ialah mengajari anaknya bahasa kedua.

Dia meyakini bahasa kedua dapat mempertajam kognitif, kesehatan, dan kecerdasan. Anak yang menguasai dua bahasa juga diya kini mampu melindungi diri dari demensia. Bezos dan istrinya, MacKenzie memiliki empat anak.

Mereka telah mendidik anak mereka sebaik yang mereka bisa. “Kami mencoba segala cara, termasuk traveling, eksperimen, inku basi, bahasa Mandarin, program mate matika ala Singapura, dan banyak kegiatan olahraga bersama anak-anak lainnya,” kata MacKenzie.

Bezos dan istrinya ingin anaknya menguasai bahasa Mandarin mengingat pengguna annya mencapai miliaran orang. Selain itu, banyak orang China yang sukses berbisnis di tingkat dunia. Dengan bekal bahasa Mandarin tersebut, mereka berharap anaknya dapat membangun bisnis global pada masa depan.

Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, juga memiliki target dan sistem pola asuh yang unik. Sebagai ahli teknologi, dia justru tidak ingin membiarkan anaknya bermain dan kecanduan gawai. Bahkan meski pun anaknya meronta-ronta, Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates tidak akan pernah menuruti kemauan anaknya itu.

Saat anaknya berusia 14 tahun, Gates juga membuat aturan ketat yang membatasi penggunaan gawai di dalam rumah. “Kami selalu mengatur waktu kapan layar smartphone harus mati. Hal itu membuat anakanak tertidur lebih awal. Saya juga melarang smartphone ketika sedang makan,” kata Gates.

Sepemikiran dengan Gates, salah satu pendiri Apple, Steve Jobs, juga membatasi penggunaan produk rancangannya seperti iPhone atau iPad oleh anak nya. Penulis buku biografi Steve Jobs, Walter Isaacson, pernah menjelaskan, pada malam hari, Steve Jobs akan berdiskusi tentang sejarah bersama anak-anaknya.

“Dia membatasi penggunaan teknologi di sekitar anakanak nya,” kata Isaacson. “Tidak ada anaknya yang berani bermain smartphone atau komputer ketika Bill Gates ada di tengah mereka, terutama ketika makan malam di meja besar sudah tiba. Saya melihat anakanak Bill Gates tidak kecanduan gawai,” tambahnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7268 seconds (0.1#10.140)