Kunjungi Freeport, Dubes AS Dukung Visi 'Win-Win Solution' Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan, Jr., meninjau operasi pertambangan PT Freeport Indonesia (PTFI) dan kontribusinya terhadap pembangunan di Papua dalam lawatannya pada tanggal 21-24 September di Timkia dan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Selain mengunjungi operasi Freeport, Donovan juga bertemu dengan pemuka masyarakat setempat, aparat penegak hukum, alumni program beasiswa yang didanai PTFI, serta warga negara Amerika.
Dalam kunjungannya ini, Donovan juga menyatakan sependapat dengan visi Presiden Jokowi akan hasil “win-win” atau saling menguntungkan dari negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Freeport-McMoRan Inc. terkait perpanjangan izin operasi Freeport.
“Saya kembali ke Jakarta dengan pemahaman yang lebih memadai akan kebutuhan resolusi yang tepat waktu terkait negosiasi izin penambangan Freeport,” ujarnya.
“Win-win solution akan memberikan kepastian bagi investasi Freeport di masa datang dan memastikan komitmen berkelanjutan akan investasi terhadap pengembangan manusia dan ekonomi di Mimika dan wilayah lainnya,” imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (26/9/2018).
Donovan sangat terkesan akan kompleksitas dan skala operasi pertambangan PTFI, terutama rencana peralihan dari pertambangan permukaan ke bawah tanah. Para petinggi PTFI menginformasikan Dubes Donovan bahwa perusahaan tersebut hingga hari ini telah menanamkan investasi sebesar Rp208 triliun (USD14 miliar), dan berencana untuk menambah investasi sebesar Rp298 triliun (USD20 miliar) untuk beberapa tahun ke depan yang merupakan bagian transisi tersebut.
PTFI juga mengatakan bahwa saat pertambangan bawah tanah telah selesai dibangun, PTFI akan menjadi salah satu pengelola operasi pertambangan bawah tanah terbesar dan terkompleks di dunia. Operasi ini mempekerjakan lebih dari 25.000 karyawan, yang 98 persennya adalah warga negara Indonesia.
Secara khusus, Donovan tertarik menyimak kontribusi sebesar Rp256 triliun (USD17,3 miliar) yang dibayarkan PTFI kepada pemerintah Indonesia dari tahun 1992 hingga 2017 dalam bentuk pajak, royalti, dan dividen. Donovan juga mendapatkan informasi tentang kontribusi sebesar lebih dari Rp23 triliun (USD1,6 miliar) dari PTFI untuk pembangunan komunitas dari tahun 1992 hingga 2017.
Dalam lawatannya ini, Dubes Donovan juga mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat, yang didanai oleh PTFI yang dioperasikan dari bagian dari satu persen penghasilan PTFI yang didonasikan secara tahunan ke Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).
Donovan juga berkunjung ke Institut Pertambangan Nemangkawi yang didanai PTFI, yang memberikan pelatihan keterampilan pertambangan untuk masyarakat Indonesia, dan ke area reklamasi Mil 21, dimana PTFI mengembangkan budi daya tanaman di lahan bekas penimbunan tailing.
Dalam pertemuannya dengan para aparat penegak hukum, Donovan mengucapkan terima kasih atas upaya mereka mengejar para militan yang menargetkan warga Indonesia dan para ekspatriat yang tinggal di Tembagapura dan sekitarnya. Donovan juga menegaskan komitmen pemerintah AS dalam mendukung pembangunan kapasitas penegak hukum Indonesia.
Para pemuka masyarakat, termasuk dari masyarakat suku Kamoro dan Amungme, menceritakan kepada Donovan tentang upaya mereka melawan HIV/AIDS, meningkatkan mutu pendidikan, dan menjamin layanan pemerintahan yang adil dan transparan.
Donovan juga bertatap sapa dengan alumni program pertukaran American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) PTFI Community College Initiative Program, yang mendanai pemuda pemudi dari Papua dan Papua Barat untuk belajar di community college di AS selama satu tahun.
Mereka bercerita tentang pengalaman mereka selama di AS, termasuk peningkatan keterampilan menulis dan komunikasi dan kesukarelawanan. Donovan juga mendorong mereka untuk membangun serta mempertahankan jejaring di Indonesia dan di AS serta untuk bergabung dengan program pertukaran Young Southeast Asia Leader’s Initiative (YSEALI).
Dalam kunjungannya ini, Donovan juga menyatakan sependapat dengan visi Presiden Jokowi akan hasil “win-win” atau saling menguntungkan dari negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Freeport-McMoRan Inc. terkait perpanjangan izin operasi Freeport.
“Saya kembali ke Jakarta dengan pemahaman yang lebih memadai akan kebutuhan resolusi yang tepat waktu terkait negosiasi izin penambangan Freeport,” ujarnya.
“Win-win solution akan memberikan kepastian bagi investasi Freeport di masa datang dan memastikan komitmen berkelanjutan akan investasi terhadap pengembangan manusia dan ekonomi di Mimika dan wilayah lainnya,” imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (26/9/2018).
Donovan sangat terkesan akan kompleksitas dan skala operasi pertambangan PTFI, terutama rencana peralihan dari pertambangan permukaan ke bawah tanah. Para petinggi PTFI menginformasikan Dubes Donovan bahwa perusahaan tersebut hingga hari ini telah menanamkan investasi sebesar Rp208 triliun (USD14 miliar), dan berencana untuk menambah investasi sebesar Rp298 triliun (USD20 miliar) untuk beberapa tahun ke depan yang merupakan bagian transisi tersebut.
PTFI juga mengatakan bahwa saat pertambangan bawah tanah telah selesai dibangun, PTFI akan menjadi salah satu pengelola operasi pertambangan bawah tanah terbesar dan terkompleks di dunia. Operasi ini mempekerjakan lebih dari 25.000 karyawan, yang 98 persennya adalah warga negara Indonesia.
Secara khusus, Donovan tertarik menyimak kontribusi sebesar Rp256 triliun (USD17,3 miliar) yang dibayarkan PTFI kepada pemerintah Indonesia dari tahun 1992 hingga 2017 dalam bentuk pajak, royalti, dan dividen. Donovan juga mendapatkan informasi tentang kontribusi sebesar lebih dari Rp23 triliun (USD1,6 miliar) dari PTFI untuk pembangunan komunitas dari tahun 1992 hingga 2017.
Dalam lawatannya ini, Dubes Donovan juga mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat, yang didanai oleh PTFI yang dioperasikan dari bagian dari satu persen penghasilan PTFI yang didonasikan secara tahunan ke Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).
Donovan juga berkunjung ke Institut Pertambangan Nemangkawi yang didanai PTFI, yang memberikan pelatihan keterampilan pertambangan untuk masyarakat Indonesia, dan ke area reklamasi Mil 21, dimana PTFI mengembangkan budi daya tanaman di lahan bekas penimbunan tailing.
Dalam pertemuannya dengan para aparat penegak hukum, Donovan mengucapkan terima kasih atas upaya mereka mengejar para militan yang menargetkan warga Indonesia dan para ekspatriat yang tinggal di Tembagapura dan sekitarnya. Donovan juga menegaskan komitmen pemerintah AS dalam mendukung pembangunan kapasitas penegak hukum Indonesia.
Para pemuka masyarakat, termasuk dari masyarakat suku Kamoro dan Amungme, menceritakan kepada Donovan tentang upaya mereka melawan HIV/AIDS, meningkatkan mutu pendidikan, dan menjamin layanan pemerintahan yang adil dan transparan.
Donovan juga bertatap sapa dengan alumni program pertukaran American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) PTFI Community College Initiative Program, yang mendanai pemuda pemudi dari Papua dan Papua Barat untuk belajar di community college di AS selama satu tahun.
Mereka bercerita tentang pengalaman mereka selama di AS, termasuk peningkatan keterampilan menulis dan komunikasi dan kesukarelawanan. Donovan juga mendorong mereka untuk membangun serta mempertahankan jejaring di Indonesia dan di AS serta untuk bergabung dengan program pertukaran Young Southeast Asia Leader’s Initiative (YSEALI).
(ian)